Bijak Menyikapi Berita Hoax Yang Beredar

Saya juga kan sebagai pengonsumsi media ya. Apa yang saya lakukan untuk memastikan bahwa saya itu tidak dengan mudah percaya, kemudian menyebar berita-berita yang hoax.

Yang pertama biasanya ciri khasnya adalah berita ini sangat sensasional.

Nah, kalau misalnya kita baca, kita langsung bereaksi "woooww."

Jangan buru-buru dishare dulu, benar-benar harus dikonfirmasi dulu, mungkin kita bisa cek informasinya melalui kantor-kantor berita yang sudah resmi, yang menjadi arus menstream begitu ya, atau jalur menstream.
Pernah saya dulu saat menanggapi berita yang sensasional ketika terjadi gempa tsunami di Aceh. Saya langsung menanyakan ketika mendapat informasi seputar peringatan gempa susulan akan terjadi malam ini, bla....bla...bla....

Nah, karena saya merasa ini benar apa enggak ya, kok kayaknya lebay sekali. Saya langsung tag ke akun resmi dari BMKG. Saya ingin tau apakah ini hoax, atau pernyataan resmi dari mimin.

Nah, sudah gitu saya langsung mendapatkan replay, atau tanggapan dari info BMKG bahwa ini hoax. Ini merupakan perilaku sehat yang saya lakukan untuk mengkonfirmasi sebelum kita percaya bahkan menyebarkan hoax.

Jadi bentuknya apapun itu, hoax ini terkadang meyakinkan sekali. Mereka yang menyebarkan hoax, niat sekali, mengedit, terus kata-katanya dibuat, atau misalanya kalau video bisa mengambil yang lama, foto bisa ambil dari yang lama. Tapi ketika niat mengedit kata-kata, mengedit tanggal, mengedit kejadian.

---

---

Source

Ya, makanya itu, mungkin kalau misalnya informasi hoax ini tentunya kedepannya ini ya, sayangnya pasti akan selalu ada. Tapi kita bisa melindungi diri dengan waspada, riset...riset....riset. Oke.

By @midiagam