Biasakan Mencerna Tulisan Secara Utuh
"Hahaha jadi ingin ikut gowes juga bang @ihansunrise"
"Lihat deh, yang komentar ini udah pasti nggak baca tulisannya hhahahaha"
Itulah sepenggal kalimat yang disampaikan @ihansunrise di grup Gam Inong Blogger (GIB) pagi tadi. Tampaknya, seseorang telah keliru menganggap Ihan sebagai lelaki. Padahal dalam tulisannya jelas-jelas Ihan menceritakan bahwa ia menjadi minoritas dari sekumpulan pria.
Sekalipun tanpa penjelasan itu, dari profil Steemit Ihan atau posting-an sebelumnya, kita bisa mencerna: Bahwa pemiliknya adalah seorang wanita.
Source
Tapi begitulah, seperti yang Ihan katakan: “Yang komentar ini udah pasti enggak baca tulisannya”
Kekeliruan dalam memberikan komentar seperti ini semestinya tidak perlu terjadi, jika kita terlebih dahulu membaca sebuah tulisan dengan baik. Mencernanya secara utuh.
Jika tidak, akibatnya ya seperti itu. Berpotensi menjadi bahan candaan bagi orang lain karena kesannya memang jadi lucu. Atau lebih tragis lagi, bisa terjadi kesalahpahaman, yang akhirnya justru menunjukkan kapasitas intlektual kita.
Setiap Tulisan Selalu Punya Makna
Setiap tulisan betapun sederhananya pasti memiliki makna. Sebab tulisan itu terlahir dari pikiran seorang penulis. Ada gagasan yang ingin disampaikannya kepada pembaca. Ada informasi yang hendak disebarnya.
Nah, saat itulah tulisan menjadi jembatan yang menghubungkan antara penulis dan pembaca. Maka keberhasilan transfer informasi ini tidak hanya tergantung dari kemampuan seorang penulis meracik kata. Tapi juga kemampuan pembaca untuk menangkap makna.
Saat pembaca gagal menangkap pesan dalam tulisan, maka terjadilah kesalahpahaman. Jadi, kita memang tidak cukup hanya sekadar membaca. Kita juga harus cerdas dalam mencerna makna setiap tulisan.
Meskipun akhirnya kita juga harus mengakui, bahwa tetap ada bias informasi. Karena setiap pembaca punya latar belakang yang berbeda, sehingga prespektifnya terhadap sebuah cerita juga tak sama.
Tapi setidaknya, sebagai pembaca kita sudah berupaya mencerna secara utuh sebuah tulisan. Kita paham kemana akhirnya arah sebuah tulisan tersebut.
Maka sangat ironis, jika ada orang yang tergesa-gesa memberikan komentar terhadap sebuah tulisan. Namun tidak membaca tulisan tersebut sama sekali.
Memang benar, ada metode membaca dengan cara scanning yaitu membaca tulisan secara cepat. Namun cara ini harus kita pertimbangkan kembali, jika ingin menanggapi sebuah tulisan.
Alih-alih ingin mengkritisi, justru tanggapan kita menjadi boomerang.
Maka, mulai sekarang cobalah untuk mencerna tulisan secara utuh. Pahami dengan baik pesan yang ingin disampaikan seorang penulis. Kita tentu tidak ingin, orang-orang tertawa karena konyolnya kita dalam menanggapi sebuah cerita.
Ya, mulai hari ini marilah menjadi pembaca yang cerdas.
membaca tuntas, membaca cerdas dan kesemuanya akan menjadi persoalan karena kebiasaan pembaca yang mau jalan pintas. Gerakan membaca tuntas perlu terus kita kuatkan @abahharuna, minimal di steemit, penulis dan pembaca punya budaya literasi positif yang akan menular ke kehidupan sehari hari. salem.
Sepakat bang
Steemit bisa menjadi media untuk menggiatkan gerakkan literasi itu.