Seni, Rehat dan Irama Kerja Ayah
"Waktu luang tersisa hanya pada pensiunan, balita yang baru mengenal dunia dan remaja yang mengenal cara memandang dunia sekitar, dari tindak tanduk selebgram bermodal face screen, infotainment sampah hingga penyebar berita palsu plus BuzzeRp yang dipersolek dengan sebutan kehumasan."--saksimata
[Postingan ini 50% reward untuk akun bangsa @indonesianers. Moga bisa bermanfaat untuk meraih kemerdekaan di steemit.]
Hidup bagi sebagian orang tak lebih dari bagaimana membahagiakan orang. Misalkan atasan dan pemilik modal demi memenuhi ikatan kontrak dan sesuatu yang resmi. Orang-orang bertindak tak lagi karena dorongan dari dalam diri. Bergerak karena motif tertentu yang di dalamnya bisa saja karena butuh pengakuan atau perkara bayaran. Semua itu bekerja dalam dunia yang riuh serta bising.
Waktu luang tersisa hanya pada pensiunan, balita yang baru mengenal dunia dan remaja yang mengenal cara memandang dunia sekitar, dari tindak tanduk selebgram bermodal face screen, infotainment sampah hingga penyebar berita palsu plus BuzzeRp yang dipersolek dengan sebutan kehumasan.
Dari kampung-kampung yang sunyi hingga ke kota yang sempit dan kurang oksigen, hidup berlanjut amat cepat dan meninggalkan banyak sekali sampah peradaban seperti melalaikan diri.
Lalu, yang waras-waras berkumpul dalam kolektif yang dibangun berdasarkan kesamaan cara pandang, kecintaan yang sama pada satu obyek, kesukuan dan atau, mencipta satu ruang tongkrongan yang nyaman.
Seni, sebagaimana yang umum dimaknai, adalah ruang ekspresi untuk menghasilkan keindahan demi keindahan, kian mempersatukan orang dalam wadah komunitas, sanggar hingga lembaga. Namun demikian, yang bergerak sendiri-sendiri juga tak sedikit. Namun, seni tak kekal dikatakan sebagai saluran keindahan. Kian kemari ia difungsikan sebagai alat. Sebagai alat ia dimaksudkan untuk tujuan membahasakan sesuatu yang tiada bisa didiskusikan dengan santuy.
"Rest" yang diberi tajuk untuk pameran ini, saya kira mengisyaratkan istirahat seniman adalah "rehat" dari satu karya ke karya yang lain. Seniman di sini adalah konstruktor peradaban.
Saya menyaksikan ayah saya dari bangun Subuh hari hingga ke tidur lagi, tak pernah istirahat. Ia lansung ke sawah saat musim tanam. Pulang jam 9. Sarapan, meraut bambu, hingga ke waktu Zuhur. Selepas Zuhur ia akan tidur sekejap. Jam 15.00 ia akan memperbaiki pagar rumah kami sambil mengelilingi lahan hingga tak ada lobang buat kambing masuk.
Hingga menuju Asar, ia akan memetik boh mulieng dan Mengupasnya sembari menikmati angin petang.
Mendekati magrib, ia akan sibuk dengan binatang peliharaan semisal ayam.
Singkatnya, rehat adalah kerja dengan irama yang harmoni. Covid 19 bisa menghentikan aktivitas perkotaan. Tapi imajinasi, tak berada di letak geografis mana pun. Ia bersemayam di jiwa. Baik orang kota atau kampung. Covid tak akan mampu menghentikan imajinasimu. Kalau kamu terus mengasahnya.
Idrus bin Harun
Ngeri Li abaaangggg
Iya, abang.
terima kasih atas "infak"nya kepada akun bangsa.. hahaha seru juga bilang akun bangsa, bukan komunitas. tapi nanti dikira mau bikin Republik Steemit Indonesia, ya sudahlah...
Jadi, seniman itu kerjaannya rehat melulu?
Demi Akun bangsa kita.
Seniman rehat mulu. Lebih dari itu yaaa istirahat.
hahahaha.. indahnya hidup seniman, jadi ngiri
Nyan seniman jameun tapi.