Menikmati Makanan Kampung

Selamat Sore

Pa kabar di sore ini ....?
Semoga semua kita selalu dalam keadaan sehat walafiat, dan kita semua selalu dalam lindungan Allh SWT. Sore ini sedikit mendung, tapi mendung bukan halangan bagi kita dalam melakukan aktivitas di akhir pekan. Pasti steemian yang sudah berkeluarga sedang menikmati sore nya bersama dengan istri dan anak-anak, dan jika yang sudah punya pacar pasti lagi jalan sore-sore ... nah bagi yang sudah putus alias jomblo sementara pasti sedang melamun mengingatkan momen-momen indah bersama dengan kekasih yang telah putus, dan yang sangat saya sayangin tentunya steemian yang sudah menjadi jomblo sejati, kalau kata anak-anak sekarang (jomblo yang gak bisa move on). Dan saya sendiri sedang bersama dengan istri yang menemani saya dalam menuliskan postingan ini, dan itu satu kebahagian saya.

Steemian sore ini saya akan menuliskan sedikit soal menu makanan yang saya dapatkan, dalam perjalanan saya se kembali dari Aceh Barat. dalam perjalanan pulang dari Aceh Barat, saya dan @enzasteem singgah sebentar di kota Pidie. Singgahan ini untuk membangun silaturrahim dengan kawan-kawan lama, dan tentunya juga sambil melepas lelah dalam perjalanan jauh dari Banda Aceh. Di kota Pidie kami bertemu dengan ketua KNPI Pidie dan juga beberapa kawan saya di masa konflik dulu, pastinya bahasan-bahasan kami sudah tentu pada perkembangan politik menjelang pileg (pemilihan legislatif) 2019. Ada beberapa sahabat saya yang telah memutuskan, untuk mencalonkan diri menjadi balon (bakal calon) anggota DPRK dan DPRA.

Setelah semua selesai dan seduhan kopi sudah saya nikmati, maka langkah selanjutnya saya dan @enzasteem melanjutkan perjalanan. namun @enzasteem mendapat telepon dari sang istri yang memesan** keurupuk mulieng (emping melinjo)**, dan kami putuskan untuk singgah di Beureuenun, karena di sana sentra keureupuk mulieng. Kami singgah di salah satu toko yang menyediakan apa yang menjadi pesanan dari istri @enzasteem. di sela-sela memesan keureupuk mulieng saya melihat ada beberapa jenis makanan yang sering saya santap di masa kecil saya, dan makanan tersebut sudah sangat susah di dapatkan di daerah saya.

Ini adalah eumping breuh (beras yang masih muda dan sudah di tumbuk), makanan ini sering saya makan di saat saya datang ke rumah nenek saya, dan eumping ini di padukan dengan parutan kelapa dan gula, dan ada juga yang memadukan dengan muelisan (manisan air nira). Anak-anak muda jaman mileneal pasti sangat jaran mendapatkan menu makanan seperti ini. Dari cerita nenek saya .. eumping breuh ini menjadi makanan di saat perang dulu.

---

Disaat saya melihat etalase menu makanan yang di atur dengan rapi, saya melihat ada beberapa bungkus menu yang saya pikir itu adalah teri, karena penasaran saya tanyakan sama penjaga toko, ini apa, dan di sebutkan itu boh janeng. Pasti steemin ingat salah satu kandidat gubernur Aceh yang mengajak menanam boh janeng di saat dana Otsus (otonomi khusus) tidak ada lagi. dan dari keterangan tersebut saya simpulkan bahwa boh janeng adalah makanan yang bisa di makan dan tahan lama. Namun saya belum pernah memakan nya, dan tidak tahu proses pembuatan nya dan apa saja campuran dalam pembuatannya.

---

Dan ini adalah** sage (sagu)**, sage adalah makanan yang sering saya makan dan sangat mudah kita dapatkan di pasar-pasar. Bagi masyarakat di daerah timor, sage adalah menu utama makanan mereka dan sage adalah pengganti beras. Nilai kandungan karbohidrat yang tinggi membuat sage sangat bagus di konsumsi dan sangat mudah membuat kita kenyang.

---

Setelah selesai memesan semua, maka saya dan @enzasteem sepakat mengisi perut yang semakin kosong, dan pilihannya jatuh kepada menu bebek bakar ala khas Beureunun dan saya rekomended bagi steemian yang mau ke Banda Aceh untuk singgah di salah satu warung kopi yaitu siang malam. Rasanya yang khas dengan racikan bumbu ala rumahan semakin membuat lidah tidak bisa berhenti untuk mengunyah.

---

---