Laksana Serunai Seorang Perindu

in Indonesia3 years ago

"Jemarinya pelan mengkonkritkan imajinasi. Tiada henti hingga kau lupa bahwa pekerjaan seniman lukis macam beliau, nikmat benar dilakoni."-saksimata

20210601_120637.png

Harus kita setujui bahwa kanda @iswadibasri adalah sebaik-baik nafas lukisan untuk generasi kita. Kuasnya mengalun laksana serunai seorang perindu yang tiada bisa membahasakan kerinduannya dengan bahasa verbal dan teks puisi atau lagu berselera rendah dengan nada yang jelek. Tangan terampil Iswadi amat merindukan kanvas kosong. Jemarinya pelan mengkonkritkan imajinasi. Tiada henti hingga kau lupa bahwa pekerjaan seniman lukis macam beliau, nikmat benar dilakoni.

Lebih dari itu, wahai @mahathir2508, Iswadi Basri khas sekali bahasa rupa yang beliau miliki. Dan itu tentu saja, dimiliki oleh semua orang yang punya kemampuan menggambar dengan sedikit imajinasi visual. Namun, Bang Wadi berhasil mengeluarkan bahasa rupa dari palung jiwanya terdalam. Itu semua berkat jam terbang bergelut dengan kesulitan-kesulitan di masa lalu dan tantangan hidup di masa remaja. Dan ketabahan hatinyalah yang membuat ia berhasil keluar dari tekanan hidup dalam dunia seni rupa tanpa apresiasi dari sekeliling. Hanya satu-dua yang apresiatif dan tak selamanya dalam bentuk alat bayar yang sangat kita butuhkan. Kadang ia hanya diapresiasi dengan jempol dan segelas kopi pagi plus sebungkus rokok. Ia tabah dan tak surut menjalani hidup dan cita-cita kesenimanannya. Ini harus menjadi pedoman bagi mereka yang bercita-cita menjadi seniman rupa di dalam masyarakat yang menganggap seni tanpa masa depan yang cerah.

Wadi, begitu teman sebayanya memanggil, melukis telah manunggal dengan jiwanya. Lukisan "menjamu tamu" misalnya. Lukisan ia amat ilustratif yang dilakukan melalui pendekatan melukis. Tapi, sebagai kartunis media massa di masa lalu, beliau belum mampu meminimalisasi spirit kartun dalam lukisan-lukisannya. Tapi bahasa metafornya sungguh segar dari satu lukisan ke lukisan lainnya. Entah bagaimana beliau menghadirkan kesegaran dalam setiap lukisan barunya, menjadi tanya kita bersama.

Ia, Iswadi yang kumaksud adalah pria kelahiran Padang Tiji, Pidie. Kalau kamu berniat menghadiahi orang tercinta dengan gambar dalam bentuk karikatur, lukisan realis dan sketsa pensil, Iswadi adalah orang yang tepat kamu minta lukis. Saya tidak tahu berapa harga per order. Kamu hubungi saja akun steemitnya @iswadibasri. Saya jamin beliau ramah dan murah senyum. Seniman memang tak pernah cemberut. Kecuali seniman bermasalah sejak dalam imajinasi.

Saya juga berguru pada beliau. Dari curi lihat cara membuat mata, hidung, telinga dan anggota tubuh lainnya dalam teknik menggambar, sampai menyerap energi kreatifnya saat minum kopi kadang kala. Ia, wahai @mahathir2508, jangan hanya kau kunjungi sekedar basa-basi dan ngobrol. Cukil dan cangkul semua ilmu seni rupa yang ada pada beliau. Baik itu yang nampak, atau yang beliau sembunyikan. Setiap senyum saat menjelaskan gambar atau lukisannnya, ia akan bergelora sekali. Bahkan betah berjam-jam duduk diskusi. Seniman rendah hati macam beliau, cocok sekali bergabung satu majelis dengan kita yang cangklak ini. Kemudian ia bisa diterima oleh jenis seniman mana pun karena niatnya tulus sekaligus ingin bergembira dalam merayakan hidup penuh gelora cipta. Mungkin, ini mungkin, ya. Cinta pertamanya adalah menggambar. Berbeda dengan kita, generasi telepon pintar ini, mencintai sesuatu tak dalam-dalam amat. Karena, bukti cinta terlalu dalam pada sesuatu, akan mengecewakan. Misalnya cinta pada pilkades dan pilpres.
52f2feff-7cdd-41d1-84fc-4ec6e5a22b85.png
Dulu, ia paling sering menyebut diri sebagai utôh. Yang dalam bahasa Indonesia disebut teknisi. Dalam konteks itu, ia paling teruji mewujudkan imajinasi orang lain ke dalam bentuk sketsa, mural dan lukisan.

Kau, @mahathir2805, sebagai sesama putra Pidie yang belum jaya seperti kami di Meureudu, teruslah melebarkan tema dan meninggikan mutu. Kelak kau dapat secara mandiri berbicara tentang hasil karyamu. Mandirilah dalam kolektifitas semu seperti sekarang.

Jangan menulis puisi apa pun di masa pikiran orang kampungmu belum stabil benar. Atau pergi ke gunung berkhalwat menghindar keramaian. Atawa bahkan bijak terlalu dini. Masih banyak tembok yang harus kau antuk-antukkan kepalamu bersama sahabat-sahabat mudamu macam si @vandols dan si @oviyandi. Lama-lama ku yakin dan percaya, kepalamu akan jua menjadi tembok; Keras dan tiada sesiapa kuat pecahkan.

Demikianlah postingan singkat dan bosenin seperti kitab undang-undang ini. Nanti kita ngopi.

Sort:  

Hahahah. Cek @iswadibasri adalah orang yang tak mempan dipukul jaman. Mau itu era manual ataupun digital

Cek Is memang sedang menguasai dunia

Ampoooooonnnn ampooooon idrus.. Rubah Aneuk muda kali Nyoe😁

Kamo payah lakee ampon bak droneuh

No Medicine, karena kalian tidak perlu obat. hahaha

No medicine. No healthy, bangda.

Ow no no no nooooo hhhh

Mengerikan....

Harus kita akui. Legenda generasi kita, @awanilusi

Ya... Juru Kunci, generasi kita Pak Idrus.. layak kita beri Steem power, atau powerraggers

Generasi steemit adalah kita, abangda @awanilusi

Siap Kanda... Demi Janji masa depan dunia kanda ku

Dunia yang baldatun thaibatun wa rabbul ghafur, abangda @awanilusi

Ya kanda... Taharap beu jroh jroh...

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 61110.96
ETH 2649.39
USDT 1.00
SBD 2.58