Obat Batin Bagi Aqil Baligh

desain ini kami jual 150K. Boleh order di kolom komen atau hubungi WA 085373711952.--humas VOC

Orang-orang berzikir mengingat penciptanya dengan tekun di rumah-rumah yang diperuntukkan khusus untuk merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan yang maha kuasa. Menitikkan air mata penyesalan hingga subuh menyinsing dan setelahnya sarapan pagi dihidangkan panitia zikir. Semua orang larut. Bagai gula yang menyatu dengan kopi panas.

Kita butuh penenang untuk menyelamatkan diri dari kebisingan pikiran yang dikuasai kecintaan berlebihan terhadap dunia. Sementara, hari-hari selepas itu, kecintaan kita pada uang dan kepemilikan duniawi, tumbuh tak henti-henti. Cinta yang mampu benar kita selubungi dengan ratib harian menyebut sang pencipta yang kita sembah.

Di yutub yang menayangkan apa pun yang kita butuhkan untuk memanjakan benak dan penglihatan, kita memilih lagu-lagu bertemakan cinta. Cinta rasul dan Allah Ta'ala. Apalagi kalau sudah berbahasa Arab, kita tak mau tahu itu lagu apa. Bisa saja itu lirik erotis betul menjabarkan lekuk tubuh pasangan. Yang penting berbahasa Arab yang kita pikir itu bahasa resmi agama kita. Padahal, orang Arab juga punya hiburan yang dimanifestasi dalam lirik.

Ditingkat lokal, kita punya penyanyi "spesialis kesedihan", "penyanyi "moralis" dan grup band "tak jenaka" yang menempatkan tema asmara di atas semua hal. Mereka yang meninabobokan putra-putri kita yang baru aqil balig dan mudah patah hati. Segmen ini adalah lahan terbaik mengumpulkan uang di yutub. Putra-putri kita yang masih teu-inggik-inggik dengan realitas dunia sekelilingnya, mudah disetrum lirik sedih dan membunuh kepercayaan diri masa remaja.

Sementara kita, bapak-ibunya, lalai berzikir di pondok-pondok khusus yang dilayan panitia. Anak-anak kita lalai terus dengan nyanyian mengotori jiwa. Bagai lalainya seorang pengisap ganja.

haba yang na raya!