Pergi ke Acara Seuneujoh di Kampung

Sudah menjadi tradisi dibumi aceh bila ada orang yang meninggal maka akan ada kanduri selama tujuh hari tujuh malam beserta tahlilan dirumah duka tersebut.
Para orang sekitar dan juga kerabat ataupun para kenalan akan hadir dalam rangka turut berlasungkawa sekaligus memelakukan tahlilan bersama.

Kebetulan dikampung saya juga sedang ada orang yang meninggal hari minggu kemaren, sehingga hari ini merupakan hari ketujuh diadakannya kenduri beserta tahlilan yang bisa kami sebut dengan nama seuneujoh.

Para warga berbondong-bondang datang menghadirinya dengan membawa bermacam buah tangan, ada yang membawa kue, membawa gula dan kawan-kawannya, ada pula yang membawa beras, dan ada juga yang membawa amplop seperti halnya saya.

Saya dan keluarga memilih waktu sehabis zuhur untuk menghadarinya, waktu dimana anak-anak tidur siang, sehingga saya lebih leluasa.
Tanisha tidak mau tidur karena tau saya akan pergi, jadinya saya mengajaknya sekalian.
Sedangkan mamak saya pergi bersama faqih.

Kupilih untuk berjalan kaki saja karena rumah dukanya tidak seberapa jauh, matahari terasa begitu menyengat saat itu, kami pun sedikit mempercepat langkah kami menuju kesana.

---

_{suasana dibawah tenda}

---

Beberapa saat kemudian kami pun tiba dirumah duka.
Terlihat dibawah tenda masih ada rombangan yang baru selesai tahlilan, kami pun melewatinya.
Kami menjumpai tuan rumah menyerahkan buah tangan, lalu kami diarahkan menuju prans untuk menikmati hidangan yang disajikan.

Setelah mengisi piring dengan nasi dan lauk pauk yang disediakan, kami pun masuk kerumah untuk mnikmati hidangannya.
Kupilih rumah dari pada tenda agar mendapatkan kesejukan dari kipas angin yang dipasangkan disana, maklum saja cuaca begitu panas diluaran sana.

---

_{didalam rumah duka setelah menyantap hidangan}

---

Setelah menikmati hidangan kami pun duduk-duduk dulu sejenak sambil berbincang dengan tamu yang lain, tamu memang tidak seberapa ramai saat itu, mungkin kebanyakan orang sudah hdir dipagi hari, ataupun memilih hadir disore hari saat matahari sudah agak meredup, entahlah.
Setelah beberapa saat, kami pun beranjak pamit dan kembali pulang.

Kuarungi kembali jalanan dibawah sengatan matahari bersama mama dan sepupuku serta para bocah-bocah.
Kami berjalan dengan santai sambil mengobrol.

---

_{saya dan rombongan kembali pulang}

---

Nanti malam tahlilan terakhir pasti akan sangat ramai warga, dominannya sih laki-laki, namun wanita juga turut hadir yang sekiranya tidak dapat hadir di siangharinya.

Begitulah didaerah saya, interaksi sosial masyarakat masih begitu terjaga, begitu pula tradisi dan acara keagamaan masih dijunjung.
Semoga selalu dapat terjaga hingga masa depan.

---

---

Terimakasih untuk kalian yang sudah menyempatkan waktu untuk membacanya,,,,

---

---

greetings friendship
@molida
السلام عليكم ورحمة الله وبركات