Indahnya Batu Cincin Hadiah dari Teman

---

---

Menatap personel yang melaksanakan apel pagi

Seperti biasa setiap hari Selasa (14/5/2024) kegiatan dikantor adalah olahraga. Aku melihat anggota apel pagi. Sambil memperhatikan kegiatan apel pagi , Aku tak lupa bergaya sesaat untuk difoto. Tentunya mohon bantuan dari anggota penerangan. Apel pagi berlangsung dengan tertib dan lancar. Setelah apel pagi semua prajurit dan Pegawai Negeri Sipil melaksanakan olahraga wajib. Ini sudah Perintah Harian Bersifat Tetap (PHST) dilingkungan kerja TNI AL. Rangkaian olahraga adalah Senam Kesegaran Jasmani - 88 sebnayak satu kali dan dilanjutkan latihan Beladiri Militer. Setelah kegiatan tersebut semua lari dan berjalan di seputar mako.

Aku tak ikut lari ataupun jalan. Aku lanjut bermain pimpong dengan Zulpan teman yang merupakan satu angkatan dinas di keprajuritan. Kami adalah Alumni Sepa PK ABRI Angkatan IV yang dilantik pada 4 Juli 1997. Kami dilantik di Kawah Candradimuka Akademi Militer (Akmil) yang berlokasi di Magelang. Kami bermain pimpong bercampur warna. Kadangkala serius dan juga bercanda saat mengirimkan bola untuk menjatuhkan dan mengalahkan kawan bertanding. Smash mulai dari terarah hingga tak terarah ikut mengacaukan pernainan tersebut. Aku memenangkan permainan dengan skor 2-1 untuk keunggulan diriku. Rupanya bermain pimpong cukup menyita keringat dan melelahkan. Namun juga mengasyikkan dengan bisa tertawa lepas hingga dapat berlompat ceria.

Usai bermain pimpong Aku balik sesaat kekantor. Rehat sejenak dan tak lama lagi akan pulang untuk mengganti pakaian olahraga dengan Pakaian Dinas Harian (PDH). Aku pulang menggunakan motor Nmax milik seniorku yang sedang dinas di Jakarta. Kebetulan kami adalah bertetangga. Beliau adalah seniorku dalam kedinasan. Naik motor Nmax asyik sekali. Motornya besar namun ringan saat dikendalikan.

Aku sudah keluar dari kantor. Aku tak pulang kerumah. Aku akan singgah sesaat di pasar jalan Merdeka. Ada niat mau berjumpa dengan penjual batu asal Bandung. Kami sudah hampir dua bulan tak jumpa. Beliau mudik ke Bandung saat lebaran Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H. Motor agak Aku pacu. Namun saat melewati jalan Teluk Keriting yang langsung kita bisa melihat pantai, air laut jauh surut. Dasar lautnya jelas tampak. Aku berhentikan sesaat sepeda motor dengan tujuan ingin mengabadikan sepasang anak remaja mencari gonggong. Tubuh mereka tidak jelas karena jaraknya sudah jauh di tengah laut. Mereka tidak pakai sepatu dan lebih mudah berjalan diatas lumpur. Setiap berjalan maka kedua kakinya tengelam hingga selutut. Berani juga kedua anak remaja ini. Aku niat juga suatu waktu mencoba nikmatnya mencari gonggong. Untuk diketahui bahwa makanan gonggong termasuk bagian dari makanan jenis siput.

---

---

Melihat sepasang anak remaja mencari gonggong

Menurut Wikipedia bahwa Laevistrombus canarium atau yang dikenal dengan nama Siput Laut Gonggong adalah hewan laut jenis kerang-kerangan dengan cangkang halus yang berbentuk gasing oval. Siput laut gonggong tersebar di sepanjang pantai dengan dasar perairan pasir lumpur atau pasir campur lumpur yang banyak ditumbuhi tanaman laut seperti lamun. Siput ini berasal dari perairan pantai wilayah Indo-Pasifik dan menyebar secara luas dari India selatan ke Melanesia, membentang dari Jepang di utara hingga Queensland, Australia di selatan.Di Indonesia, siput laut gonggong menjadi ikon dari Kepulauan Riau.

---

---

---

---

Mengganti ikatan batu cincin

Perjalanan dilanjutkan. Tak memakan waktu lama Aku sudah tiba di pasar. Berjumpa dengan Aa dari Bandung. Kami saling berjabat tangan dan tertawa ceria. Kebetulan Aa itu ada pasien orang tua yang langganan beli batunya. Kelihatan seru tawar menawar dari si kakek tua. Aku duduk dikursi pendek sambil menyodorkan cincinku berwarna kuning topas untuk dikuatkan karena sudah mulai longgar. Selain itu batu giok Taiwan yang diberikan oleh temanku dikantor Letkol Laut (P) Agus Yulianto ikatannya sudah mulai terkelupas dan tidak bulat lagi. Mengikuti saran Aa Aku tukar ikatannya. Paten juga sarannya tapi harus bayar Rp 100.000,- Aku tawar Rp. 75.000,- tak mau beliau..Akhirnya Aku mengalah. Aa ini sudah lama jualan batu dan menurutku orangnya jujur dan enak diajak diskusi untuk mencari solusi tentang perbatuan. Jika jualan beliau ada yang tak bagus batunya atau kaca maka beliau sampaikan sejujurnya bahwa batu ini jangan dibeli. Ikatan batu Aku yang baru membuat cincin yang menghiasi jemari bertambah indah. Lengkap seperti lampu jalan cincin dijemariku, yaitu merah, kuning dan hijau.

Selesai sudah urusan sama Aa penjual batu dan Aku kembali kerumah untuk berkemas dan mandi serta mengganti pakaian dinas yang dipakai. Sebelum dhuhur Aku sudah tiba dikantor dan suasana dikantor dinikmati dengan nyaman. Tak lama duduk suara qari yang membaca Al-Qur'an jelas terdengar dari masjid Hajar Aswad. Persiapan melaksanakan salat dhuhur sebentar lagi. Salat dhuhur tegak dan tak lama berselang selesai dilanjukan kembali kekantor.

Aku tak mampir dikantor karena mau ke ruangan Pabanops (Letkol Laut (P) Agus Yulianto). Aku rencana mau berjumpa Mayor Laut (H) Hendrik untuk minta materi tentang perkembangan Laut Cina Selatan sebutan dari Negeri Tirai Bambu. Bangsa Indonesia menyebutnya Laut Natuna Utara. Aku sudah tiba diruangan Letkol Agus. Ada beberapa teman-teman lainnya. Sambil menceritakan pekerjaan. Saat asyik bercerita Letkol Agus menyampaikan kepada saya," mentor sudah punya cincin kecubung seperti ini?".
Aku mencoba mendekatkan pandangan agar lebih jelas melihat batu dijemari beliau. " Belum sun. Batu kecubung yang mentor punya ukuran besar sekali," jawabku singkat.

Letkol Agus beranjak sesaat menuju keruangan kerjanya. Saat ini kami duduk diruang tamu. Ruangan santai. Rupanya beliau datang membawa beberapa batu kecubung dan mempersilahkan memilih cincin yang sesuai hati nurani dan cocok ukuran jemari. Alhamdulilah, bahagia mendapatkan hadiah cincin. Bukan Aku saja diberikan batu, yang lainnya dipersilahkan ambil. Aku melihat keikhlasan hati beliau memberikan batu tersebut. Beliau juga memakai batu cincin warna jeruk. Indah sekali.

---

---

---

---

Mendapatkan hadiah batu cincin

Untuk kedua kali beliau masuk keruang kerjanya dan mengeluarkan satu kotak kecil yang berisi beberapa batu tersebut.
"Ayo siapa yang berkenan pilih," kata Letkol Agus dengan raut wajah ceria. Aku mencoba memilih dengan ketukan hati nurani. Semuanya bagus-bagus dan indah dipandangan mata.
"Ini aja tor. Bagus dan cocok," Sisun mencoba memilih untukku. Benar juga, apa yang dipilihnya sesuai dengan pilihanku. Alhamdulilah, bukan Aku saja kebagian rezeki cincin, orang-orang disitu juga ikut kebagian rezeki kemuliaan dari hati Sisun pecinta batu. Sudah yang keempat kali Aku ketiban rezeki dari Allah melalui beliau.

Suasana keakraban antar satu dengan lainnya sangat kental terasa. Hal ini menjadi modal dan momen penting untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Mudah koordinasi dan memberikan solusi jika terdapat suatu pekerjaan. Aku tak lama berada satker Sops dan kemudian kembali keruangan kerjaku di staf ahli Koarmada I.

Hari itu menjadi indah dan berkah pada saat Allah memilih waktu yang tepat dalam memberikan rezeki kepada hamba-Nya. Mendapatkan batu cincin yang dihadiahkan oleh teman merupakan rezeki baik. Aku suka batu cincin dan sisun Agus lebih suka lagi rupanya. Semoga apa yang Aku dapatkan menjadi keberkahan.