The Diary Game (27 Agustus 2023)| Menyaksikan Sunrise di Bromo
Perjalanan Ke Bromo
Suara Bell hotel berbunyi saat mata baru saja terpejam sejenak, angan-angan masih mencari bunga tidurnya, sudah harus bangun untuk bersiap. Waktu menunjukkan pukul 23.30, separuh penghuni hotel ini baru saja terlelap mungkin, namun kami rombongan gathering karyawan ITS Science Indonesia sudah harus bersedia karena tepat pukul 24.00 kami akan berangkat Menuju Bromo.
Rombongan gathering terbagi dalam 2 bus, saya berada di bus 1, tempat duduk saya berada di tengah bus, di sebelah saya duduk Bos perusahaan kami, beliau juga sama masih berada setengah sadar, belum sepenuhnya bangun dari tidur singkat. Bus mulai berjalan tidak ada yang bersuara, semuanya berusaha kembali tidur memanfaatkan waktu yang ada selama perjalanan. Perjalanan menuju bromo dari Batu Malang akan di tempuh sekitar 3 jam, menuju Probolinggo kemudian ke Sukapura, dari sana kami akan berganti kendaraan dari Bus ke Mobil Jeep untuk menuju ke Penanjakan 2 tempat kami menyaksikan sunrise di gunung bromo.
Kami tiba di Sukapura pukul 02.30, briefing singkat oleh EO yang membagi Rombongan kami di bagi dalam kelompok berisi 5 orang, masing-masing kelompok untuk 1 jeep. Kami berada di jeep nomor 4, ketika semua siap, kami berangkat menuju spot pertama kami di bromo. Udara dingin mulai terasa ditambah angin malam, lokasi wisata ini tidak sepi, bahkan semakin ramai saja, sesekali kami menjumpai banyak rombongan lain yang baru saja tiba.
Tak terasa 1 jam berlalu saat kami tiba di Penanjakan 2, Sopir jeep kami berkata bahwa mereka tidak bisa menghantar kami sampai jauh di atas, kami harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sampai ke puncak. Alasannya jalan yang semakin sempit dan banyak kendaraan jeep yang sudah lebih dahulu tiba dan parkir diatas sehingga tidak memungkinkan untuk membawa kami tepat di tangga Penanjakan. Hari itu adalah weekend jadi wajar saja jika lokasi ini ramai dengan pengunjung yang ingin menyaksikan matahari terbit.
Rombongan Jeep kami dan jeep lain yang tiba bersamaan, cukup bersemangat untuk mulai tracking, ada banyak warga lokal yang menawarkan ojek dan kuda sampai di atas, namun kami berkeras untuk menikmati langkah demi langkah yang akan membawa kami ke puncak. Satu persatu rombongan kami mulai menipis, Rombongan sepuluh orang tinggal tersisa 5 orang, saat makin tinggi kami melangkah.
Sayapun demikian mulai merasa kesulitan, Jaket yang tadinya saya lapis untuk menahan hawa dingin justru membuat saya kegerahan. Tas kamera yang tadinya ringan mulai terasa seperti memikul berkilo-kilo Batu. Nafas mulai tidak beraturan saat tiba di Anak tangga pertama menuju sunrise point.
Saya istirahat sejenak mengatur nafas kembali, di cakrawala mulai terlihat warna jingga semburat mentari di kejauhan. Sunrise sudah hampir tiba dan saya belum juga tiba di tempat untuk saya mengambil foto sunrise.
Langkah kaki saya paksakan kembali melangkah, semakin lama semakin perlahan, sesekali muncul pikiran untuk berhenti saja, pikiran yang memaksakan diri untuk menyerah saja. "Untuk apa bersusah-susah, kamu sudah tidak muda lagi". Pikiran buruk semakin banyak muncul setiap kali kaki saya paksakan melangkah. Degup jantung yang semakin cepat, dan Isi perut yang seperti ingin keluar. Astaga!!
Akhirnya saya tiba di sebuah bangunan yang mirip candi, lokasi tempat sunrise, namun lokasi itu sudah ramai, ada ratusan manusia berdesak-desakan. Sudah pasti akan sulit mendapatkan angle photo yang bagus.
Saya kembali memaksakan diri untuk naik ke tempat lebih tinggi. Sampai disini tidak ada lagi tangga semen yang dibuat. Hanya jalan setapak kecil dari tanah yang berdebu. Tanjakan yang cukup curam membuat saya cukup kesulitan ditambah suasana yang masih gelap. Saya harus merayap mencari pijakan kaki yang kokoh. Ada rasa takut namun suara orang diatas membuat saya kembali bersemangat, jika mereka bisa kenapa saya tidak bisa.
Tibalah saya di tempat yang cukup datar, ada tenda berdiri di tanah datar itu, beberapa turis luar negeri duduk di tepi tebing menghadap ke arah bawah. Subhanallah indah sekali. Dari bayang-bayang kegelapan saya bisa melihat siluet gunung Batok, kawah bromo, dan gunung Semeru yang berdiri kokoh di belakangnya. Seketika rasa lelah itu hilang, berganti semangat kemenangan.
Saya kembali naik mencari komposisi foto yang lebih baik lagi. Sampai tiba pada tanah yang cukup datar saya mempersiapkan kamera, dan Handphone untuk mulai mengambil foto dan video. Menikmati keindahan ciptaan Allah yang maha Indah.
Tidak berselang lama, Rombongan kami yang tadinya terpisah tiba di lokasi tempat saya mengambil foto. Kami mengambil beberapa foto selfie.
Matahari mulai meninggi, cahaya emas mulai mengenai puncak Semeru, kemudian perlahan turun mengenai gunung batok dan kawah bromo. Sungguh indah sekali, sulit di gambarkan dengan kata-kata, tak lupa mulut ini mengucapkan Zikir kepada sang Pencipta atas Keindahan ciptaanNYA.
Demikian Cerita perjalanan saya Ketika menyaksikan Sunrise di Bromo, masih ada beberapa lokasi di Taman wisata Bromo Tengger Semeru yang kami kunjungi, akan saya ceritakan kembali di edisi mendatang.
Tinggalkan komentar anda tentang Bromo pada kolom komentar dibawah, saya ingin mengetahui bagaimana pendapat anda tentang lokasi ini.
Salam Steemian semua. Best Regards @mytravelandscape
Tulisan yang bagus dengan melihat dan membaca tulisan kita seakan berada dipuncak gunung Bromo.
Bahasanya enak dilumat. Tidak beku namun mencair bagus
Terima kasih bang..🙏
Team Newcomer- Curation Guidelines For Septembert 2023 Curated by - @karianaporras
Note:
Thank you @karianaporras for curating my post..
Sungguh perjalanan yang sangat menyenangkan.
Terima kasih bang..
My favorite)
This my favorite too.. although i'm a bit late to capture this..i wish i noticed this light earlier..
yes, a magical atmosphere)