Menjenguk/ Kunjungan ke Guru pengajian yang sedang di rawat di RS Cut mutia
Malam, setelah melaksanakan shalat isya, saya dan beberapa teman memutuskan untuk menjenguk guru pengajian kami, Pimpinan Dayah Khairul Huda yang sedang dirawat di rumah sakit umum cut Mutia aceh utara. Kunjungan ini merupakan bentuk penghormatan dan kepedulian kami terhadap beliau yang selama ini telah memberikan banyak ilmu dan inspirasi bagi kami semua.
Tiba kami di rumah sakit sekitar pukul 20: 20 kurang lebih. Suasana di rumah sakit tampak tenang, meskipun ada beberapa pasien yang terlihat sedang dirawat. Setelah melalui proses pendaftaran, kami segera menuju ruang rawat inap tempat beliau berada. Di perjalanan, hati kami dipenuhi rasa khawatir dan harapan agar guru kami segera pulih.
Sampai di ruang rawat inap, kami disambut oleh keluarga beliau yang juga hadir untuk menemani. Melihat kondisi beliau yang sudah bisa duduk meskipun masih lemah, hati kami terasa berat. Meskipun begitu, kami berusaha untuk tidak menunjukkan rasa cemas kami. Kami berdoa agar beliau diberi kekuatan dan kesembuhan. Kehadiran kami diharapkan dapat memberi semangat dan dukungan moral.
Setelah memberikan salam, kami mulai berbincang-bincang dengan beliau. Meskipun suara beliau terdengar lemah, kami bisa merasakan semangatnya untuk berbagi cerita. Beliau menceritakan bagaimana sakit yang dialaminya membuatnya merenungkan banyak hal, termasuk tentang pentingnya kesehatan dan waktu. Dalam setiap kata yang beliau ucapkan terdapat pelajaran berharga tentang kesabaran dan ketabahan menghadapi ujian hidup.
Kami juga mendengarkan beberapa nasihat beliau terkait pendidikan dan pengajaran. Dengan penuh perhatian, kami menyimak setiap pesan yang beliau sampaikan. Momen tersebut terasa sangat berharga, karena kami tahu bahwa kesempatan seperti ini tidak selalu ada. Beliau mengingatkan kami untuk terus menuntut ilmu, tidak hanya bersamanya saja, tetapi di tempat pengajian lainnya juga, dengan cara berinteraksi dan berdiskusi.
Selama kunjungan, kami tidak hanya berbicara, tetapi juga memberikan sedikit oleh-oleh berupa makanan yang kami bawa. Beliau menerima dengan senang hati, meskipun kami tahu nafsu makanya tidak sebaik biasanya. Makanan tersebut menjadi simbol kasih sayang dan perhatian kami yang selalu merasa terikat dengan sosok beliau.
Setelah menghabiskan waktu sekitar satu jam bersama beliau, kami merasa waktu berjalan sangat cepat. Kami menyadari bahwa kami perlu memberikan kesempatan kepada keluarga beliau untuk beristirahat. Sebelum kami pamit pulang, kami bersama-sama mengangkat tangan dan memanjatkan doa untuk kesembuhan beliau. Dalam doa tersebut, kami juga memohon agar beliau diberikan kekuatan dan kesehatan agar dapat kembali mengajar dan membimbing kami dan santri lain di Dayah Khairul Huda.
Saat saya melangkah keluar dari rumah sakit, perasaan saya campur aduk menyelimuti saya pribadi. Saya merasa bersyukur dapat menjenguk beliau, tetapi juga sangat berharap agar beliau segera pulih. Kunjungan malam ini menjadi pengingat bagi saya tentang arti kebersamaan dan dukungan dalam menjalani hidup. Saya berjanji di dalam hati kecil untuk terus berdoa agar segera sehat kembali.
Kunjungan malam ini bukan hanya sekedar menjenguk, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi saya dan juga teman-teman. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesembuhan kepada guru kami dan kami dapat terus belajar dari keteladanan beliau.
Hanya sekian saja yang dapat saya tulis cerita di postingan saya hari ini.
Semoga cerita ini banyak teman-teman menyukai dan memberikan saya suara juga komentar yang baik.
Wassalam.
Salam @aril.hatake
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Saya ikut sedih, saya baru mendengar sang guru "abati" dirawat rumah sakit. btw, ruangan berapa
Kami Turut Mengundang Anda Untuk Mendukung Pertumbuhan Komunitas STEEM FOR INDONESIA Dengan Mengdelegasi Ke Akun @steem4indonesia👇
Terima kasih
Semoga lekas sembuh dan terus membangun silaturahmi