Surat Hasan Tiro kepada Jenderal De Gaulle yang Menggemparkan Perancis: Sebuah Dongeng!
*Sumber photo dari sini
Sebelum Jenderal Charles De Gaulle meninggal pada 9 November 1970, beliau menerima sepucuk surat berkop Acheh Sumatra National Liberation Front (ASNLF), dan nama Muhammad Hasan di Tiro tertera sebagai pengirim.
Dalam surat itu, Tiro meminta dukungan De Gaulle untuk mendukung gerakan pembebasan Aceh. De Gaulle berjanji akan menggunakan pengaruhnya untuk membujuk penerusnya agar membantu Aceh dan mengirimkan kapal perang.
Dukungan itu pula yang membuat Hasan Tiro berani mendeklarasikan Aceh Merdeka di Gunong Halimon pada 4 Desember 1976. Namun, bertahun-tahun setelah De Gaulle mangkat, Perancis belum juga mengirimkan kapal perangnya, dan Hasan Tiro pun tak lagi berharap.
Puluhan tahun kemudian, ketika Emmanuel Macron mengunjungi Museum Louvre yang berada di pusat kota Paris, ia menemukan surat Hasan Tiro berikut balasan dari De Gaulle. Ia tertarik dengan dokumen bersejarah itu karena ada tulisan "Secret", dan selesai membaca kedua surat itu, ia serta-merta memerintahkan militer Perancis agar segera terbang ke Aceh.
Dan, pada 18 Mei 2019, mendaratlah 7 pesawat tempur Perancis di Blang Bintang, Aceh Besar. Pesawat tempur dari Angkatan Laut Perancis berjenis Rafale itu, terpaksa mendarat di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda (Lanud SIM).
Alasan yang diberikan perihal pendaratan cukup masuk akal: karena kapal induk yang membawa pesawat tempur tersebut tengah mengalami cuaca buruk di Samudera Hindia, yang tidak memungkinkan mereka beristirahat di sana.
Sayangnya, setiba di Aceh, tentara Perancis itu tidak tahu harus melakukan apa. Perang sudah lama berhenti di Aceh, dan sosok yang dulu pernah meminta bantuan kepada de Gaulle dari Perancis pun sudah berpulang.
Setelah beberapa hari berada di Aceh, ketujuh pesawat tempur tersebut kembali ke kapal induk yang lempar sauh di Samudera Hindia, dan entah apa yang mereka lakukan di sana.
Macron sepertinya tidak enak hati. Surat dari Hasan Tiro ke de Gaulle yang dibacanya di museum Louvre selalu membuat tidurnya tidak nyenyak. Seakan ada hal di Aceh yang mengganjal pikirannya. Itu pula yang membuatnya kembali mengirim dua kapal perang ke Aceh pada 8 April 2021. Kedua kapal perang jenis fregat itu singgah di Dermaga CT3 Kota Sabang.
Kapal perang ini memilih Sabang sebagai tempat persinggahan dan beristirahat dalam perjalanan dari India menuju Vietnam. Konon, kapal ini akan ikut dalam latihan perang bersama militer Amerika, Jepang dan Korea.
Kedatangan kapal perang itu disambut langsung oleh Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Olivier Chambard. Di Sabang, sang Dubes berziarah ke makam pahlawan nasional Perancis, Lettu Laut Anumerta Jacques Carissan yang dimakamkan di pemakaman Eropa, Kerkhof, di Sabang.
Menurut informasi yang diberikan pihak Kedutaan Perancis, Jacques Carissan adalah seorang tentara dari Angkatan Laut Perancis yang gugur ketika kapal Perancis Mousquet dan kapal Jerman Emden terlibat baku hantam dalam pertempuran laut di Selat Malaka pada Oktober 1914. Saat itu, Perancis yang tergabung dalam blok sekutu sedang berperang dengan Jerman dari blok sentral.
Saya tidak tahu apakah keberadaan makam tentara Perancis itu yang mendorong Hasan Tiro mengirimkan surat kepada Jenderal de Gaulle atau karena alasan lain. Yang pasti, surat dari cucu pahlawan nasional Teungku Syik di Tiro itu sampai membuat de Gaulle (kemudian Macron) tidak bisa tidur nyenyak.
Note: versi ringkas cerita rekaan ini sudah pernah saya posting di Facebook milik saya.
memang lebih enak baca dongeng daripada karya ilmiah, meski kemudian tak bisa tidur nyenyak. anneuk teuh
kiban pendapat @cicisaja ?
Hana pendapat loen bang, sebab tanyou beda pendapatan 🤣
Sedeh that kamoe yang aneuk sirideng...
jadi ingat ucapan salah satu kadis di kota saya. saat rapat dengan kepala daerah, dia selalu kritis. kemudian temannya berbisik, "kayaknya bos gak senang dengan gaya kritis mu. jangan terlalu banyak pendapat, nanti kehilangan pendapatan". besoknya si kadis ini jadi santuy.
Payah ta peugot dongeng, bek dipike keubit2 na cerita nyoe haha
hahah. 2002 na troh kapai lam laot selat malaka. kapai dari negara2 NATO. dongeng chit
Nyou yang lagee nyou jeut tamong steem literacy bang @ayijufridar?
Hanjuet sang, makajih lon posting via komunitas Indonesia hahaha
Ta preih peunutoh gobnyan dilee
Jeut. Mandum jeut sabab literasi kon sebatas menulis dan membaca, tetapi juga memahami makna. @cicisaja bek tuwo posting sigo-go bak lapak kamoe.
Han ta teujeut bang @ayiijufridar 🤭 löen Jai that ulok, Hana faedah meunan 😃
payah lon boh nan cici raja ulok
Nggak apa, sebab ulok @cicisaja adalah ulok bergizi bagi jiwa dan raga....
Pajan syit lom, beulaku nyan yang mampu teuh, mantan penghibur 😂
Ulok kak @cicisaja sering menjadi penawar bagi otak yang sedang kering korantang karena ide tak kunjung datang
imajinasi yang liar dari @acehpungo yang dikaitkan dengan berbagai peristiwa nyata membuat cerita ini jadi hidup, nampaknya akan ada buku "Pungo" versi ketiga setelah ini.
Keu gura2 mantong nyoe hai nyak kaoy, bah na bahan postingan. Han ek ta meuhayal le jinoe...keunong supot awe bak kak @cicisaja
Pehtem teruuss...tôh kupi sikhan☕
Singoh munyoe hana halangan lon pehtem sigo beh
Bek tuwo mention padum2 anggota nak rame bacut🤣