SIZ Contest|Visit My Hometown | NEGERI SRIKANDI ACEH CUT NYAK MUTIA
Hai semuanya. Karena kesibukan saya menjalankan tugas saya sebagai dokter hewan di dinas, saya baru membaca postingan dari @siz-official mengenai SIZ Contest | Visit My Hometown | 50 Steem Prize Pool!!!. Itupun setelah memantau postingan-postingan bu @cicisaja dan saya temukan bahwa beliau ikut serta di kontes dimaksud. Setelah membaca postingannya, saya suka dengan kontes yang diadakan dan saya ingin ikut berpartisipasi disini, biarpun ini hari terakhir kontes, semoga masih bisa…..
VISIT MY HOMETOWN
Rumoh Cut Mutia
Sejak 3 tahun yang lalu saya hijrah dari Kota Lhokseumawe ke Kampung halaman saya di salah satu desa di kecamatan Matangkuli yaitu di Desa Hagu setelah saya lama tinggal dan pindah dari satu tempat ketempat yang lain.
Saya sangat terobsesi untuk kembali ke kampung halaman saya yang mungkin disebabkan karena memori di alam bawah sadar saya sewaktu kecil yang menghabiskan waktu dengan bermain-main bersama kawan-kawan saat itu.
Hari-hari kami diisi dengan beragam permainan seperti patok lele dihalaman rumah kami, bermain perang-perangan di hutan dan sungai dekat rumah, makan bersama (meuramin) di sungai dan memancing ikan di parit-parit yang ada di desa. Saat itu ditengah keterbatasan kami bisa bermain dengan bahagia, menyatu dengan alam yang masih jauh dari polusi biarpun saat itu sudah berdiri proyek vital nasional yang saat itu di kelola oleh Mobil Oil yang bergerak dalam eksplorasi minyak dan gas sehingga dulunya Lhokseumawe dikenal dengan kota Petro Dollar, dimana di daerah kami terdapat sumur minyak dan gas sebanyak 4 buah (sering disebut Cluster I, II, III dn IV) dan juga ada perkantoran di daerah Nibong yang kenal dengan Point-A yang juga mempunyai Bandara kecil untuk mobilisasi pegawai Mobil Oil dari Medan-Aceh saat itu.
Cluster IV Exxon Mobil
Di tempat saya tinggal ada beberapa destinasi wisata yang menarik karena punya nilai sejarah antara lain Cagar budaya Rumoh Cut Mutia yang terletak di Desa Meunasah Mesjid Pirak.
Cut Mutia merupakan tokoh pahlawan nasional dari kalangan perempuan yang sudah membuktikan bahwa emansipasi wanita dan kesetaraan gender sudah ada di Aceh bahkan jauh sebelum era kemerdekaan Repubik Indonesia.
Jejak perjuangan Cut Mutia dapat ditelusuri dengan adanya kuburan beliau di Kecamatan Payabakong/pirak timu yang memang untuk sampai kesana masih harus melalui jalan setapak yang cukup jauh, namun bagi yang punya hobby offroad atau motor trail itu merupakan suatu Challenge yang cukup bagus and it’s free broda….. Wakil Mentri PU Kabinet Jokowi sudah pernah mengunjunginya.
Jejak lainnya bisa kita lihat ketika mengunjungi Rumah Cut Mutia yang berada di Desa Mesjid Pirak tesebut.
Di kompleks Rumoh cut mutia selain rumah induk yang merupakan rumah adat asli aceh dengan arsitektur yang khas dan mempunyai nilai-nilai filosofi di setiap sudut bangunannya juga di perkaya dengan bangunan lain.
Di kompleks Rumah Cut Mutia juga dilengkapi dengan “Kroeng Padee” sejenis lumbung padi tradisional tempat masyarakat Aceh menyimpan hasil panennya dulu yang dibuat dari bahan sederhana namun memiliki daya tahan yang cukup kuat sehingga masyarakat aceh bisa menyimpan padinya sampai tahunan.
Kroeng Padee tempat penyimpan padi
Di sudut lain ada juga “Jeungki” salah satu alat tradisional Aceh yang digunakan untuk menumbuk padi yang digunakan oleh nenek moyang orang Aceh sejak dulu.
Alat tradisional penumbuk padi "Jingkie"
Di halaman juga terdapat bangunan “Balee Meusapat” yang digunakan sebagai tempat untuk melakukan rapat-rapat dan musyawarah serta kegiatan mengaji.(metode pelaksanaan demokrasi zaman dulu).
Balee Meusapat
Dan di samping Rumah Cut Mutia ada juga monument yang menampilkan relief perjuangan Cut Mutia saat melawan penjajahan belanda.
Relief Monumen Rumah Cut Mutia
Bagi steemian yang hobby kuliner bisa mencoba Masakan Ikan Seumilang yang berada di Desa Parang IX tidak jauh dari rumah kami sekitar 1 kilometer.
Presiden Jokowi pernah singgah di rumah makan tersebut saat menghadiri ground breaking proyek nasional pembangunan Waduk Krueng Keureutoe tahun 2014. Itu merupakan napak tilas beliau karena pernah bertugas di Aceh sewaktu beliau bekerja di PT. Kertas Kraf Aceh.
Harga satu porsi ikan seumilang sekitar 5 - 7 steem…tergantung tambahan pesanan lain karena disini juga tersedia masakan khas ayam kampong.
Rumah Makan Ikan Sembilang
Dua kilometer dari warung makan ikan seumilang ada kuliner khas Aceh lain yaitu Rujak Aceh Nibong yang cukup fenomenal saat ini, dimana banyak pengunjung dari luar kota menyempatkan singgah dan mencicipi rujak aceh. Rujak ini juga sedang booming dengan munculnya cabang-cabang lain di beberapa tempat masih dengan brand Rujak Nibong. Dan yang pasti harga rujaknya terjangkau sekitar 1- 2 steem.
Rujak Nibong yang Fenomenal
Demikian gambaran sekilas tentang kampung halaman saya untuk memberikan gambaran pada sobat semua ketika berkunjung ke tempat kami dan diwaktu yang lain akan saya sampaikan lebih banyak lagi tentang tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi.
Mungkin hanya itu saja kali ini cerita saya tentang tempat saya tinggal. Saya juga mengajak @syakbans @gourdon @nadilchairi untuk mengikuti kontes ini.
Cc: @siz-official @cryptokraze
Salam
Bereh that pak, alhamdulillah lon kalheuh meulangkah cit u rumoh cut mutia beberapa tahun yg lalu, perlu perawatan yg maksimal
Hampir semua situs cagar budaya khususnya di acut TDK terawat, seperti rumah cut Mutia, makam Malikussaleh dll...
Cukop that sayang teuh
Meunyo tadeungo lagu...:
Dilee barokon lam Jaroe kafee
Jinoe hanalee aman sentosa....
Rupajih Rab sama chit mantong lam Jaroe awak nyan....😅
😂😂😂👍
😁
Pue na dalam kawasan lhokseumawe pak? Nyoe na tamita kupi bacut
Nyo Ka di rumoh.....lawetnyo jareung Jak u Lhokseumawe, biasanya ngantor di Lhoksukon...😁
Siap senior
How did you add multiple pics in one pic?
I edited some picture using photos.google
Mantap that penulisannya pak @alee75
Peu mantap....ban lon baca komentar Bu @cicisaja bunoe, lon peugot aju peu yg na mudah...ban Ka 30% kapayah intat aneukdara ke rumah neneknya. Jadi kakeuh Cok Honda sira Jak bak jalan Meu fotolah peu yg na, makajih Hana maksimal (foto warung mie Aceh, ikan Sembilang, warung kopi dan rujak Nibong) lagee kuet padee lam reudok, tapeugot kode Pih kadang jigesee keunoe keudeh, kakeuh lagee nyan ...man aleh mantong jeut posting....jeut hanjeut Ka Meu posting...🤣
Pokok nya mantap tu pak
Idroe na ikut chit Kon...?
Situasi tingeh hana memungkinkan nyo pak...
Maklum banleuh pemilihan kades baru
O...payah Mita ibuk geuchiek aju nyan...🤭
Salah paham ini pak @alee75 nya
Whattssss.....???
modus biar syakbans terpacu dalam melodi......🤭
wow perfect
Thanks....
Idealnya, setiap kali ikut kontes, Kita sertakan link ke postingan kontes selain menyebut penyelenggara. Itu tagar visitmytown yg dianjurkan ya? Bukan visittomytown?🤔 Peu loen yg salah baca🤦🏽♀️..
Lagak nyou, adak pih lagee kuet padre lam reudok, sigap2 dan sempurna, padi aman, badan tak basah👍👍
Mudah2an dapat hadiah pak @alee75.
Aamiiin buk ...setidaknya dah ikut meramaikan at the last minutes. ..☺️
Udah di approve Dan dapat entry nomor berapa?
Belum sepertinya Bu....mungkin dah ketelatan postingnya.... 🤭
Nggak juga.. Kan 12 Juni,duluan kita daripada tempat penyelenggara. Saya juga telat di approve kok.
Mudah2an Bu....☺️
Baru di approved td malam Bu...entry no 18 😊
Neu maklum ibu...kueut padee lam reudok, mata Pih rabun si angen....udah sy edit tag nya yg betul visittomytown dan link post juga udah sy kirim di postingan kontes tadi....🙏
I like your home town very much. This place is so beautiful
Thanks bro....🙏
Thanks for your participation. Best of luck for the contest 👍
You're Wellcome....Aameeen...🙏
Very nice post. I really appreciate it
Thanks bro...🙏