Belajar dari tetangga Tionghoa

in Indonesia3 years ago

IMG20210804065636.jpg

Di balik jendela, langit gelap masih bergelayut, cuitan burung lemah terdengar, dari suaranya aku tau bahwa ada beberapa jenis burung di luar sana.

Tinggal di pusat kota, dengan mesjid yang cukup dekat, membuat aku tak perlu alarm untuk bangun menunaikan sholat subuh.

IMG20210804065452.jpg

Aku membuka pintu teras kamar, pemandangan tetangga depan Tionghoa selalu sama, lampu teras rumahnya menyala terang, sengaja untuk menerangi meja - meja yang disusun, agar pengunjung gerai mie miliknya nyaman datang walau langit masih temaram.

IMG20210804065556.jpg

Tetangga depanku punya kebiasaan mematikan lampu rumahnya tepat pukul 20.00 WIB, untuk beranjak tidur. Tetapi aku tidak tahu pastinya jam berapa mereka bangun, karena sebelum azan subuh berkumandang, gerai mereka sudah siap dibuka, dengan mie buatan sendiri, yang sudah tersedia lengkap dengan kuah kaldunya.

IMG20210804065237.jpg

Semua bisa sarapan di tempat ini, mie ayam pangsit, dan nasi goreng adalah salah satu menunya. Tak hanya orang Tionghoa yang menikmatinya, tetapi penduduk asli juga senang makan di tempat ini.

Kabarnya tetangga Tionghoa ini sudah tinggal di sini sejak lama. Semua warga kampung ini mengenalnya. Gaya pakaiaan mereka sederhana, istrinya selalu mengenakan kaos dengan celana selutut, sedangkan suaminya cukup mengenakan celana pendek tanpa atasan, saban hari hingga aku benar - benar hafal.

Mereka hidup tanpa kemewahan yang mencolok. Tapi usaha mereka banyak, tak hanya gerai makan, usaha pembuatan kue kering saat lebaran, natal dan tahun baru, menerima jasa penginapan, dan jasa pemotongan rambut, itu hanya sebagian yang aku tau, karena mereka tidak pernah berkata "Aku hebat, usahaku ini lho...".

Tidak pernah sama sekali mereka menyebut apa saja sumber pendapatan mereka, aku tahu karena melihat jejeran mobil terparkir di halaman rumahnya, ternyata dia menyediakan kamar untuk penginapan juga. Begitu juga dengan rak mie dan kue kering buatan mereka, aku tahu karena banyak pembelinya.

Rasa mie dan nasi goreng buatan mereka cukup enak, tetapi yang paling berkesan adalah kue kering buatan mereka. Rasanya sangat khas di lidah, sebuah gigitan kue kering menjelaskan, bagaimana proses pembuatannya berbeda dengan kue kering lain yang sering kita makan.

Rasa manis berpadu aroma bakaran kayu, kue ini melalui pemanggangan yang tidak biasa, yaitu dengan oven tungku, mirip pemanggang pizza klasik dari Italia, kue buatan tetangga Tionghoa ini benar - benar membuat aku merindukan kue kering buatan mereka, karena tak setiap hari tersedia.

IMG20210804065642.jpg

Dari teras kamar, aku menatap sekeliling, langit mulai terang, semburat oranye mulai tampak. Aku memandang tetangga Tionghoaku, aku sadar hidup mereka pasti juga tak mudah, mencari rezeki sedari azan subuh belum berkumandang, disaat yang lain masih terlelap dalam mimpi dan angan.

Aku melihat harapan dan semangat setiap pagi ada di mereka. Belajar dari mereka, bahwa hidup bukan untuk omong besar apalagi mengeluh.

Sort:  

Apakah itu mesjid Alhuda?

He he ketahuan ini dimana ya... Iya ini al huda

😅😅Aku dulu pernah tinggal di belakang mesjid tu.

😂😂 baiklah...

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.031
BTC 60354.53
ETH 2608.25
USDT 1.00
SBD 2.54