Nek Sakdiah dan Sepenggal Kisah Soal Rezeki

in Indonesia4 years ago (edited)

IMG_20210316_103240.jpg

Hola Steemian!

Matahari ini siang gagah betul. Melotot perkasa ke sekalian orang yang hilir mudik di atas punggung dunia. Membuat genangan di tepian jalan yang muncul paska hujan berhari-hari hanya menyisakan lumpur hasil endapan belaka.

Pada siang yang terik inilah, aku bertemu Nek Sakdiah. Wanita asal Gampong Lamreh, Tungkop. Usianya tak lagi muda, kutaksir sekitar enamlima. Nek Sakdiah kutemui saat tengah duduk di muka kantor ku. Menunggu telur asin yang dijajakannya laku.

Aku yang baru saja kembali ke kantor usai rehat makan siang kemudian duduk sejenak bersamanya. Sambil merokok sebatang-dua tentu saja. Bertanya kepadanya telah berapa lama ia berada di sini dan basa-basi biasa soal cuaca. Kepadanya, aku mengeluh tentang betapa teriknya hari ini.

"Laduem tanyoe peureulee keu tarek uroe, laduem na yang meudoa dilakee bak ujeun," sahut nek Sakdiah. Kira-kira artinya, sebahagian kita butuh hari yang cerah untuk beraktifitas, sebahagian lainnya ada yang menggelar doa meminta agar hujan turun.

Nek Sakdiah kemudian bercerita kalau di Tungkop sana, orang-orang sedang sibuk di sawah. Padi yang ditanam beberapa bulan lalu kini telah menguning dan siap di panen. Celaka betul jadinya kalau hujan turun.

indonesia-570647_1280.jpg
img source

"Tanyoe di gampoeng meu udep ngoen pade, menyoe han, jak ek u glee. Meunyoe teungoh keumeukoh lagee nyoe di toh ujeun, basah pade, hek lom bak ta adee." (kita di kampung hidup dengan bertani dan berkebun. Kalau sedang musim panen begini hujan turun, gabah bisa basah. butuh waktu lama menjemurnya)

Nek Sakdiah menyapa beberapa pegawai yang lewat dan menawarkan telurnya. Maksudnya di sini bukan membuat tawar ia punya telur tentu saja. Sebab ia memang tak punya 'telur'. Maksudku, ia meminta orang-orang untuk membeli dagangannya.

Kami lalu bicara panjang. Soal orang-orang yang kini tak punya kerja karena tersingkir teknologi. Menurutnya, keberadaan mobil yang bisa memanen padi secara mekanis membuat orang seperti dia kehilangan kerja. Dahulu, musim panen begini ia dapat mengais rezeki dengan menjadi buruh potong padi.

"Meunan keuh raseuki. Awak seumula troh akhee donya teutap na. Tapi raseuki tanyoe goh lom teunte." (Begitulah rezeki. Petani akan tetap ada hingga kiamat tiba. Tapi rezeki kita belum tentu ada disitu)

paddy-harvest-207964_1280.jpg
img source

Nek Sakdiah kemudian pamit undur diri. Kulirik arloji, pukul 2 lewat 5 menit. Disandangnya kembali tas kain tempatnya menyimpan telur asin milik tetangga yang ia bantu jualkan. Berharap imbalan limaratus rupiah setiap butirnya.

Kurogoh kantong celana. Ada limabelas ribu disana. Kuberi kepada Nek Sakdiah untuk ditukar dengan lima butir telur asin. Aku lantas masuk ke dalam.

Ketika sedang membuat laporan bulanan, aku tak sengaja melirik kembali kantung plastik berisi telur asin. Betapa beruntungnya aku hari ini. Sebuah percakapan yang padat makna dengan seseorang yang tak pernah ku kenal sebelumnya dan entah kapan bisa berjumpa kembali.

Berkat telur asin aku sadar satu hal. Bahwa doa kita agar dibukakan pintu rezeki bisa berarti tertutupnya pintu rezeki orang lain. Bisa juga menghambat rezeki orang. Atau paling tidak, mengurangi sebahagian ia punya Rezeki.

Telur asin ini contohnya. Doa Nek Sakdiah lepas subuh tadi agar dimudahkan rezekinya sebagian di kabulkan tuhan. 5 butir laku padaku. Yang saat ini harus menahan rasa ingin merokok sebab limabelas ribu terakhirku telah kuberi padanya.

Tulisan ini harusnya selesai pada paragraf di atas. Tapi, ini yang harus kalian harus tahu, Uang sejumlah itu bukan untuk telurnya, melainkan untuk sebuah percakapan menyenangkan dan pelajaran berharga soal rezeki. Itu karena, sampai dirumah aku baru sadar, dan aku benar-benar terkejut; ternyata Nek Sakdiah melebihkan sebutir telurnya untukku! dan itu baru ku ketahui setelah memotret telur-telur tersebut untuk postingan ini.


IMG_20210405_200656.jpg
(telur yang kubeli dari Nek Sakdiah. Semuanya ada 6)

Dariku, Nek Sakdiah ternyata tidak mendapat untung barang seperak. Sial betul. Teoriku soal rezeki langsung terbantahkan tepat saat aku sedang menuliskannya. Ternyata, Tuhan tak harus membuka pintu rezeki seseorang dengan mengambil atau menghambat apa yang seharusnya menjadi rezekimu.

Begitu rupanya. Cak bagi rokok lu sebatang.

Salam Manis

@senja.jingga

o1AJ9qDyyJNSpZWhUgGYc3MngFqoAN1PpVnABchWC24SojD2n.jpeg

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.17
JST 0.029
BTC 69212.15
ETH 2511.68
USDT 1.00
SBD 2.57