Ranup Silaseh

in WhereIN3 years ago

Di daerah Aceh, mengunyah ranub (sirih) merupakan salah satu bagian dari tradisi yang sudah turun temurun dilakukan. Jika kita lihat di seberang masjid Raya Baiturrahman akan nampak ramai dari pagi hingga malam hari penjual ranub yang menjajakan ranub.

Tradisi makan ranub dalam budaya Aceh merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari 300 tahun yang lampau atau di zaman Neolitik, hingga saat ini. Apabila kita menengok masa lalu, orang tua kita mempunyai tradisi “makan ranub” atau “menyirih”. Konon tradisi makan ranub ini dibawa oleh rumpun bangsa Melayu sejak kira-kira 500 tahun sebelum Masehi ke beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tradisi mengunyah daun ranub yang di dalamnya beiris biji pinang, gambir dan sedikit kapur. Kapur ranub diyakini mampu memperkuat cengkraman gusi terhadap gigi. Pendukung budaya ini banyak hidup di Asia Tenggara dan terdiri dari berbagai golongan meliputi masyarakat bawah, pembesar agama dan kalangan istana.

Ranub, atau dalam Bahasa Indonesia disebut sirih, merupakan sejenis tumbuhan merambat yang membiak melalui keratan batang dan anak yang tumbuh dari batangnya yang merambat di tanah. Bagi masyarakat Aceh, ranub memiliki nilai yang tinggi. Pada masa lalu ranub selalu dikaitkan dengan semangat pada zaman kepahlawanan Melayu. Sehelai ranub bertemu dengan urat yang dimakan bersama pinang, kapur dan gambir dikatakan dapat menaikkan semangat pahlawan yang akan berjuang. Penggunaan ranub di Aceh dapat ditelusuri dari kajian naskah kuno kitab “Mujarabat”. Dalam kitab Mujarabat yang telah dialihaksarakan, ranub dan pinang disebutkan secara bekali-kali sebagai bahan ramuan obat-obatan.

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 59479.71
ETH 3174.48
USDT 1.00
SBD 2.44