The Diary Game, Jumat - 04 Januari 2022: Lancok Darurat Sampah!!!!
Saya batuk lumayan parah, maka saat keluar kamar pukul delapan pagi yang saya sasari adalah kota obat milik Bapak di atas kulkas. Ritual pagi saya masih sama seperti biasa: bangun tidur, minum air putih, mandi pagi, sembahyang Subuh dan tidak menyapu sebab sudah saya lakukan kemarin sore. Saya masih baca Sergius Mencari Bacchus dan satu puisi di dalamnya, Serial TV Komedi, bikin saya punya bahasa untuk menjelaskan satu situasi naas dalam hidup: Orang ‘itu’ beri kau tugas kelompok untuk dikerjakan sendirian agar mereka dapat siapkan tugas mudah bersama-sama dan dengan begitu, kau punya anggapan bahwa dunia ini memang ‘anjing!’
Kemarin, saya tiba di rumah hampir pukul dua belas dan baru beneran tidur jam dua pagi. Setelah minum obat, saya langsung tidur dan bangun pukul 09.47 bersama bunyi alarm di hape. Setelah mandi dan Dhuha, saya menutup jendela dan dengan pintu kamar yang masih terkunci, saya kembali membaca dan menelaahnya serius untuk persiapan Ngobrol Buku yang posternya saya tunjukkan kemarin.
Sebelum ke masjid al-Ikhlas untuk berjumat, Kami sepakat untuk jalan ke Lancok sebab adik perempuan saya akan balik ke Medan. Rekreasi kecil buatnya sebelum ia tinggalkan rumah besok sore.
Setiba di rumah sepulang Jum’at, saya menemukan pohon Berry di halaman sudah bisa dipetik buahnya untuk dijadikan Jus. Rasanya yang melulu asam bikin lidah tak enak kalau Berry-nya dimakan seadanya. Sehabis makan siang, saya kembali lanjutkan bacaan hingga waktu Ashar masuk.
Setiba di lancok pukul lima sore. Laut yang tengah surut membawa balik semua sampah yang dibuang ke dalamnya. Popok bayi. Kulit bungkusan makanan. Kaleng dan botol! Orang-orang ini, ya. Betul-betul buang sampah mereka ke laut! Bahkan sisa kayu yang dipakai untuk api unggun pun ditinggal begitu saja di pantai seperti tumpuk sampah! Lancok hari ini beneran mirip tempat pembuangan akhir. Salut sama orang-orang yang tinggal di sekitarnya dan buang sampah suci mereka ke laut dan salut sama semua orang yang buang sampah kalian ke laut di mana pun kalian ada! Saya ndak keberatan kalau harus mengutip satu atau dua potongan-potongan sampah jika kebetulan saya temui keberadaannya untuk dibuang ke tumpukan Sampah di luar area pantai. Tapi yang saya temui hari ini ceritanya beda!
Sejak dari rumah, saya sudah kepingin berenang. Tapi laut hari ini keruh airnya. Sepanjang di Lancok, yang kami lakukan adalah melihat-lihat sampah apa yang tega dibuang orang-orang beriman ini ke laut! dan membikin dokumentasi untuk direportase: rantai buang sampah ke area pantai mesti dihentikan!
Sungguh ini hanya sebagian dari seluruh foto yang saya ambil sore tadi. Saya kira, semua orang lihat gimana pantai Lancok diseliweri sampah yang dibuang warga. Ini bukan kali pertama saya ke Lancok setelah beberapa lama, melainkan kali ke tujuh januari-februari 2022 ini dan sampah yang saya lihat hari ini, kapasitasnya gila! untuk tempat wisata.
Kami tiba di rumah saat Imam menutup Magrib di surau. Setelah mandi dan tunaikan magrib, saya bergegas ke halaman belakang sambil bawa seluruh hal yang saya butuhkan untuk Live di Instagram bersama Titan Sadewo. Percakapan kami berlangsung selama satu jam sejak pukul delapan hingga Sembilan malam. Saya gugup, jujur saja. Pembawaan Titan yang menyenangkan dan keterhubungan kami dalam obrolan bikin semuanya lancar, meski kadang sinyal internetnya aneh sehingga percakapannya tersendat.
Setelah Isya dan makan malam, Saya duduk di depan laptop: menulis cerita yang teman-teman telah selesai baca ini. Semoga sisa malammu menyenangkan. Selamat malam. Selamat berakhir pekan!
Salam. Salam. Salam,
@pixeldinosaur
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Anroja