Sejarah makam poe teumeuruhom

in WhereIN3 years ago

Salah satu destinasi wisata religi yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan atau peziarah adalah makam Sultan Salathin Alaidin Ri’yat Syah atau lebih dikenal dengan Po Teumeureuhom Daya. Makam Po Teumeureuhom ini terletak di Kecamatan Jaya, tepatnya di Gampong Gle Jong. Mungkin sebagian dari kita sudah tak asing lagi dengan yang namanya Po Teumeureuhom. Po Teumerehom adalah seorang ulama dari keturunan Raja Mandat yang datang ke Lamno untuk melakukan pemurnian agama Islam di Lamno yang saat itu dianggap tak murni lagi. Keadaan pemerintahan saat itu sangat kacau sehingga dengan datangnya Po Teumeurehom ke Lamno beliau mampu menciptakan kejayaan bagi masyarakat Lamno dalam bidang ekonomi, politik, sosial, agama, dan budaya.

Sejarah mengenai makam Po Teumeureuhom Daya sangatlah panjang. Ada sebuah riwayat yang menyatakan bahwa Sultan Salathin Alaidin Ri’yat Syah ini pernah menjadi raja di Kuta Madat, wilayah Negeri Pedir (Pidie saat ini). Proses kedatangannya ke Daya berawal ketika Raja Abdullah Malikul Mubin yang mengetahui Portugis mulai menanamkan kuku penjajahannya di bagian pantai barat Aceh (Daya), mereka khawatir akan keamanan aceh. Raja inilah yang merintis jalan ke Negeri Daya yang saat itu masih bernama Indra Jaya dan menaklukkan sebagian wilayahnya.

Disebabkan usianya yang sudah sangat lanjut dan pikiran sang raja sangat dibutuhkan di pusat pemerintahan, maka Raja Abdullah Malikul Mubin meninggalkan Daya dan kembali ke Pidie. Sultan Salathin Alaidin Ri’yat Syah yang waktu itu berkedudukan di Kuta Mandat mendapat tugas untuk pergi ke Indra Jaya sebagai pemersatu raja-raja di Indra Jaya yang sudah saling bermusuhan akibat adu domba Portugis.

Dengan pasukan yang berkekuatan 300 tentara, Sultan Salathin Alaidin Ri’yat Syah membuat sebuah perjalanan bersejarah melalui rimba belantara, mendaki gunung-gunung yang tinggi, dan menuruni tebing-tebing sampai akhirnya tiba di Daya dengan selamat bersama dengan para tentaranya.

Ada sebuah tradisi yang unik di kompleks pemakaman Po Teumeureuhom ini. Tradisi ini dinamakan seumuleung yang dilaksanakan setiap Iduladha. Tradisi ini sudah berjalan lebih kurang lima abad setengah. Seumuleung merupakan upacara untuk memperingati Sultan Salatin Alaidin Ri’yat Syah (Po Teumeureuhom) yan dilaksanakan oleh keturunan-keturunan beliau hingg kini. Pada setiap Iduladha tempat ini sangat banyak dikunjungi peziarah, enam sampai delapan ribu pengunjung yang datang.

Tradisi seumuleng pertama kali dilaksanakan oleh Sultan Riayat Syah saat mengangkat putra mahkotanya Sultan Alaidin Riayat Syah (Po Teumeureuhom) jadi raja pada tahun 885 H/1480 M.

Acara ini diawali dengan pembukaan upacara seumuleung oleh panglima kerajaan yang mengenakan baju hitam, pedang bersarung merah terikat di pinggangnya, dan secarik kain merah melilit kepalanya. Panglima perang kerajaan berhenti di depan anak tangga astaka diraja. Astaka semacam aula tempat pelaksanaan upacara kerajaan sejak dahulu. Sebelum mengucapkan salam, panglima menghunuskan pedang dan mendekatkan ke dada dengan posisi siaga. Usai mengelilingi astaka diraja, panglima melihat ke sekeliling tamu, seakan ingin memastikan tempat sederhana itu aman dari penyusup atau orang-orang jahat. Setelah itu, panglima menjemput raja di balai peuniyoh (singgah) yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari singgasana raja yang telah disiapkan di astaka diraja.

Raja menggunakan pakaian kebesaran kerajaan warna kuning terang. Ketika raja datang ke tempat itu semua tamu bangun sebagai bentuk penghormatan raja memasuki astaka diraja diiringi oleh panglima dan pembantu-pembantunya. Para hadirin menyambut dengan suara khitmat “daulat tuanku”. Tugas panglima di antaranya, pertama, sesudah para undangan naik pentas, panglima memberi aba-aba dalam bahasa Lamno Daya, “Hadirin banbandum...supaye jinee geutayee tabeudeuh, raje keugeujak bak tempat seumuleung” (Hadirin sekarang kita bangun, raja sudah tiba di tempat seumuleung.”

Kedua, sesudah raja, duduk upacare seumuleung sigre geutanyee peulaku (upacara seumuleung, segera kita laksanakan). Ketiga, amanat raje keupadeu seuri padukeu kamee peusile (amanat raja, kepada sri paduka kami persilakan).

Kemudian, raja duduk dan dipeusijuek (ditepungtawari), diiringi selawat dan doa. Selanjutnya, pembukaan acara oleh panglima dan ia persilakan raja memberi amanat. Amanat tersebut disampaikan dalam bahasa Daya. Alhamdulillah, puje ngen pujoe keusidroe poe teuh Allah Swt, seulaweut seureuta saleum ateuh junjungan alam Rasul Nyang keu seuneuleuh Muhammad saw. Syedare-syedare Raje-raje yang neu di peut sagee nanggree daye: Raje Lamno, Raje Kuala Daye Raje Kuala Unge Seureteu Raje Keuluang Nibak ure nye geutanye ta peu ingat uree teudeung Nanggree Daye-nyeng geupeudeng lee Sultan Inayat Syah bak thon 1480 M nyeng geutanyee peu ingat sabe-sabe tiep-tiep 10 Zulhijjah bak Uree Raye Haji tiep-tiep peukare lam Nanggre Daye ta peuseuleusee ngen musyawarah seureta ta peuputoh ngen hukom, geut hukom Allah adekale hukum adat, peukare-peukare nyeng han ek geutanyee peuseulesee di sineeta peu ek ue Nanggre Atjeh Darussalam. Eh nye manteng nyang kamoe peu sampee, wassalamu’alaikum wr. wb. (Pembacaan maklumat Kerajaan Negeri Daya oleh keturunan pemangku raja ke-13).

Amanat tersebut bermakna bahwa pada hari itu telah ditetapkan hari berdirinya Negeri Daya oleh Sultan Inayat Syah, maka tiap-tiap perkara yang ditetapkan di Negeri Daya akan diselesaikan di Kerajaan Aceh Darussalam. Hubungan Negeri Daya dengan Kerajaan Aceh Darussalam sangat dekat, karena Sultan Riayat Syah adalah putra Sultan Inayat Syah.

Setelah raja menyampaikan amanat dilangsungkan upacara seumuleung. Tak lama berselang dua dayang datang. Satu orang langsung duduk di depan raja. Panitia membawa sebuah dulang besar berisi nasi dan lauk-pauk atau disebut bu ulee, hidangan khusus untuk raja. Raja makan disuapi dayang. Penyuapan inilah yang dinamakan seumeulueng (disulang). Setelah itu, acara ini ditutup dengan pembacaan doa.

Bagi yang berminat untuk ziarah makam dan melihat langsung tradisi unik dan sarat sejarah ini, silakan datang ke Komplek Makam Po Teumeureuhom di Gampong Gle Jong, Aceh Jaya. Sebaiknya pada saat Iduladha. Terima kasih.

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)

Sort:  

This post has been rewarded by the Steem Community Curation Project #wherein

老板说我的恢复进度不错。不必停下来休息。你们愿意继续撸小赞?还是先休息然后才来撸大赞?
另外,公司手机丢了。要加微信群的直接加瓜子老板吧 iguozi ¯(◉‿◉)/¯

Ha recibido un voto a favor de la comunidad WHEREIN, impulsada por STEEMIT INC. Gracias por usar WHEREIN

Terimakasih Sudah Menggunakan WhereIn, Postingan Anda Terpilih Untuk Mendapatkan Upvote Dari WhereIn Dan Di Dukung Oleh Steemit.inc !

thank's very much

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 56905.43
ETH 2398.24
USDT 1.00
SBD 2.26