The Diary Game @ezhadolphin - Inilah Aku Apa Adanya Bukan Ada Apa-apanya !!

Assalamualaikum steemit lovers dimanapun kalian berada, terimalah salam sapa saya dari Aceh. Mendengar kicauan bung @levycore tentang update kabar burung akan kembalinya komunitas steemit indonesia, saya seperti mendengar jeritan petir disiang hari. Bagaimana tidak, setelah kurang lebih tiga tahun komunitas ini lenyap seperti ditelan buaya eh... Ditelan bumi maksudnya, akhirnya kini akan kembali bangkit dari tidurnya. Mendengar kabar ini, saya pun kembali bergairah untuk kembali senam jari membuat karya tulisan yang mungkin bisa bermanfaat buat saya pribadi atau orang banyak diluar sana. Semoga saja ini kesempatan buat saya mengisi kekosongan di tengah masa pandemi covid19 ini.

Tanpa berbasa basi, izinkan saya sedikit bercerita tentang keseharian saya akhir" ini semenjak berstatus pengangguran ditengah pandemi sebagai awal dari kembalinya saya ke platform ini. Mungkin ini bukan tulisan atau postingan pertama yang saya buat. Karena sebelumnya saya sudah sempat menaikkan tiga tulisan mengenai tugas" di newcomer's community. Bukannya saya tak mau melanjutkan tugas" berikutnya, hanya saja setelah saya evaluasi seperti sedikit harus ada chemistry lebih dengan senior" atau nahkoda pada komunitas tersebut, agar mereka menganggap kita itu ada. Tetapi apalah daya, disini saya bukan siapa" hanya sebatas pengguna bukan pemilik kekuasaan, reputasi yang tinggi, ataupun power yang wow.

Baiklah, lanjut ke keseharian saya. Semenjak awal pandemi covid19 muncul, saya hanya mampu bertahan. Bertahan dengan situasi , dimana saya harus menjadi pengangguran tetapi saya juga harus tetap menghidupi anak istri saya. Sejujurnya saya sendiri sempat ingin menyerah dengan hidup ini, saya seperti orang depresi yang kehilangan arah dan tujuan hidup. Namun, istri dan anak" saya, tidak pernah kurang memberikan dukungan kepada saya agar saya menerima kenyataan dan harus mulai terbiasa dengan keadaan. Keadaan dengan keterbatasan , seperti hemat dalam menggunakan uang , mengurangi merokok, dan keluar rumah jika ada perlunya saja.

Semenjak pandemi, dua hal yang menjadi tolak ukur bagi saya. Yang pertama imbas dari virus tersebut membuat kita harus membatasi diri, mulai dari silaturahmi dengan sesama, pemberlakuan jam malam, hingga membuat kita kehilangan pekerjaan. Itu karena kita harus menjaga jarak dan perusahaan harus menghindari kerugiaan sehingga dilakukan pengurangan pekerja. Yang kedua lebih banyak waktu dengan keluarga, yang biasanya kita terus disibukkan dengan aktivitas masing", kini kita memiliki banyak waktu untuk berkumpul dengan anak istri. Dan dari sinilah saya merasa dibalik masa pandemi ini ada plus-minusnya. Saya sendiri bisa lebih menikmati bagaimana cara mengasuh anak" saya dan melihat tumbuh kembang mereka hari demi hari.

Mulai dari mengantarkan anak ke sekolah, menjemputnya usai sekolah, mengantarnya mengaji, menjemputnya usai mengaji, hingga menemaninya saat mereka bermain. Setidaknya saya sudah sedikit meringankan tugas istri saya. Karena dia sendiri begitu sibuk dengan perihal dirumah, seperti berbelanja kepasar, memasak, mencuci, menyetrika dan tugas" rumah lainnya. Hari demi hari pun berlalu, tabungan atau keuangan kami mulai menipis, membuat saya berpikir extra, bagaimana caranya saya harus menghasilkan uang setiap harinya. Apakah saya hanya diam saja terus menerus dirumah dengan sisa tabungan yang ada ? Atau saya harus mulai terbiasa dengan bekerja apa saja ?