The diarygame, Minggu, 7 Juli 2024 || Berkunjung ke KRI Dewaruci di Tanjung Uban

in Traveling Steem3 days ago (edited)


Aku sudah jauh mendapatkan informasi bahwa tanggal 5 s.d. 7 Juli 2024 KRI Dewaruci akan sandar di Dermaga Fasharkan Mentigi Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam rangkaian pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024.

Awalnya Aku tak ada niat untuk berkunjung ke KRI Dewaruci. Selain Aku pernah berkunjung beberapa tahun lalu di KRI ini dan alasan lainnya jarak tempuh dari Kota Tanjungpinang menuju Tanjung Uban menempuh waktu sekitar satu jam lebih. Hari libur asyik dirumah saja dengan aktifitas pembersihan rumah. Terbukti hari Jum’at (5/7) dan Sabtu (6/7) Aku masih santai di kantor dan rumah. Namun entah mengapa hati berubah pada malam Minggu dan mengarahkan agar Aku Minggu (7/7) pagi hari harus berkunjung ke KRI Dewaruci. Akhirnya Aku putuskan besok pagi berangkat dan sambil menggambil momen untuk bahan baku menulis di steemith.

Fajar mulai merekah. Menyambut mentari pagi yang akan menyirami bumi dengan cahaya indah. Aku masih melawan rasa kantuk untuk bangun sebelum sang muazin memanggil umat dengan panggilan suci. Tubuh masih berat karena hampir semalaman bergadang menonton babak perempat final pertandingan sepak bola piala Eropa 2024. Sampai mendekati subuh. Aku tak boleh kalah kuat nonton bola namun tidak salat subuh berjamaah di masjid. Alhamdulillah, rasa kantuk dan malam dapat Aku kalangan dan iman yang terpatri di jiwa menghadirkan diri bersujud menghadap ilahi rabbi.

Waktu terus berlalu dan pada pukul 07.30 WIB Aku meluncur menuju Tanjung Uban. Tak pakai mobil. Aku berangkat dengan motor Nmax yang dipinjamkan oleh senior, Bang Iqbal, agar digunakan saat beliau ijin ke Jakarta untuk melaksanakan pertunangan anaknya. Bagiku sangat berterima kasih karena dapat digunakan berjalan-jalan menghibur diri.

Seperti biasa Aku membawa motor rada santai. Aku tahu bahwa pagi ini KRI Dewaruci akan meninggalkan Tanjung Uban. Aku awal berangkat agar bisa berkunjung ke kapal walau hanya beberapa menit. Untuk tiba di Tanjung Uban maka ada lima jembatan rangka baja akan dilalui. Pemandangan gunung Bintan menambah eksotik perjalanan. Cuaca memang agak mendung. Jadi tidak kepanasan. Pada saat akan memasuki Desa Pusong hujan tiba-tiba turun. Aku mencoba menerobos hujan namun hujan bukan berhenti malah agak deras. Aku putuskan berhenti daripada tubuh basah. Tak bawa ganti.

Setelah beberapa menit berteduh perjalanan Aku lanjutkan. Aku berteduh disalah satu rumah kosong yang dalam pembangunan. Ada beberapa orang yang olahraga gowes ikut berteduh. Hujan belum berhenti. Saat gerimis ringan Aku akan lanjutkan perjalanan. Terlebih dahulu Aku bertanya dengan salah satu warga desa Pusong yang berteduh. "Berapa menit lagi tiba di Tanjung Uban." "Kurang lebih 20 menit lagi pak," jawabnya santai.
"Terima kasih Bang," jawabku singkat.

Aku menembus hujan ringan yang turun. Rupanya hanya hujan lokal. Hujannya tidak menyeluruh. Saat Aku memasuki Kota Tanjung Uban yang menuju arah Mentigi cuaca cerah. Bahkan panas terik. Aku tak langsung ke lokasi karena mampir sesaat ke Masjid Taqwa untuk melaksanakan salat sunat dhuha. Tak lama hanya empat raka'at saja.



Pengambilan gambar dari Dermaga

Masjid Taqwa ini adalah masjid idola yang sering Aku salat berjamaah tatkala bertugas di Satuan Kapal Cepat (Satkat) tahun 2015. Langkah berlanjut menuju ke Dermaga Fasharkan Mentigi. Aku sudah memasuki kesatrian Fasharkan Mentigi. Sepeda motor di parkirkan terlebih dahulu sembari melihat suasana ramai di dermaga melihat KRI Dewaruci dan beberapa orang yang berpakaian Melayu bertopi tanjak di Aula Fasharkan Mentigi. Langkah penuh semangat Aku berjalan. Aku kuatir tak ada waktu untuk mengabadikan foto. Informasi yang diterima bahwa KRI Dewaruci bertolak pukul 10.30 WIB. Maka sebelum naik ke kapal dari dermaga Aku abadikan sejenak foto-foto pendukung.

Di dermaga masih ramai orang. Kelihatannya waktu open ship sudah tutup. Open Ship itu kunjungan ke kapal. Aku karena prajurit Jalasena ijin berkunjung. Jauh-jauh dari Tanjungpinang jangan sampai lewat momen menarik ini. Aku sudah naik melalui tangga kapal. Ada beberapa Perwira Kapal didepan penjagaan. Setelah memperkenalkan diri maka Aku didampingi oleh salah seorang anggota untuk mempotret diriku selama berada di KRI Dewaruci.

Untuk informasi buat bersama bahwa KRI Dewaruci adalah kapal pelatihan buat Taruna/Kadet Akademi Angkatan Laut, TNI Angkatan Laut. Kapal merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Untuk nama kapal diambil dari nama salah seorang Dewa dalam kisah pewayangan Jawa, yaitu Dewa Ruci. Sejak memperkuat jajaran TNI AL tahun 1953. KRI Dewaruci masuk dalam jajaran Satuan Kapal Bantu Komando Armada II yang bermarkas di Surabaya. KRI Dewaruci telah dua kali melaksanakan pelayaran muhibah keliling dunia yaitu tahun 1964 dan 2012. Dan, KRI Dewaruci juga merupakan duta Indonesia dengan berlayar saat muhibah kelilung dunia menampilkan seni ragam.budaya negeri Indoenesia. Salah satu penghargaan internasional paling bergengsi yang pernah diraih oleh KRI Dewaruci adalah Cutty Shark Thropy saat Tall Ships Race di Australia tahun 1998. (Sumber: Wikipedia)

Saat ini, KRI Dewaruci yang memiliki panjang 58,3 meter, lebar 9,5 meter, dan berat 847 ton, tidak digunakan lagi sebagai kapal pelatihan bagi Taruna/i Kadet AAL TNI AL karena TNI AL sudah mempunyai kapal pelatihan baru yaitu KRI Bima Suci. KRI Bima Suci adalah kapal yang lebih modern dan lebih besar yang memiliki panjang 111,2 meter, lebar 13,65 meter, dan berat 2.345 ton. Terakhir KRI Dewaruci digunakan tahun 2012 setelah kegiatan keliling dunia terakhir dilaksanakan. (Sumber: Wikipedia)



Suasana di KRI Dewaruci

Aku aksi cepat foto sana sini disekitar kapal. Mulai dari haluan kapal berdiri gagah, buritan kapal, kemudi kapal dan tiang utama kapal. Kapal latihan ini kini diawaki hanya prajurit TNI AL. Kenangan nostalgia yang pernah membawa Kadet AAL tidak bergaung lagi di kapal. Kapal ini akan muhibah didalam negeri dengan berbagai rangkaian yang diikutsertakan dengan program pemerintah. Hal ini nyata dapat kita lihat ada beberapa masyarakat sipil yang menggunakan KRI Dewaruci sebagai
sarana pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024. Kegiatan ini sudah pernah dilaksanakan tahun 2022 dimana TNI AL via KRI Dewaruci melaksanakan pelayaran jalur rempah bekerja sama dengan kemendikbud untuk menelusuri jalur rempah nenek moyang zaman dahulu. Kegiatan MBJR sebagai peningkatan pentingnya rempah dalam sejarah dan budaya bangsa dan selanjutnya juga memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia. Keren dan hebat kegiatan ini.



Peserta MBJR diarak menuju kapal

Aku masih diatas KRI asyik foto-foto. Waktu berlayar hampir tiba. Dari atas kapal Aku melihat rombongan Pemerintah Kepri dan Kabupaten Bintan serta TNI AL mulai beranjak dari Aula Fasharkan Mentigi. Sudah hampir tiba di dermaga dan Aku pamit dengan personel kapal seraya menyampaikan terima kasih atas pelayanan diatas kapal. Rombongan MBJR di arak menuju Kapal Perang dengan pukulan alat rebana yang dimainkan oleh orang tua berpakaian Melayu dan para gadis-gadis remaja. Sampai didermaga setelah berjabat tangan dan diselangi foto para peserta muhibah dan Komandan serta prajurit KRI Dewaruci persiapan bertolak menuju Lampung.



Prajurit melaksanakan Parade Roll

Tali kapal perang mulai di lepas. Satu persatu prajurit menempati posko yang ditentukan ditiang dan layar kapal. Gerakan ini dinamakan Parade Roll. Saat KRI Dewaruci yang membawa Taruna/Kadet AAL berlatih maka semua yang menempati posko adalah para Taruna/Kadet. Para Kadet lihai dan cepat gerakannya. Pastilah plus berani dan tidak takut ketinggian. Kalau Aku naik keatas tiang kapal nun tinggi maka takut juga. Jujur, Aku agak takut dengan ketinggian.



KRI Dewaruci meninggalkan Tanjung Uban

Kini para prajurit yang terampil dengan cekatan dan keberanian tinggi naik ketiang dan layar-layar kapal. Alat pengaman dicantolkan saat sudah menempati posisi. Kita melihat dari dermaga penuh dengan kekaguman. Decak kagum ditambah tepuk tangan dengan meriah. Perlahan-lahan kapal bertolak meninggalkan dermaga. Sangat indah buat pemandangan yang disaksikan dari daratan. Ada yang foto dengan backroundnya KRI Dewaruci membelah gelombang meninggalkan Tanjung Uban. Aku yakin selama KRI Dewaruci berada di Mentigi warga terhibur dan terkesan dengan kapal penuh sejarah yang telah melahirkan para pelaut ulung dan pemimpin hebat di jajaran TNI AL pada khususnya dan TNI pada umumnya serta NKRI yang tercinta.***

Salam semangat dari Kota Tanjungpinang @hoesniy

Sort:  

Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.

Loading...

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 58659.71
ETH 3164.52
USDT 1.00
SBD 2.43