Sakit Perut pada Anak

in Indonesia3 years ago

Saat pulang mengaji tadi malam, anak saya yang kecil, bilqis, mengeluh sakit perut dan sakit dibawah dadanya.
Sudah beberapa hari ini memang dia mengeluh sakit. Dan saya selalu mengataka " Gak apa-apa ntar juga sembuh, masuk angin tu perutnya". Sebentar kemudian memang sembuh. Keesokan harinya dia mengeluh lagi karena perutnya sakit, saya masih menghiburnya dengan perkataan yang sama dan bilqis hanya diam. Dihari ke tiga dia mengeluh lagj, saya mulai curiga. Ada apa dengan perutnya, saya segera menyelidikinya. Pikiran saya tertuju kejajanan di sekolahnya. Kalau di rumah saya tau betul apa saja yang dimakan. Saya mulai menginterogasinya dengan pertanyaan-pertanyaan.
" Adek di sekolah suka jajan apa, mungkin ada makanan-makanan yang bikin adek sakit perut". Tanya saya.
Dia menyebut satu persatu makanan yang sering dibelinya di sekolah. Mulai dari pisang goreng, pisang adabi, bakwan, tempe, godok-godok, nasi, tahu, mie, bakso bakar, es lilin, es krim.
" Adek sering beli mie ya". Tanya saya lagi.
" Enggak, sekali ada adek beli tapi gak habis mienya pedas kali".
Sepertinya jajanan itu tidak ada yang membahayakan sama sekali. Terus kenapa bilqis bisa sakit perut. Apa ada penyakit lain. Saya mulai khawatir. Apa yang harus saya lakukan. Apa saya harus membawanya kerumah sakit.
" Kalau minuman adek ada minum-minum apa disekolah". Tanya saya lagi.
" Minum itu,.yang di sachet-sachetnya. Tiap hari adek minum itu. Enak kali tu mak eee..."
" Tiap hari adek beli minum itu". Tanya saya terkejut.
Iya, tiap hari, adek kan haus, disekolah panas, capek". Jawabnya.
" Adek kan ada bawa minum dari rumah".
" Itu ada juga adek minum. Disekolahpun adek beli".
Berarti itu dia penyebabnya, pikir saya dalam hati. Minuman sachet serbuk itu memang sangat banyak dijual di sekolahnya. Harganya pun sangat murah. Hanya seribu rupiah. Pilihan rasanya macam-macam dan memang sangat menyegarkan setelah di tambah dengan es batu. Saya tau karena saya pernah minum. Hanya saja saya kecolongan, saya tidak menyangka anak saya akan minum itu setiap hari di sekolahnya. Akan tetapi saya tidak bisa memastikan penyebab sakit perutnya karena minuman itu atau yang lain. Tapi untuk sementara pikiran saya condong ke minuman itu. Karena setau saya minuman-minuman seperti itu akan sangat berbahaya bila diminum terus-terusan dalam jangka waktu yang lama. Kalau anak saya katanya membeli minuman itu setiap hari disekolah, berarti sudah berbulan-bulan dia mengkonsumsi minuman itu. Bilqis duduk di kelas satu MIN, dan sekarang hampir naik kelas dua. Bisa di bayangkan berapa lama dia sudah terkontaminasi dengan zat-zat kimia yang ada dalam minuman sachet itu. Masya Allah...
Walaupun penyebab sakit perutnya mungkin karena penyakit lain. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa minuman itu juga turut andil dari penyebab sakit perut bilqis.

IMG-20210409-WA0001.jpg

Anak saya tergolek lemas setelah pulang mengaji. Dia merintih sambil memegang perutnya dan mengatakan dia mual.
" Gak apa-apa nak ya, jangan takut gak akan muntah.
Kemudian saya meminta suami untuk membeli obat. Kami biasa membeli obat di depan rumah, di tempat praktek bidan Erna. Selama ini obat yang dia berikan selalu cocok untuk kami dan anak-anak. Sakit apa aja biasanya langsung sembuh.
Setelah mengganti bajunya, saya mengajaknya ke meja makan. Memberikannya sedikit makanan kemudian saya berikan obat sesuai dengan anjuran. Tak sanggup duduk lama bilqis beranjak tidur.Saya menemani sambil mengusap-ngusap perutnya. Kemudian tiba-tiba saja dia bangun dengan tergesa-gesa, saya kaget.
" Kenapa, Nak". Tanya saya terheran-heran.
Tapi bilqis tidak menjawab pertanyaan saya. Dia berlari ke kamar mandi. Saya dan ayahnya ikut dari belakang. Baru sampai di depan pintu kamar mandi muntahnya sudah keluar. Saya kusuk-kusuk punggungnya agar dia tenang. Muntah keluar berulang-ulang. Badannya nampak gemetar. Rasa cemas mulai menghantui pikiran saya..
" Adek mau tidur". Katanya dengan suara bergetar.
Saya menuntunnya ke kamar dan menidurkannya. Saya yakin perutnya sudah kosong. Sebentar lagi saya akan membangunkannya untuk memberi obat lagi.
Sudah jam 10 malam. Saya terus menjaganya saat dia tertidur. Pikiran-pikiran buruk hilir mudik di kepala saya. Hingga jam satu malam dia masih tertidur pulas. Saya pegang dahinya, suhunya normal. Saya putuskan untuk tidak membangunkannya lagi untuk saya beri makanan dan obat. Takutnya dia nanti muntah lagi. Saya merebahkan badan dan langsung tertidur.
Saat alarm berbunyi saya bangun cepat-cepat memeriksa suhu badannya. Alhamdulillah,..masih normal.
Jam tujuh pagi dia baru terbangun, saya sangat senang melihat wajahnya yang ceria seperti biasa.
" Masih sakit perut dek?". Tanya saya.
" Enggak mak, hari ini sekolah kan".
" Iya, tapi kalau adek masih lemas gak usah sekolah ya".
" Adek sanggup sekolah". Katanya sambil memejamkan matanya kembali.
Saya tidak membangunkannya lagi. Saya berfikir lebih baik dia tidak sekolah hari ini. Biarlah abangnya saja yang sekolah.
Jam sembilan kemudian, dia terbangun kembali dan minta makan.

IMG-20210409-WA0000.jpg

Setelah makan dan minum obat, dia nampat sehat seperti biasa.
Alhamdulillah, ya Allah...Saya berharap setelah ini semoga perutnya tidak sakit lagi.
Dengan tenang saya mengerjakan semua kegiatan rutin saya di rumah hari ini.

Hingga sore hari tidak ada keluhan yang saya dengar. Bahkan dia sudah bermain kejar-kejaran dengan teman-temannya di luar rumah. Suaranya nyaring terdengar memanggil-manggil temannya. Mungkin penyakitnya memang sudah keluar dari perutnya bersamaan dengan keluar muntahannya tadi malam....

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 67896.07
ETH 3253.63
USDT 1.00
SBD 2.66