Sahur Yang Heboh..
Jam lima sore anak-anak ribut memintaku untuk membuat tenda di belakang rumah. Sepertinya mereka sudah bosan di dalam rumah. Selama liburan mereka memang selalu menghabiskan waktu di rumah. Tak ingin mengecewakan mereka, aku membuat tenda yang diminta.
Karena tidak cukup bahan aku hanya membuat kerangkanya saja. Kemudian aku duduk beristirahat menatap kerangka tenda yang telah kubuat. Tapi pikiranku nelangsa. Entah kenapa hatiku terasa gundah dan tidak enak. Sudah dua hari ini memang aku selalu teringat dengan mamak dikampung. Kampung tempat kami menetap memang agak jauh dengan kampung kelahiranku, peunteut. Kerisauanku tentang mamak kusampaikan pada istriku.
" Abang pulanglah kekampung nanti malam tengok mamak, mungkin beliau sakit makanya perasaan Abang tak enak terus". Katanya setelah mendengar keluhanku. Perkataan dan saran istriku membuatku sedikit lega. Dia memang selalu menjadi pendengar yang baik di saat aku galau.
Setelah berbuka puasa, kami sholat magrib bersama.
Kemudian tanpa menunggu lagi aku pamit pada istri dan anak-anak.
" Kasih ini untuk mamak ya bang". Kata istriku menyodorkan bungkusan plastik besar padaku.
Tanpa bertanya aku langsung mengambilnya. Setiap pulang ke tempat mamak sudah biasa istriku selalu menitipkan sesuatu untuk mamak.
Kemudian aku berangkat ke kampung ku untuk memastikan keadaan beliau. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lebih, aku tiba di rumah mamak. Sesampai di sana ternyata beliau tidak ada dirumah. Aku bertanya pada tetangga disamping rumah, ternyata mamak sedang tarawih ke mesjid. Aku merasa lega. Kalau mamak sanggup pergi tarawih, berarti mamak sehat. Alhamdulillah..
Setelah menunggu beberapa saat, mamak pulang dari tarawih. Aku segera menghampiri dan menyalaminya, kemudian memastikan keadaannya. Ternyata beliau memang sakit dan baru sembuh sakit. Tapi beliau sangat ingin pergi tarawih. Berarti benar, beberapa hari ini perasaanku selalu tidak enak karena beliau memang sakit. Setelah ngobrol panjang lebar dan tidur-tiduran dirumah mamak, jam satu malam aku pamit pulang.
Diperjalanan udara sangat dingin, aku lupa membawa jacket. Gerimis yang mulai turun membuat dingin makin menusuk. Walau badan menggigil aku merasa lega dan bahagia karena sudah berjumpa dengan mamak. Aku berusaha fokus karena jalanan nampak licin dan banyak lubang. Sangat sepi sekali. Kemana semua orang, biasanya selalu ramai. Apa orang-orang sedang malas keluar. Oya,..ini kan sudah sangat larut. Aku berbicara sendiri dalam hati.
Sekitar jam dua malam aku baru sampai kerumah. Aku masuk kerumah dengan kunci cadangan yang selalu kubawa yang kugabung dengan gantungan kunci motor. Istri dan anak-anak pasti sudah sibuk dengan mimpinya masing-masing. Aku kekamar mandi untuk berwudhu. Saat kutekan saklar ternyata lampu tidak bisa hidup. Ku tekan berulang-ulang. Tetap saja tidak hidup. Sepertinya bolanya sudah putus. Aku masuk keruang tengah, membuka lemari untuk mencari bola lampu yang pernah kusimpan. Alhamdulillah,..dapat. Hanya saja wattnya terlalu kecil, 5 watt, ini pasti akan remang-remang, daripada gelap. Gumamku dalam hati.
Hasilnya..memang sangat remang. Nyaris tak terlihat he..he..
Setelah memasang lampu aku berwudhu. Setelah sholat langsung menarik selimut disamping istriku yang tidurnya seperti orang tewas. Dia tidak terusik sama sekali dengan kehadiranku. Aku pun tak ingin menggangu mimpinya yang barangkali indah, kasian kan kalo mimpi indahnya sampai terputus.
Aku tiba-tiba terbangun, padahal mata terasa berat sekali untuk terbuka, rasa dingin membuatku kebelet pipis. Badanku merinding dan bergetar, kencing rasa tak tertahankan, aku beranjak ke kamar mandi dengan langkah cepat.
" Aaaaaahhhh...". Reflek suaraku melengking.
" Aawww..."
" Astaghfirullahal'adhim, Lailahaillallah, ya Allah ya Rabbi".
" Kenapa abang nakutin hah., jantung mau pecah ni".
" Siapa yang nakutin, abang juga takut ni, abang pikir kamu itu..itu...". Kataku dengan suara tertahan
" Ya ampun bang, saya pikir abang juga....ngapain pakek kain sarung kek gitu". Istriku perlahan jongkok sambil mengusap dadanya.
Aku membuka kain sarung yang menutupi hingga kepalaku karena dingin.
" Kenapa lampunya kek gini bang". Tanyanya lagi.
" Waktu abang pulang lampunya gak hidup jadi abang ganti". Jawabku. Kemudian aku membantunya untuk bangun dan menuntunnya keluar dari kamar mandi.
" Kamu pun, kenapa rambutnya kek gitu, di ikat napa, udah gelap rambut macam hantu".
" Hi..hi..hi.."
" Ha..ha..ha..".
" Hi..hi..hii..".
Saat keluar dari kamar mandi, perut geli bagai di gelitik puluhan cacing. Tertawa kami pecah tak tertahan.
" Sebentar ya, abang mau kencing dulu, ho..ho.ho". Kataku tak bisa lagi menahan kencing.
Aku masuk ke kamar mandi, aku masih bisa mendengar suara istriku yang masih tertawa sendiri, aku pun masih belum bisa menahan mulutku tertawa.
" Bangunin anak-anak bang, udah sahur ni". Katanya begitu aku keluar dari kamar mandi. Tawanya belum berakhir walau ditahan.
" Lain kali rambutnya di ikat dulu, jangan macam orang kesetrum, coba kalau anak-anak yang melihat seperti itu, pasti bisa demam tinggi mereka". Kataku.
Istriku makin ketawa mendengar perkataanku, aku memegang tangannya sembari manarik dari tempat duduknya. " Yuk,.siapkan santap sahurnya ya, biar gak terlambat, nanti lanjutin ketawanya, abang bangunin anak-anak dulu ya." Kataku.
" Nanti bola lampunya di ganti ya, bang".
" Iya, nanti siang abang ganti".
Saat makan sahur istriku tak sabar menceritakan kejadian itu sama anak-anak. Mata anak-anak yang tadinya masih merem saat makan langsung terbelalak dan sibuk bertanya. Sahurnya jadi heboh. Anak-anak tak henti menertawai kami.
Jam 7 pagi sebelum anak-anak terbangun, aku mengajak istri untuk menemaniku pergi ke kebun. Mereka sudah terbiasa bangun telat selama ramadhan.
Sesampai di kebun aku meminta istri untuk menungguku diatas saung. Aku akan berkeliling memeriksa keadaan, syukur-syukur ada yang bisa jadi rezeki.
" Ayo, naik keatas, tunggu abang disitu ya, jangan turun-turun, nanti di makan babi". Kataku.
" Abang gak takut dimakan babi". Tanya istriku sambil menaiki tangga.
" Babi gak suka sama abang".
" Weehh..kenapa".
" Abang udah musuhan sama babi".
" ha..ha..ha..terus siapa yang suka sama abang".
" Monyet".
" Ha..ha...ha...ihik..ihik..".
" Bukan cuma monyet bang, saya pun masih suka sama abang, ha..ha..ha...hu..hu..hu...hik..hik.."
Istriku tertawa gak karuan, aku tersenyum lebar menahan geli.
Kemudian aku berjalan menjauhinya.
Ini sebenarnya bukan kebun kami, tapi kebun abangnya istriku yang disuruh jaga sama kami. Kebunnya lumayan luas, hampir 10 hektar. 4 hektar sudah penuh dengan sawit, 2 hektar ditanami jengkol, selebihnya masih kosong, dipenuhi hutan dan semak belukar dan beberapa pohon yang bisa menghasilkan dan tumbuh secara alami, seperti pohon jengkol, pinang, durian, langsat. Itu yang kuharapkan bisa jadi rezeki hari ini.
Setelah aku berkeliling, ternyata masih membutuhkan beberapa hari lagi untuk bisa dipetik. Tak ingin meninggalkan istriku terlalu lama sendirian, aku kembali kesaung. Alhamdulillah dia aman-aman saja...Kemudian aku mengajaknya pulang.
Sesampai dirumah sudah jam sepuluh. Anak-anak belum juga terbangun. Aku senang mereka bangun terlambat. Karena memang tidak ada kegiatan yang mereka lakukan selama ramadhan. Jika bangun cepat pun yang ada hanya ribut. Karena mereka suka sekali bercanda dan saling mengganggu. Yah..itulah anak-anak..
Selamat menunaikah ibadah puasa...
Hahahaha... Kalian lucu 😂😂
salam kak cici, terimakasih..ma'af ya baru liat postingan, biasalah hari-hari kami sibuk tak jelas, ma'af juga kami salah upvote atau downvote he..he..tapi maksud kami sangat bersih tanpa noda.. saya diajari sama istri, istri diajari sama teman, mungkin lain yang diajari lain yang dicerna, hasilnya ya itu..he..he..senang bisa berteman dengan orang-orang baik seperti kalian..kami jadi malu juga sama @akukamaruzzaman, salam untuk @dipoabasch
Nggak apa2... Kita kuat karena Kita saling mengingatkan, kami berkesimpulan itu hanya salah tekan karena kurang paham 😂 pasti sibuk lah kalau mengurus kebun seluas it, tapi sebaiknya tetap berusaha bikin postingan meskipun 2 atau 3 hari sekali, Semangat Beuh!
terimakasih kak Cici, insya Allah..
Nyan kajeut meuruno pasang foto profile, bek disangka akun PETANI😂 padahal tanyou memang petani
jeut kak Cici, terimonggeunaseh beurayek that..