The Diary Game, Selasa 25 Juni 2024. Mengambil Data Tanah Waqaf
Panasnya matahari pagi memompa semangat juang saya dalam memperjuangkan generasi masa depan, dengan penuh semangat saya menuju ke rumah Tanjong, tempat anak santri berkumpul menunggu saya pulang membacakan mereka kitab dan membaca al quran bersama.
Jam 9.00 saya segera ke kantor, hari ini kosong dari acara nikah, tetapi saya bersama mursyidi punya agenda untuk mengukur tanah waqaf, sekalian mengambil titik koordinat lokasi tanah wakaf sebagai persyaratan mengurus AIW (Akta Ikrar Wakaf).
Jam 10.00 setelah kami menyiapkan berkas saya pun bersama Mursyidi menuju ke Lokasi Tanah, ada dua lokasi yang akan kami ambil titik koordinatnya, pertama tanah Dayah kami (insya Allah). Kedua tanah lokasi bangunan menasah tanjong Punti saat sekarang ini.
Tiba di rumah saya mengajak Mursyidi menikmati segelas kopi Espresso sanger, lalu menelpon ketua lorong dan tengku Imum Gampong, lalu saya mengutarakan maksud kedatangan kami (Mursyidi), setelah memberi pemahaman kami pun memulai dengan mengukur tanah wakaf kami, mengambil titik lokasi koordinat, untuk pengukuran alhamdulillah hanya sebentar saja, sebab tanah ini sudah punya ukuran jelas, mengukur hanya sebagai bahan dokumentasi saja, selesai dengan wakaf kami saya mengajak Mursyidi untuk menikmati air kelapa muda dingin di rumah, puas melepas dahaga kami menuju ke lokasi ke dua.
Untuk lokasi ke dua juga tidak terlalu sulit, ukuran tanahnya juga tidak luas, sekitar 500 m saja, kami pun bekerja sambil memberi pengertian tentang pentingnya ada surat Akte Ikrar Wakaf demi kenyamanan masa akan datang, tidak akan ada lagi gugatan dari pihak mana pun dikemudian hari.
Azan duhur kami baru selesai, saya pun tidak lagi balik ke kantor, hanya mengantar Mursyidi sampai halaman saja, saya pun mandi dan salat duhur.
Jam 1.45 saya sudah dengan kegiatan mengajar bersama dengan anak santri, kami membuka kitab, membacanya, mengartikannya, baru mencari maksud tujuan dari ulama penulis.
Jam 5.00 kami abru selesai, dan langsung bersiap pulang.
Malamnya saya mengajar anak santri sampai jam 9.00 saja, lalu saya melanjutkan dengan mengajar jamaah pengajian malam Rabu, kami berdiskusi sampai jam 11.30.
Tiba di rumah saya langsung membasuh diri, jam menunjukkan pukul 12.00, saya langsung bersiap untuk istirahat malam.
