Traditional Home Cooking Class – EMPEK-EMPEK EBI
Assalamualaikum wr. wb.
Halo Steemians...
Bagaimana kabarnya hari ini...? Mudah-mudahan hari-harimu lebih banyak tersenyum ya
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman. Selain terdiri dari ribuan pulau, Indonesia juga memiliki keragaman suku, adat, kebudayaan dan kuliner. Salah satu kuliner khas Indonesia yaitu Empek-empek. Kuliner khas Sumatera Selatan ini kerap di jumpai di seluruh pelosok Indonesia. Makanan yang terbuat dari ikan tenggiri ini, kini sudah banyak varian dan pengolahan dengan bahan yang lainnya.
Saya sendiri pertama kali memakan Empek-empek saat mengikuti Training Dasar Organisasi (TDO) yang diadakan oleh Badan Koordinator Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia (BKKMTKI) rayon I (Sumatera) yang diadakan di Politeknik Negeri Palembang. Pertama kali memakan makanan khas Palembang tersebut, biasa-biasa saja. Namun saat melihat kawan-kawan mahasiswa Politeknik Palembang tersebut sedang menyantap Empek-empek. Saya menjadi heran sendiri. Ternyata mereka bukannya bangga dengan Empek-empek tersebut, tapi benar-benar menyukai dan mencintai kuliner tersebut.
Empek-empek buatan saya |
Di Lhokseumawe saya pernah memakan Empek-empek tersebut di gerai Pempek Mang Boing Batuphat Timur, Kota Lhokseumawe. Semenjak makan Empek-empek sana saya jadi tertarik dengan kuliner yang satu ini. Setelah berumah tangga, ummi Dek Shanum pernah membuat beberapa kali Empek-empek dari telur ayam (bukan ikan tenggiri). Walaupun rasanya tidak sama seperti yang dijual di gerai Pempek Mang Boing, namun bisa untuk mengganjalkan perut di saat lapar.
Pada kesempatan ini saya ingin berbagi tentang salah satu pengolahan Empek-empek menggunakan Ebi (sebagai ganti ikan tenggiri). Mengingat di Aceh begitu mudah mendapatkan Ebi (udang kering). Sehingga saya mencoba mengolah Empek-empek tersebut dengan ebi saja. Di Aceh sendiri Ebi di kenal dengan nama sabee (udeung Sabee). Biasanya dijual dengan menggunakan muk (liter) sebagai satuan jual.
Bahan-bahan yang digunakan |
---|
Untuk bahan-bahan saya membagi dua bagian, yaitu :
Bahan-bahan Adonan
3 Ons Tepung tapioka
1,5 ons Tepung terigu
1 ons Ebi
2 butir telur
2 siung bawang putih
300 ml air
Garam secukupnyaBahan-bahan Cuka (kuah)
1 mentimun
¼ ban gula merah
2 siung bawang putih
10 cabe rawit
1 sdt asam Jawa
1 sdm kecap manis
300 ml air
untuk adonan | untuk cukanya |
Cara Membuatnya |
---|
Pertama-tama saya membuat adonannya terlebih dahulu. Di mana ebi dan bawang putih saya haluskan menggunakan blender. Kemudian saya panaskan 300 ml air hingga mendidih. Saya tambahkan ebi yang sudah dihaluskan ke dalam air mendidih tersebut. Api kompornya saya kecilkan sambil mengaduk ebi tersebut. Saya tambahkan tepung terigu dan garam secukupnya sambil di aduk-aduk hingga menjadi adonan yang lebih encer.
Ebi yang sudah dihaluskan dan tepung terigu ditambah ke air yang sudah dipanaskan |
Kemudian adonan encer tersebut saya tuangkan ke dalam baskom berukuran sedang. Sambil menunggu adonannya dingin, saya mengocok telur terlebih dahulu. Kemudian saya menambahkan tepung tapioka dan ½ dari telur yang sudah di kocok tersebut ke dalam adonan. Apabila adonannya tidak tercampur merata dengan bahan yang ada, Steemians dapat menambah air hangat sambil mengaduk-aduk adonan tersebut.
Adonan enter (baskom hijau) dan bahan adonan lainnya |
Sekarang saya akan membentuk adonan tersebut. Kali ini saya hanya membuat 2 bentuk saja, yaitu bentuk kapal selam dan lenjer. Namun sebelum membentuk adonan tersebut, saya memanaskan air untuk merebus Empek-empek di dalam panci. Airnya kira-kira sampai rebusannya tenggelam. Untuk bentuk kapal selam, saya memberi isi 1 – 2 sdm telur yang sudah saya kocok tadi. Sedangkan untuk lenjer tidak saya beri isi apa pun.
Bentuk lenjer | bentuk kapal selam |
Setelah dibentuk semua: 10 lenjer dan 8 kapal selam |
Selesai membentuk adonan, saya langsung merebusnya dalam air yang saya panaskan tadi. Setelah timbul tenggelam, saya langsung mengangkatnya dan saya biarkan hingga dingin. Setelah dingin, saya menggorengnya hingga warnanya pucat (sebelum kecoklatan warna gorengan).
Setelah di rebus | Saat di goreng |
Sekarang saya tinggal membuat kuahnya atau cuka. Bawang putih, cabai rawit, asam Jawa dan gula merah saya ulek-ulek terlebih dahulu. Kemudian bumbu yang sudah saya ulek-ulek, saya masak dengan 300 ml air. Saya menambahkan 1 sdm kecap manis. Setelah airnya mendidih, saya langsung mematikan kompornya. Jadilah cuka (kuahnya). Biar lebih sehat untuk dikonsumsi, air cuka tersebut saya saring terlihat dahulu sebelum dihidangkan. Agar biji-biji cabainya tidak termakan bersamaan dengan Empek-empek.
Sebelum | Setelah |
Cuka sedang di masak | Penyaringam cuka agar lebih sehat |
Cara Menikmatinya |
---|
Empek-empek siap di nikmati |
Empek-empek yang sudah digoreng di potong-potong sesuai selera. Tambahkan cuka (kuahnya) seperti memakan bakso dan potongan mentimun. Oh ya, mentimun di potong petak-petak. Agar terasa saat dikunyah. Empek-empek ini juga bisa dinikmati seperti menikmati gorengan pada umumnya menggunakan saus dan lain-lain. Namun orang Palembang selalu menikmati Empek-empek dengan kuah atau cuka (cuko).
Sekian uraian saya mengenai makan tradisional khas Palembang ini. Saya mengucapkan terima kepada Admin, Moderator dan tim Komunitas Steem For Betterlife.
Myself
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Your post has been successfully curated by @irawandedy at 50%.
Terima kasih atas dukungannya Bg @irawandedy dam tim Steemcurator03.