Memeriksa Wallet Orang Lain: Kebiasaan Lama yang Terulang Kembali

in Freewriters3 years ago (edited)

IMG_20210424_163957.jpg
Menulis di Steemit seperti orang menarik kapal tenggelam [photo: koleksi pribadi]

Saya membuat akun Steemit pada Juli 2017 dan ini termasuk sudah telat banget. Saya ingat, dua hari setelah membuat akun, saya baru memposting tulisan. Itu pun bukan tulisan perkenalan diri, seperti anjuran para steemian senior. Alhasil, kehadiran saya nyaris luput dari pantauan teman-teman, dan hasilnya: minim upvote.

Salah satu kebiasaan awal saya di Steemit adalah memeriksa postingan teman-teman yang lebih dulu aktif di Steemit. Soalnya, saya ngiler melihat icon $$ di bawah setiap postingan mereka. Hampir semuanya berisi. Beda dengan postingan saya dan teman-teman pendatang baru yang nol koma. Kami kerap mengutuki nasib, mengapa terlambat aktif di platform blogging berbasis blockchain ini.

Apa saja yang saya perhatikan? Selain jumlah $ (baca: rewads) di bawah setiap postingan yang mereka unggah, saya kerap memeriksa akun yang memberikan upvote (dukungan naik) untuk postingan tersebut. Selanjutnya, saya akan mengklik dua akun pemberi upvote paling atas untuk melihat jumlah Steem Power dan isi dompet mereka (wallet). Di Steemit, akun pemberi upvote tertinggi memang berada di posisi paling atas. Sementara akun yang lemah secara iman (baca: Steem Power), biasanya tenggelam di dasar lautan. Akun jenis begini sama sekali tidak akan mendapatkan atensi dari para paus, demikian gelar yang dulu disematkan untuk mereka yang memiliki SP tinggi.

Hal yang paling sering saya perhatikan adalah jumlah isi wallet akun teman-teman. Seperti ada gairah tersendiri memperhatikan jumlah rewards yang mereka terima dan hasilkan. Misalnya, berapa jumlah STEEM di akun mereka, jumlah Steem Power dan SBD, serta berapa jumlah yang mereka savings. Selanjutnya, berapa nilai total akumulasi 'kekayaan' mereka di Steemit.

Dengan memperhatikan isi wallet mereka, kita jadi bisa menerka-nerka berapa kira-kira nilai aset yang mereka miliki saat itu. Intinya, berapa nilai kekayaan mereka, jika semua aset itu di-rupiah-kan. Ada rasa iri dan rendah diri setelah melihat isi orang lain, dan itu sangat manusiawi. Namun, saya pikir itu masih wajar, karena bisa menjadi penyemangat untuk lebih giat menulis seperti mereka.

Masalahnya, menulis saja tidak pernah cukup. Di Steemit itu, orang hidup seperti sudah dibeda-bedakan: kasta tinggi bergaul dengan kasta tinggi; kasta lemah iman bersama-sama kasta lemah iman (kaum engkol kosong). Jadi, sebagus apapun kamu menulis, jika power kamu rendah, tetap tidak ada yang akan melirik postinganmu. Kecuali kamu punya teman baik hati yang iba melihat postingan kamu bernanah, dan dengan berat memberi upvote sekian persen. Jika kamu punya stock SBD yang cukup, mungkin kamu bisa membeli upvote pada akun-akun tertentu. Praktik ini dulu sangat marak saya perhatikan.

Nah, belakangan ini kebiasaan melirik isi dompet (wallet) orang lain kembali terulang. Setidaknya, inilah yang saya lakukan dalam beberapa hari ini, setelah mencoba aktif kembali di platform ini. Kadang saya memanfaatkan situs steemnow.com untuk sekadar melihat siapa yang upvote postingan mereka, berapa persentase nilai vote yang diberikan, serta berapa nilai vote mereka.

Ada perasaan menyesal sudah "menghanyutkan" beberapa STEEM dan SBD setahun lalu, dan melakukan power down saat platform ini ditinggal pergi beberapa steemian. Penyesalan memang selalu datang terlambat.

Mulai malam ini, saat postingan ini saya tulis, saya sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak lagi memeriksa wallet orang lain. Aktivitas ini sama sekali tidak mengubah apapun, dan juga sia-sia belaka. Lebih baik waktu yang ada saya manfaatkan untuk membuat postingan, baik di Steemit maupun di blog seperti biasanya. Sebagai blogger, saya melihat perolehan dollar saya menurun drastis ketika malas bikin konten.

Melalui postingan ini saya berharap kawan-kawan lain tidak meniru kebiasaan buruk saya ini. Fokuslah bikin konten berkualitas. Itu sebuah pekerjaan mulia.

Sort:  

Sampai sekarang pun saya masih sering melakukan itu. Hahaha....

Saya udah rencana mau berhenti ngintip wallet orang

Saya upvote pertama, tapi masih sesama engkol kosong...bisakah ini menjadi sedekah walau belum mampu di steem amal?

Selemah-lemahnya sedekah adalah niat baik dan doa.

Awas jangan lihat wallet saya. Haram 😄

Kalau sudah dilarang, malah bikin penasaran. Mau ngintip ah

Kebiasaan 😂

Saya pernah juga memeriksa isi dompet orang untuk memotivasi diri sendiri. Tapi kadang sedih juga, ketika melihat dompet sendiri kosong, hehehehe....

Itu sebuah cara memotivasi diri yang patut ditiru. Soal isi wallet yang kosong itu berarti sudah diekspor ke wallet dunia lain sebagai simpanan

Saya mulai buka dompet kawan untuk ngecek, kenapa SPnya yg dulu masuk kategori minnow kembali ke plankton 😂 tapi buat yg reputasi di atas 65, saya nggak mau buka... Nggak ngaruh krn dia nggak ngengkol kita 😂

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 61733.68
ETH 2481.63
USDT 1.00
SBD 2.63