The Diary Game #52:Share Your Day With Us, Jumat 9 Agustus 2024|"Tiba-tiba Ada Api"
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah Senang rasanya bisa menyapa teman-teman lagi hari ini. Bagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam lingdungan sang pencipta.
Subuh yang syahdu, sejuk dan dingin. Aku terbangun saat alarm dari ponselku berdering. Tanpa menunggu waktu lama, aku langsung mengambil air wudhu dan mengerjakan salat subuh dua rakaat. Tak lupa bersyukur atas nikmat umur dan kesehatan sampai pagi ini.
Hari ini aku off di sekolah. Jadinya aku punya waktu senggang hari ini. Pagi ini aku memasak nasi goreng dari nasi sisa semalam yang telah disimpan dikulkas. Aku memasak nasi goreng tanpa bumbu. Hanya nasi goreng putih dengan daun jeruk dan daun lainnya. Mengolah kembali nasi tinggal menjadi resep baru. Sayang dibuang, karena jumlahnya masih banyak.👍. Lanjut menggoreng kerupuk untuk menu sarapan pagi lebih lengkap.
Nasi goreng daun Jeruk
Aku memakan sarapan pagi di rangkang luar rumah. Sekaligus menyuapi makan si Barra, keponakan kecilku. Setelah makannya selesai, aku kembali ke rumah untuk menaruh piring kotor. Momen mendebarkan itu pun terjadi. Aku melihat api yang sudah membesar di wajan penggorengan yang tadi dipakai menggoreng kerupuk. Apinya lumayan tinggi, mungkin karena saringan kerupuk tersebut bergagang kayu. Api telah membakar penyaringan tersebut dan mulai menjalar di pengaduk nasi yang juga terbuat dari kaya di kompor sebelah.
Ketika melihat itu, aku panik bukan main. Pasalnya aku telah lama berada diluar dan baru kembali setelah sarapanku selesai. Bahkan diluar sana, aku bersama ibu dan bundaku telah lama berbincang. Kakak ipar dan beberapa tetangga juga ada di luar, mereka punya jadwal pengajian di menasah hari ini. Dan rumahku berada disamping menasah. Mereka biasanya berkumpul di rangkang depan rumah sambil menunggu ustadz datang.
Aku tidak berfikir panjang. Dengan tangan kosong, aku langsung mematikan kompor. Api terus membesar. Dari dalam rumah aku berteriak memanggil ibunda dan kakar ipar. "Apui, apui, kôk raya bak komphor, keuno neutamöng!"Teriakku dalam bahasa Aceh. Kakak iparku yang berada persis sejajar dengan pintu langsung berlari ke dalam.
"Dek, icok handôk bulut" ujar Kakak iparku.
Demi apapun katanya, aku langsung meraih handuk yang dijemur dikamar mandi. Lalu mencelupkannya ke air dan segera memberikan pada kakaku.
Kemudian, ia menjiprat air itu ke api, tapi apinya menyala membesar. Akhirnya ia menaruh langsung handuknya kedalam wajan. Dan Alhamdulillah apinya padam. Hanya tinggal pengaduk nasi dikompor sebelah yang masih berapi, aku memgambilnya dan langsung menyiram dengan air. Seketika perasaan lega itu datang dalam hati. Namun, Tubuhku bergetar sejak melihat api saat masuk tadi. Aku tak henti-hentinya mengucap syukur Alhamdulillah.
Wajan dan saringan yang hangus
Teman-teman, ternyata setelah menggoreng kerupuk, aku lupa mematikan kompor gas. Aku hanya menyaring kerupuk dan memindahkannya ke wadah, lalu keluar rumah untuk makan bersama Barra. Ketika pertama masuk dan melihat api yang membesar di sana, aku baru sadar bahwa pematik dikompor gas masih dalam keadaan menyala. 😭
Ketika selesai mengecek kompor gas dan sekitar aman. Ibunda dan bundaku yang menyusul masuk hanya bisa mengucapkan syukur, Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Semua dalam keadaan aman. Mereka mengingatkanku untuk selalu mengecek dan memastikan kompor gas mati sebelum kemana-mana. Jangan smpai hal seperti ini terulang kembali. Kemudian mereka keluar menuju menasah tempat pengajian.
Setelah kejadian itu, dalam seharian ini, aku selalu mengecek apakah kompornya sudah dimatikan setelah selesai memasak sesuatu. Kejadian itu masih terngiang dikepala. Menjelang dhuhur, aku pergi menjemput keponakanku Rara dan Asyifa dari sekolah. Setelah makan siang dan shalat dzuhur empat rakaat, aku tak lupa berdoa dan bersyukur atas keselamatan dan lingdungan sang pencipta.
Selanjutnya aku me time bersama Rara dan Asyifa. Sebelumnya aku telah membuat masker wajah dari bahan alami yaitu, kopi bubuk, susu bubuk dan perasan jeruk nipis. Aku mengaplikasikannya ke wajah. Karena mereka bersiteguh ingin mencobanya. Akhirnya, juga mengaplikasinnya ke wajah mereka.
Maskeran bersama bocil
Alhamdulillah dihari berkah ini tidak terjadi ap-apa. Tentunya, ini menjadi pelajaran berharga khususnya untukku agar lebih teliti dalam melakukan suatu hal. Pastikan semuanya dalam keadaan aman sebelum meniggalkan sesuatu.
Demikian hariku yang mendebarkan ini. Aku menulis tulisan ini ditemani suara rintik hujan dan hawa yang dingin malam ini. Sambil mengenang kembali peristiwa itu, tangannku mengetik setiap momennya.
Samapi jumpa dipublikasiku yang lain. Saran dan bimbingan senior selalu saya harapkan agar semakin membaik le depannya.
Jumat, 9 Agustus 2024.
Terima kasih telah singgah dan membaca🙏
Thank you for participating…..
Vote @pennsif.witness for growth across the Steemit platform through robust communication at all levels and targeted high yield developments with the resources available. Vote here
Thank you for verification Mis🙏
🤗😘
Safety is the best policy
Iya.. Anda benar sekali🙂
Alhamdulillah gak terjadi apa2 ya dek..lain kali harus lebih hati2 lagi
Iya, Alhamdulillah kaka... 🥲 kok terkejut pas pertama lihat la.
Siap 🙏