Dear @fajrularifst mungkin ya dimaksud oleh @the-gorilla adalah dalam seni penulisan akan lebih indah jika cara kita bercerita melibatkan emosional tertentu, tapi bukan selalu "Lebay". Jika memakai istilah saya, saya lebih memilih kata "dramatisasi dan visualisasi bahasa", sehingga pembaca seolah bisa "melihat" dan "masuk" marasakan secara langsung pengalaman penulis dari tulisan yang dibaca.

Sedikit contoh bisa saya gambarkan disini:

^{Di hari Minggu pagi, kami sudah bersiap-siap untuk kembali pulang ke Kota Langsa, namun kami akan singgah dahulu di rumah nenek Khalif (ibu saya) di Kota Kualasimpang. Sekitar jam 08.00 pagi kami sudah berangkat, ketika baru keluar dari lorong terlihat ada pedagang-pedagang kaki lima yang menjual sayur-sayuran yang masih sangat segar, saya meminta kepada istri saya untuk membelikan sayuran untuk dibawa pulang. istri saya dengan semangat langsung turun dari mobil untuk memilih sayuran-sayuran tersebut.}

Tulisan ini jika lebih di visualisasikan bisa lebih menarik:

Di Minggu pagi yang cerah, kami bersiap-siap untuk kembali pulang ke kota Langsa, meski terasa berat untuk berpisah dengan sanak saudara di sini, namun karena kesibukan kami tetap harus kembali pulang. Rencananya kami akan singgah di rumah neneknya Khalif (ibu saya), karena kami sekeluaga juga rindu untuk sejenak berbincang dengan keluarga disana, terlebih neneknya Khalif (Ibu saya) sudah pasti lebih rindu kepada kami yang jarang bisa berkumpul. Sekitar jam 8 pagi kami sudah berangkat dengan lambaian tangan dari sana keluarga. ketika baru saja keluar dari lorong yang tidak begitu lebar terlihat ada pedagang-pedagang kaki lima sedang berjualan beragam sayuran yang masih sangat segar. Ada berbagai jenis sayuran mereka jual; sayur...., sayur.....(menyebut 2-3 jenis untuk visualisasi kepada pembaca). Saya meminta istri saya yang terlihat sangat bersemangat melihat kesegaran sayuran tersebut untuk membeli beberapa sayuran supaya kami bisa bawa pulang ke Langsa, saya memperhatikan istri saya dengan lihai melakukan tawar menawar sambil tersenyum dengan para pedagang sayuran tersebut.

Ini hanya saran saya agar secara emosional pembaca bisa juga terlibat membayangkan kegiatan pulang dari rumah Oma dan singgah membeli sayuran, dengan mengubah beberapa kata akan bisa membuat pembaca seolah bisa menyaksikan kegiatan itu didepan mata.

Demikian saran-saran saya untuk mengembangkan pola penulisan dan meningkatkan kualitas post. Lebi hdan kurang saya mohon maaf.

Thank you @the-gorilla I prefer to use Bahasa for better understanding, and thank you for mentioning me in this post.

Selanjutnya saya ucapkan selamat dan sukses di platform ini, jangan sungkan untuk berinteraksi di dalam postingan teman-teman yang lain ya

Good luck