Kue Masa Silam, Ingat?

in Indonesia3 years ago

Mumpung masih dalam suasana bulan puasa, dan sebentar lagi lebaran, tentu tidak ada salahnya sejenak bernostalgia tentang kue. Ini kue telah ada jauh sebelum kue kekinian muncul bertebaran di atas rak supermarket, atau rak penjual kue di pinggir jalan. Tentu saja aneka ragam kue akan kembali muncul saat ramadhan hingga jelang lebaran.

Sejenak, tolong ingat-ingat lagi apakah steemian pernah punya cerita dengan kue berbentuk bulat panjang tak teratur, bertekstur kasar dengan baluran air gula menyeluruh?. Aku menyebutnya kue ek gelang. Sebagian orang atau teman-temanku ada yang menanamkan nama untuknya kue ukhe ue.

Namanya memang berbeda, tapi punya bentuk dan maksud serupa. Tolong jangan membuat kericuhan hanya karena beda penyebutan nama.

Aku dan teman-teman, pada masanya sering menjadikan kue primitif ini sebagai bahan mainan. Ini bersebab dari bentuk kue yang tidak pernah konsisten, bahkan terkadang boleh dikata berbentuk abstrak. Sebagian kecil ada yang menyerupai huruf I, kadang seperti huruf S, ada pula mirip huruf C, pun ada huruf-huruf lainnya. Tentu saja ada pula yang berbentuk huruf yang belum pernah ditemukan di peradaban manapun di dunia ini.

Walau sering aku jadikan mainan. Pada akhirnya, kue tetaplah kue, dan harus berakhir dalam kunyahan, setelahnya mengendap dalam perut. Lalu sama seperti ujung cerita semua makanan.

Sudah beberapa hari aku membeli kue ini di warung depan gang rumahku. Harganya tergolong murah meriah, lima ribu perbungkus. Itu pun tanpa embel-embel merek dan keterangan komposisi atau informasi lain dari produsen. Secara kemasan cukup sederhana, kurasa pantas pula kukatakan kemasan cukup kampungan.

Bayangkan saja, untuk mengemas kue, produsen sengaja tidak memakai vacuum sealer, produsen hanya merekatkan plastik kemasan dengan memanaskannya di atas lilin. Ini metode klasik yang dulu pernah aku lakukan untuk membantu mendiang ibu membungkus keripik singkong yang ia titip ke kios di kampung ku. Alhamdulillah, hasilnya lumayan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.


Kembali ke kue klasik yang tidak pernah out of style, dengan harga yang sangat terjangkau, kue ek glang atawa ukhe ue mampu memberikan kepuasan tersendiri. Apalagi jika disuguhkan dengan teh hangat atau kopi. Percayalah, itu jauh lebih nikmat dibanding kue bermerek lainnya yang dilengkapi dengan label halal dari MUI dan informasi komposisi serta nilai gizi.

Mari berdoa. Semoga saja kue ek glang atawa ukhe ue tetap jaya dan luput dari pantauan BP POM daerah atawa propinsi.


@pieasant_walking while studying

Sort:  

Akar kelapa pun dimakan 😀😀😀

Mending, daripada makan batang kelapa....😂😂😂

Ada, makan gue u 😄

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.12
JST 0.028
BTC 65826.04
ETH 3521.87
USDT 1.00
SBD 2.49