IBU - Malaikat duniaku #5
IBU - Malaikat duniaku
Sumber : (google.com)
Kali ini, aku akan berbicara tentang sesosok yang selalu kukagumi, sosok yang selalu memotivasiku, sosok yang terus membuatku bangkit jika aku terpuruk dalam kesedihan, tidak ada wanita di dunia ini yang kucintai melebihi cintaku kepada ibuku.
Sejak kecil aku selalu diberikan perhatian lebih dari ibuku, aku selalu diberikan kasih yang lebih dibandingkan abang-abangku, walaupun ibuku tetap menyayangi mereka, namun aku merasa diriku diperlakukan berbeda, aku selalu dimanjanya, aku selalu diciumnya, dan aku selalu dipeluknya. Dari kecil aku selalu diberikan kehangatan oleh ibuku, ia adalah sosok yang paling mengerti akan diriku.
Pada saat diriku menduduki bangku sekolah dasar, seingatku ketika aku masih duduk di bangku kelas 4 SD, aku telah kehilangan orang yang paling aku sayangi di dunia ini, sosok pria yang paling kucintai dan kukagumi, ia adalah ayahku, ia meninggalkanku untuk selama-lamanya karena penyakitnya yang tak kunjung sembuh. Aku sangat terpuruk ketika itu, aku merasakan ada sesuatu yang hilang dari diriku, walaupun umurku pada saat itu masih sangat kecil. Aku masih belum bisa membedakan mana yang baik untukku, dan mana yang buruk untukku. Namun yang kurasakan saat itu adalah kepedihan, dan keterpurukan. Air mataku tidak bisa kubendung saaat itu, aku tidak akan pernah bisa lagi mencium tangan ayahku, mencium pipi ayahku, dan aku tidak akan pernah bisa untuk memeluknya lagi, semua tinggal kenangan.
Tapi semua yang kurasakan saat itu, belum sepadan dengan apa yang dirasakan oleh ibuku, ia benar-benar terpukul dengan keadaan pada saat itu, ia kehilangan suami yang sangat dicintainya, ia kehilangan orang yang paling dia kagumi, dan ia telah kehilangan sosok cinta sejatinya di dunia. Pada saat itu ibuku hanya bisa berharap dan berdoa kepada Allah jika suatu saat nanti ia kembali kepadanya, maka ia berharap akan disatukan kembali dengan orang yang dicintainya, yaitu ayahku.
Ibuku adalah sosok yang luar biasa, ia bagaikan sesosok malaikat bagiku yang diturunkan oleh Allah kepadaku di dunia. Entah bagaimana aku harus membalas jasanya kepadaku, yang jelas, aku sangat mencintainya.
Dulu ibuku sempat depresi dengan keadaan yang terus memburuk, ia merasa tidak akan mampu untuk menghidupi dan menafkahi diriku dan abang-abangku. Namun Allah mempunyai cerita lain, ia diberikan kekuatan oleh Allah untuk menjadi tulang punggung keluargaku, berbagai pekerjaan telah ia lalui demi memberi makan sesuap nasi untukku dan abang-abangku. Bagiku, ia adalah sosok yang sangat istimewa dan takkan pernah dapat tergantikan.
Kini aku telah beranjak dewasa, aku telah menyelesaikan pendidikan ku di Sekolah Menengah Atas, dan sekarang aku telah menjadi seorang mahasiswa di salah satu kampus yang ada di daerahku, yaitu kampus Universitas Teuku Umar. Ketika aku baru menjadi seorang mahasiswa, ibuku selalu berpesan kepadaku “nak, jadilah orang yang berguna bagi orang lain, dan jadilah orang yang jujur, karena dengan kejujuran yang kita miliki, orang lain akan menyayangi kita”.
Selama ini ibuku selalu menjadi orang yang selalu memotivasiku, disaat aku mendapatkan masalah, ibuku selalu ada untukku, disaat aku gelisah akan sesuatu hal, ibuku selalu ada untuk menyemangatiku, dan disaat aku sedang menangis, ibuku selalu ada untuk terus memberikan motivasi kepadaku, sampai aku kembali merasakan kegembiaraan. Dan kegembiraan yang hari ini masih terus aku rasakan adalah kegembiraan ketika melihatnya tersenyum.
Keseharian ibuku adalah pedagang, ia adalah seorang penjual bakso, hasil dari itu semua ia gunakan untuk menghidupi dan menafkahiku. Tidak jarang ia pernah melalui masa-masa sulit disaat tidak ada satu orang pun yang membeli dagangannya, kesedihan pun tampak terlihat dari wajahnya, tapi ia mencoba menyembunyikannya dariku dengan tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Ia memang istimewa, ia memang seperti sosok malaikat bagiku, aku sangat bersyukur kepada Allah masih dapat melihat senyumnya setiap hari.
Dulunya aku adalah orang yang tidak tau arah tujuan, hidupku tidak karuan, hidupku selalu dipenuhi dengan kesenangan sesaat, aku tidak memikirkan kebahagiaan ibuku, sedikitpun tidak pernah terbayangkan bagaimana caraku untuk membahagiakannya. Seiring waktu aku terus seperti itu, sampailah pada saat dimana aku mendapatkan hidayah dari Allah, aku sangat bersyukur Allah masih menyayangiku dan masih memberikan hidayahnya kepadaku, aku menjadi orang yang sangat bersalah karena telah menyia-nyiakan waktuku untuk hal yang tidak bermanfaat.
Kini aku telah berubah, dan aku telah mempunyai arah tujuan. Hidupku saat ini sepenuhnya aku berjuang hanya untuk membahagiakan ibuku, melihatnya tersenyum, dan membuatnya bangga akan diriku, aku ingin membuktikan kepada dunia, bahwa anak seorang pedagang bakso, juga mampu untuk berdiri diatas. Hal itu aku capai dengan membawa pulang berita bahagia kepada ibuku saat ia sedang berjualan, bahwa anaknya, anak yang ia besarkan dengan kerja kerasnya, kini telah berhasil membuatnya bangga, melihatnya tersenyum bahagia, dan melihatnya tersenyum terharu. Ya, aku membawa berita gembira, bahwa aku telah menjuarai sebuah perlombaan, dimana aku adalah orang yang tak diunggulkan, orang yang bodoh, bahkan aku adalah orang yang sering dihina dan dicaci oleh teman-temanku, tapi aku tetap berusaha, aku yakin Allah selalu ada untuk hambanya yang bekerja keras dan terus berdoa kepadanya. Aku mendapatkan peringat pertama, aku mendapatkan juara 1 pada ajang paling bergengsi untuk setiap universitas, yaitu ajang mahasiswa berprestasi, aku mampu membawa dua trophy, pertama juara 1 di tingkat fakultas, dan aku bersyukur Allah juga memberikan kesempatan kepadaku, aku menjuarai ajang MAWAPRES ini di tingkat universitas, aku mendapatkan juara 1.
Tidak tahu apa yang saat itu dirasakan oleh ibuku, yang jelas aku terus melihatnya menangis, dan aku merasa sangat bahagia.
“Bagiku, IBU adalah sosok seperti malaikat yang dikirim kepadaku ke dunia, dan IBU adalah sosok pahlawan dalam hidupku. Sampai kapanpun, aku akan tetap terus menyayanginya, dan aku akan tetap terus membuatnya bahagia”
–kutipan seorang anak pedagang bakso-
penulis :
-Risky Abdullah Saidi-
“Anak seorang pedagang bakso yang mempunyai mimpi menjadi seperti uwais Al-Qarni”
Terimakasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat, dan memberikan kita motivasi untuk terus berjuang di kehidupan ini, siapapun kita dan dari manapun kita berasal, selama kita bergantung dan berharap kepada Allah, maka semuanya akan dipermudah oleh Allah.
Syukran, jazakumullah khair.
Semoga menang bang ya. Semoga mimpinya juga terwujud.
Aamiin
pesemis sy ikut kontes ini..bagus2 sekali tulisan kawan2..luar biasa.
Tidak ada yang tidak mgkn bg, saya hanya berusaha sebisa saya , semangat menulis bg