Wisata Sabang Guiding Ricky - Part 2 Penatapan Pulau Klah
Halo sahabat lasak 😀👋
Mungkin sebagian besar kita mengenal "Sabang" dari lagu wajib nasional yang diciptakan oleh R. Suharjo. Ya, lagu "Dari Sabang Sampai Merauke" yang juga menjadi salah satu lagu favorit saya. Hal ini juga kenapa Sabang menjadi incaran para traveler di Indonesia, bahkan dunia. Bagi orang Indonesia, pulau yang terletak di barat laut pulau Sumatra ini lebih dikenal dengan nama pulau Sabang, padahal Sabang adalah nama kota yang ada di pulau ini. Sedangkan nama pulau besarnya adalah pulau Weh. Pulau Weh ini pulau vulkanik loh. Menurut ahli geologi, dulunya pulau ini menyatu dengan Sumatra, tetapi terpisah karena letusan gunung berapi.
Sahabat lasak, cerita saya kali ini bagian kedua dari cerita perjalanan saya guiding Ricky, menjelajahi Sabang, pulau Weh. Cerita saya sebelumnya bisa kamu baca pada tautan berikut ini ya :
Kalau cerita kemarin tentang serunya perjalanan kami dari Medan ke Aceh dan bahagianya bertemu sahabat-sahabat lasak yang membantu perjalanan kami, maka cerita saya kali ini ke destinasi wisata yang instagenic. Namanya adalah Penatapan Pulau Klah.
Penatapan Pulau Klah
Rugi rasanya kalau selama vacation berdiam diri di penginapan. Jadi meski istirahat belum cukup, kami langsung bergerak dari penginapan Pondok Simpang Tiga, untuk menjelajahi Sabang. Destinasi pertama yang kami singgahi adalah Penatapan Pulau Klah.
Penatapan pulau Klah ini letaknya di tepi jalan sebelah kanan jika kita berjalan dari Sabang menuju Iboih/Nol KM. Perjalanan berkendara dari Penginapan kami kurang lebih 15 menit saja. Kamu tak akan nyasar ke lokasi ini karena mudah sekali terlihat. Kita berjalan dengan pemandangan laut Sabang dan akan terlihat sebuah pulau. Pulau itulah yang bernama pulau Klah.
Perahu
Sarang Burung
Pintu Langit
Oleh warga setempat, lokasi penatapan ini dibangun tempat untuk berfoto yang instagenic. Ada sarang burung, pintu langit dan juga perahu. Hal inilah yang membuat lokasi penatapan pulau Klah semakin populer sehingga banyak disinggahi oleh wisatawan. Jujur saya pribadi lebih suka tempat yang alami tanpa ada ornament buatan manusia. Tapi tentu saja pasarlah yang menentukan. Oiya, untuk biaya masuk ke kawasan pulau Klah ini hanya ada kotak retribusi yang bisa kita isi seikhlasnya.
Baca juga : Bolu Toba Medan
Sahabat lasak, kemana perjalanan kami selanjutnya? Ikuti terus cerita kami pada tulisan selanjutnya ya. Tak bosan saya ingatkan agar pada masa pandemi ini kita harus disiplin menjaga protokol kesehatan di setiap aktivitas kita.
Sabtu, 15 Mei 2021
"Lasaklah, sejauh dan sebisa mungkin, karena hidup adalah bergerak"
Kaki Lasak : Steemit -Travel Blogger
Follow Me :
Hive.Blog : Kaki Lasak
Blog/Website : Kakilasak.com
Facebook Husaini Sani
Instagram kaki lasak
Youtube Chanel : Kaki Lasak TV
Whatsapp +6282166076131
Wow pemandangan yang sangat indah @kakilasak
Iya bg, Sabang punya hehe