The Diary Game - Kamis, 03 Februari 2022: Lhokseumawe Kurang Dari 24 Jam
Assalamu'alaikum, Stemians!
Ritual pagi saya masih sama meski bangun paginya berbarengan dengan azan subuh yang mengalun dari masjid an-Nur. Saya baru mandi setelah Sembahyang Subuh dan kemudian menunggu pukul 7 pagi tiba sambil membaca buku. Halaman rumah yang telah tersapu sore kemarin masih tampak resik dan bikin saya tak perlu keluar. Hari ini saya baca Sergius Mencari Bacchus yang ditulis Norman Erikson Pasaribu untuk penuhi ajakan Titan Sadewo bahas buku di Klubnya.
Setelahnya saya tidur hingga pukul sembilan pagi untuk bereskan pesanan Ie Masak yang akan diantar Bang Jol dengan becaknya ke kios distributor kami di Desa Teungoh dan Desa Blang pukul 11.00 WIB. Lalu, pasca semuanya beres, saya bikin kopi dan kembali lanjutkan Norman sambil buka internet tuk telusuri informasi penting tentang teks yang tengah saya baca (melakukan telaah intertekstual).
Saya berhenti membaca saat azan zuhur terdengar. Namun perut yang keroncongan karena belum makan sedari pagi bikin saya terlebih dahulu keluar kamar dan jalan ke dapur untuk ambil piring dan kembali ke depan menuju ruang makan supaya 'ga bayang-bayang makanan saat sembahyang.'
Karena harus temani Bapak ke Bank Syariah Mandiri di Lhokseumawe pukul 14.00 WIB, maka yang saya lakukan kemudian adalah 'kembali' mandi, berpakaian, dan menunaikan Zuhur. Sambil menunggu Adik saya pulang sekolah, saya hampiri Ibu yang sedang mengupas mangga di gazebo depan rumah bersama Naufal.
Tak lama setelahnya adik bungsu saya tiba di rumah. Cuaca begitu terik. Tiba di Cunda saya bisa lihat uap panas menguar dengan aneh. Cahaya matahari Lhokseumawe mirip Tol Pantura betul!
Selama Corona, aktivitas perbankan selalu selesai lebih awal. Saat kami tiba, satpam telah menutup pintu depan dan menahan setiap calon nasabah untuk masuk kecuali yang sudah bikin janji dengan pihak Bank sebelumnya. Satu yang kebetulan dimiliki Bapak. Hanya ada sedikit orang di dalam dan tampaknya tak sampai satu jam kami berada di dalamnya: saya nungguin bapak selesai dengan keperluannya.
Saya dan Bapak tiba di rumah dengan sekantong Ikan yang dibeli di pasar ikan Geudong sebab Bang Mundir yang adalah Tukang Ikan langganan kami sedang absen jualan. Cuaca masih terik dan suasananya benar-benar gerah. Selain es krim nanas, sore saya hari ini dipenuhi percakapan yang saya lakukan dengan setiap pembeli Ie masak yang datang ke rumah.
Saya melanjutkan diary ini saat sedang duduk sendirian makan bakso di warung kaki lima di Cunda sehabis bertemu teman-teman SMA di Darussalam- hanya reuni kecil sebab sedang sama-sama di rumah. Lhokseumawe masih gerah, tak jauh beda dari udara yang saya dapati siang tadi saat temani Bapak- hanya minus sengatan mataharinya saja.
Semua pembeli yang makan di warung sudah keluar- pulang, barangkali lanjutkan perjalanan mereka entah kemana meninggalkan saya, Ibu pemilik warung, dan perempuan muda yang membatu Ia lakukan segala. Barusan, saat hendak mengunggah cerita saya hari ini, Titan Sadewo kirimi saya poster Ngobrol Buku yang bikin saya menanyakan kembali kapabilitas saya sebagai pembaca dan penyuka buku sampai diajak maju ke depan olehnya yang adalah Penyair dengan penguasaan ilmu sastra yang diakui. Saya akan pulang sekarang, tiba di rumah untuk kembali lanjutkan bacaaan saya terhadapnya. Belajar, terus.
Selamat malam teman-teman, semoga sisa malammu menyenangkan. salam, salam, salam!
cc:
@klen.civil
@liasteem
@sofian88
@el-nailul
@heriadi
@irawandedy
@miftahuddin
@marian4ve
This post has been rewarded by @steemcurator08 with support from the Steem Community Curation Project.
Follow @steemitblog to get info about Steemit and the contest.
Anroja