Cara Melepaskan Emosi Negatif

in Indonesia4 years ago (edited)

IMG-20191008-WA0001.jpg

Akhir-akhir ini aku sering sekali merasa pegal-pegal dan sakit punggung pada bagian bawah, tepatnya pada bagian tulang ekor. Memang dua bulan sebelumnya, aku pernah terpeleset di kamar mandi hingga jatuh dalam posisi terduduk.

Namun, aku tidak merasakan sakit apa pun dan aku bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Dua minggu setelah itu, rasa sakit itu muncul sampai-sampai aku demam dibuatnya. Kemudian aku memutuskan untuk pulang kampung dan melakukan urut di sana dengan tukang urut yang pernah menanganiku saat setelah melahirkan.

Setelah diurut, badanku ada sedikt enakan. Lalu aku dan suami pun kembali ke Banda Aceh membawa anak kami, Cahya. Kali ini tidak ikut serta ibuku, jadi cuma kami bertiga saja yang akan menjalani keluarga kecil ini di ibu kota.

Setiap hari aku menjalankan aktivitas sebagai full time mom tanpa dibantu oleh asisten rumah tangga. Sedangkan suami bekerja dari pagi sampai sore, bahkan kadang pulang larut malam. Rutinitas itu ia lakukan dari hari Senin sampai Jumat, tapi kadang bila ada hal yang harus dikerjakan di akhir pekan, ia tetap keluar dan meninggalkan aku dan Cahya di rumah.

Terkadang aku tersulut emosi karena aku merasa waktunya terlau sedikit buat kami. Pikiran aneh dan macam-macam pun terus merasuki diri yang membuat perasaan marahku muncul padanya. Kami pun sering bertengkar karena urusan kecil, seperti ia telat pulang, lupa menepati janji, atau perncanaan yang dibuat tidak sesuai dengan apa yang dijalankan.

Emosi negatif itu membuatku semakin tertekan, aku pun sering marah-marah tidak jelas. Bahkan satu hari aku pernah memarahi Cahya karena ia terus-terusan merengek. Namun, perasaan bersalah pun muncul setelah aku marah-marah. Begitu pula kepada suamiku, aku cepat sekali terpancing emosi karenanya, tapi setelah itu aku meminta maaf kembali. Dan begitu seterusnya.

Menemukan Buku Healing Code

35404322-bd7d-4d20-a926-663ae0036ae8.jpg

Minggu lalu, aku membereskan rak bukuku yang penuh dengan tumpukan buku. Semenjak ada Cahya, aku jarang sekali mengurus buku-bukuku terlebih ia sangat suka membuat rak bukuku berantakan. Cahya yang sedang aktif-aktifnya menurunkan apa saja yang ada di rak tersebut, jadi setiap hari aku harus membereskan hasil kreasinya.

Pagi minggu itu, aku menata kembali buku-buku sesuai kategorinya. Dan buku-buku yang kuanggap tidak layak lagi ditata di rak tersebut, aku singkirkan. Tinggallah buku-buku yang menurutku bagus untuk dipajang di rak buku yang semakin sempit karena overload oleh buku itu.

1abf2711-f115-489c-b69d-3ba52f7bac56.jpg

Sedang asyik membereskan buku-buku, aku menemukan buku Healing Code. Buku itu aku beli lima tahun lalu bersama mantan pacarku yang kini sudah menjadi suami. Di dalam buku itu dijelaskan cara cepat untuk melepaskan emosi negatif yang bisa menyebabkan 82 penyakit fisik-psikis.

Sepertinya aku perlu membaca ulang buku ini untuk menemukan solusi dari pegal-pegal dan sakit punggung yang kualami. Halaman demi halaman kubaca satu persatu, hingga akhirnya aku menemukan daftar penyakit dan landasan emosi yang menyebabkannya.

Dijelaskan bahwa emosi negatif yang tidak bisa dilepaskan dan terpendam akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak. Ketika emosi negatif tersebut tidak bisa lagi terbendung, maka akan mengakibatkan terganggunya sistem energi tubuh yang memunculkan penyakit fisik dan psikis.

Dari daftar penyakit yang dituliskan di buku tersebut, aku menemukan bahwa pegal-pegal yang kualami selama ini landasan emosinya ialah; kebutuhan untuk dicintai dan disayangi. Kebutuhan untuk dipeluk dan kebosanan menahun.

Aku mengakui bahwa selama ini aku tertekan karena menahan emosi kepada suamiku yang sering pulang larut malam. Aku merasa ia lebih mencintai pekerjaannya dibandingkan diriku. Terlebih aktivitasku yang hanya di rumah membuatku semakin suntuk dan bosan. Sebab dulu sebelum berkeluarga, aktivitasku lebih banyak dihabiskan di luar dibandingkan di rumah.

Rumah hanyalah tempat istirahat ketika lelah, tempat berteduh ketika panas dan hujan, serta tempat pulang ketika tidak ada lagi kegiatan di luar. Namun, sekarang dari pagi sampai paginya lagi, aku menghabiskan waktu di rumah bersama Cahya. Itulah yang menjadi landasan emosi negatifku dan sebagai penyebab badanku pegal-pegal.

Setelah mengetahui hal itu, aku mendiskusikan dengan suamiku. Ia mengerti dengan keadaan dan posisiku saat ini. Jadi, setiap kali aku merasa marah kepadanya dia memelukku agar emosi negatifku bisa terlepas dan tidak menjadi bom waktu.

Berada di dalam pelukannya membuatku benar-benar tenang. Rasa pegal di badan pun jadi hilang. Kini lebih banyak pelukan dan kecupan setiap hari agar aku bisa tenang dan tidak emosional lagi.

Untuk masalah sakit punggung bawah yang kualami, rupanya landasannya karena takut akan uang dan kekurangan dukungan finansial. Aku akui bahwa selama bulan Januari hingga Maret ini, suamiku belum menerima gaji dari kantornya. Sebab gajinya tersbut akan di rembuse di bulan April nanti. Ya, begitulah setiap awal tahun.

Bekerja untuk pemerintahan Aceh memang seperti itu rupanya. Bagi tenaga kontrak seperti suamiku, kami haru mencari sumber penghasilan lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jelas, aku merasa takut dan khawatir tentang kekurangan finasial ini. Apalagi aku mempunyai bayi yang memerlukan banyak kebutuhannya seperti membeli pampers dan susu. Begitu pula asupan makananku harus terpenuhi gizinya agar ASIku bisa lancar untuk mencukupi kebutuhan Cahya.

Dan ternyata ketakutanku itu memunculkan emosi negatif padaku hingga berujung pada sakit punggung yang kualami. Setelah mengetahui penyebab dari landasan emosi dari sakit punggungku, aku pun mencoba untuk tidak terlalu memikirkan urusan finansial ini.

Aku berserah diri kepada Tuhan karena rezekiku, suami, dan anakku sudah diatur olehNya. Tak lupa aku berdoa kepada Allah swt agar diberi kemudahan rezeki menjalani kehidupan ini. Alhamdulillah, setelah menata ulang pemikiran dan ketakutanku, kami diberi rezeki dari sumber lain.

Aku mendapat tawaran kerjasama dari salah satu agency media sosial dengan bayaran yang lumayan untuk memenuhi kebutuhan kami perbulannya. Begitu pula suami mendapat tawaran pemasangan iklan di salah satu media sosial yang dikelolanya. Alhamdulillah, Allah memberi rezeki kami di jalan lain, walau gaji suami belum keluar tapi ada cara lain Allah tunjukkan buat kami.

Anehnya, sakit punggung yang kurasakan pun menghilang. Mungkin karena emosi negatif yang kupendam selama ini sudah terlepaskan, jadi penyakit fisik yang menyertainya pun juga ikut lepas dari tubuh ini.

Nah, bagi kamu yang merasakan sakit fisik maupun psikis, maka cobalah cari landasan emosinya. Setelah mengetahui landasan emosinya kemudian lepaskan segera, insayaallah penyakit fisik dan psikis tersebut juga terlepas dari tubuh seperti yang aku alami.

Berikut aku lampirkan jenis penyakit dan landasan emosinya yang sumbernya dari beuku Healing Code yang ditulis oleh Aswar Saputra (Founder e-EFT Club For Nation Building). Di dalam buku ini juga dijelaskan cara melepaskan emosi negatif dengan cara mengetuk beberapa bagian tubuh tertentu.

P_20210306_230140_1.jpg

P_20210306_230152_1.jpg

P_20210306_230208_1.jpg

P_20210306_230221_1.jpg

Sort:  

Wanita memang suka dimanja

Saleum gulee rampoe 😃

Iya dong, makanya butuh laki-laki sebagai tempat bermanja. 😄
Salam sambal u.

Hehee

Siippp mbak

Coin Marketplace

STEEM 0.15
TRX 0.16
JST 0.028
BTC 68487.80
ETH 2454.84
USDT 1.00
SBD 2.61