Becak mesin yang unik, karena bentuknya seperti becak dayung. Location

SEPERTINYA hampir semua warga kota di Indonesia, baik itu di kota besar maupun kota kecil mengenal yang namanya becak. Karena moda transportasi untuk jarak pendek ini atau transportasi dalam kota ini cukup populer di Indonesia. Saya sendiri sejak kecil sudah sering melihat beragam bentuk becak tersebut.

Ada yang menggunakan mesin ada pula yang dikayuh oleh manusia. Di era tahun 80an hingga 90an, di kota saya ada becak mesin yang suaranya sangat bising. Mesinnya kecil, tapi suaranya keras sekali. Masyarakat biasa menyebutnya dengan becak DKW.

Dua rekan saya siap berangkat menuju toko souvenir. Location

Saya sendiri tidak paham betul sejak kapan warga Kota Lhokseumawe sudah menggunakan becak DKW yang merupakan produksi pabrikan Jerman. Karena saya yang lahir di tahun 70an sudah melihat becak mesin itu wara wiri sejak saya masih sangat kecil.

Tapi kemudian becak DKW itu hilang tergerus jaman dan digantikan oleh becak motor Honda Win. Selain lebih soft karena tidak menimbulkan suara bising, becak dengan mesin empat tak ini juga lebih bertenaga. Tapi becak yang ingin saya jelaskan dalam postingan ini bukanlah becak Win itu.

Saya menemukan becak yang cukup unik ketika menyambangi Kota Yogyakarta. Becak di sana didesain seperti becak dayung. Pengemudi becak berada tepat di bagian belakang kursi penumpang, bukan di samping seperti becak mesin pada umumnya.

Penampakan becak mesin ini cukup unik bukan? Location

Becak ini banyak saya temukan parkir di depan keraton raja Yogyakarta. Saya pun mencoba menaiki becak tersebut untuk pergi ke toko souvenir saat ingin membeli oleh-oleh khas Yogyakarta.

Menurut saya ketika pertama sekali melihat becak ini cukup unik. Bentuknya lucu karena mirip becak dayung. Namun memiliki mesin dan membuat laju becak ini jauh lebih cepat dari pada becak dayung yang juga masih banyak beroperasi pusat Kota Yogykarta.

Mendengar dari suara yang dihasilkan, mesin yang tersembunyi di bagian bawah pengemudi itu bentuknya sama seperti mesin Honda Win yang digunakan kebanyakan becak di kota saya.

Location

Tapi turis manca negara lebih banyak memilih becak dayung dari pada becak mesin. Barangkali karena di negara mereka, atau di negara lain yang pernah mereka kunjungi sulit menemukan adanya becak semacam itu.

Becak mesin ini bisa ditumpangi oleh dua orang dewasa. Besaran kursi untuk penumpang sama persis seperti desain pada becak penumpang pada umumnya.

Rata-rata biaya yang dikenakan untuk jarak dekat untuk jarak tempuh sekitar 15 hingga 20 ribu rupiah atau sekitar 4 hingga 5 Steem untuk nilai tukar sekarang. Waktu itu saya menumpang becak mesin ini dari depan keraton ke toko souvenir dengan arak tempuh sekitar 10 menit. Setelah selesai berbelanja, kami diantar kembali ke halaman keraton dimana kami naik pertama.

Menurut saya biaya yang dikenakan cukup murah dan terjangkau.

---

25 reward share to @worldsmile