Tradisi Meugang di Aceh

in Indonesia3 years ago

IMG_20210411_075507~2.jpg

Di Aceh setiap menjelang hari besar selalu diselenggarakan hari meugang yaitu hari pasar daging yang dijual dengan harga tertentu, biasanya masyarakat datang beramai-ramai ke pasar untuk membeli daging yang akan dimasak dan disantap bersama keluarga. Sedangkan jenis daging yang dijual di pasar tergantung minat pembeli, atau tradisi suatu daerah. Di kawasan utara Aceh 90% persen masyarakat nya mengkonsumsi daging sapi sedangkan wilayah Pidie, Barat Selatan kebanyakan mengkonsumsi daging kerbau. Masyarakat Aceh pada umumnya sangat menggandrungi daging dan di hari meugang khusus nya membeli daging untuk keluarga hampir menjadi keharusan. Daging yang dibeli dibawa pulang dan di masak dengan ragam macam jenis masakan khas Aceh. Macam-macam masakan yang dimasak terdiri dari masak merah, masak putih, rendang, sop, dan banyak lagi. Dan masakan tersebut sangat enak sangat dijamin menggugah selera.

Pada hari meugang pasar lebih sibuk daripada biasanyapasarvmenjasi menjadi macet, dari kendaraan sepeda motor, becak, mobil, dan penjualan kaki. Di Aceh biasanya pedagang daging mendirikan pondok berbentuk meja yang berfungsi untuk menjajakan daging ke penjual. Sedang paha sapi di gantung di kayu yang sengaja di ikat pada kerangka pondok. Pondok biasanya berbahan kayu ukuran 2x2, 2x3 dan sebagianyan berbahan bambu. Ketika pembeli datang, daging dipotong pada tempat digantung tanpa harus diturunkan. Penjual daging meugang juga menawarkan daging yang dibeli dicincang dulu sebelum dibawa pulang. Tentu, penjual daging telah menyiapkan parang dan pisau yang super tajam. Satu meja biasanya penjual berkerja tiga sampai empat orang. Toke penjual daging sengaja mempekerjakan banyak anak buah untuk mengantisipasi membludakanya pembeli. Pada kenyataan nya pembeli memang ramai dari hari selain hari meugang.

Pada hari meugang tidak hanya penjual daging saja yang terlihat sibuk tapi juga ada penjual alat dapur, penjaja parang-pisau, penjual kue, bahkan tukang parkir pun memetik panen raya di hari meugang. Masyarakat Aceh pada umumnya telah menyiapkan dana khusus untuk berbelanja di hari meugang. Rasanya akan hambar meugang yang di rumah nya tidak memasak daging. Kecuali orang-orang tertentu yang memang vegetarian.

Menganalisis meugang yang diselenggarakan satu hari atau dua hari sebelum hari besar. Hari-hari besar yang memiliki tradisi meugang adalah satu hari atau dua sebelum masuk bulan Ramadhan, satu hari atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri, satu hari atau dua hari sebelum hari raya Idul Adhar.

Adapun sapi yang disembelih pada hari Meugang biasanya sapi-sapi itu diperoleh dari para petani yang berkerja sebagai peternak. Perternak lokal mereka memilih jenis sapi lokal untuk dipelihara. Ada juga peternak yang memilih sapi luar, seperti jenis Lemosin, Brahma, Bali dan banyak lagi. Lalu bagaimana kita membedakan sapi lokal dengan sapi luar Aceh ketika sudah dijual di pasar yang hanya ditumpuk daginya itu. Perbedaan yang sangat mendasar antara daging lokal dan non lokal adalah perbedaan paha sapi. Sapi lokal mempunyai paha yang kecil sekalipun berisi sedangkan sapi non lokal pada umumnya memiliki paha yang besar serta tekstur daging yang agak kasar.

Masyarakat sebagian nya walaupun tidak seluruh mereka lebih memilih daging lokal. Bukan berarti daging sapi non lokal tidak diminati. Fakatnya begitu sore tiba seluruh daging sapi yang di jual tersebut ludes terjual.
Besok adalah hari meugang besar atau utama dari meugang hari ini. Dan lusa InsyaAllah kita kaum muslimin akan menyambut bulan penuh berkah yaitu bulan Ramadhan.

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa
Marhaban Ya Ramadhan

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 57344.91
ETH 3100.39
USDT 1.00
SBD 2.42