Thediarygame, Minggu, 14 Juli 2024| Bermain Futsal bersama teman

---

---

Hai rekan-rekan yang hebat. Aku mencoba tetap semangat menulis walau beberapa hari lalu Steem dan SBD saya dicuri orang "gila" sehingga Aku harus mengawali menulis tertatih semangat kembali. Semoga rekan-rekan tidak bernasib kurang baik yang menimpaku. Baru sekitar dua tahun (2022 hingga sekarang) Aku bergabung dengan steemith dan sekali ini kena "begal" akun pribadiku. Semoga ini yang terakhir. Jangan sedih maka Aku buka cerita sederhana ini.

Salah satu hobi Aku adalah bermain sepak bola. Kegiatan ini sudah Aku tekuni sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama hingga saat kuliah di Institut Agama Islam Ar-Raniry Banda Aceh. Dengan bermain bola Aku bisa mencari tambahan jajan kuliah dan membeli buku buat membaca. Dan, hingga saat ini, sudah bekerja dan memasuki usia ke 53 tahun, Aku masih suka bermain bola kaki. Tenaga memang sudah melemah tapi semangat masih meninggi.

Ngak salah jika dengan bermain bola Aku bisa menambah rekan baru dan saudara baru. Seperti yang Aku lakukan saat ini bertugas di Koarmada I Tanjungpinang, selanjutnya mengisi waktu dalam kesendirian bermain bola kaki. Terbukti, pada Minggu malam, kelompok anak muda yang komunitas Preman mengajak dan menghubungiku bermain futsal. Futsal juga ada permainan bola kaki namun lapangannya tertutup (indore) dengan jumlah pemain lima orang diwajibkan sepatu khusus (karet), bukan sepatu bola.

Aku menyanggupi apalagi mainnya malam hari sekitar pukul 20.00 WIB. Aku berangkat usai salat magrib. Aku setuju waktunya karena usai salat isya barulah bermain. Aku kurang faham jalannya dan berbekal googgle maps maka Aku bisa tiba ditujuan. Namun googgle mapsnya ditujukan di masjid dan salat isya dulu berjamaah baru bermain.
Aku sudah tiba di Masjid Miftahul Falah jl. Ganet Tanjungpinang sebelum waktu salat tiba. Aku sempatkan berfoto sejenak karena tampak diluar masjidnya sangat indah. Berwarna hijau dan kuning-kuning halus lagi menawan.

Masjid Miftahul Falah Kota Tanjungpinang

Baru beberapa saat Aku foto maka terdengar suara azan isya sangat keras sekali. Masjidnya bagus dan sound systemnya jelas maka pantas suara muazin menembus angkasa. Namun yang disayangkan bahwa disamping masjid ada orang yang berjualan dan pengunjung pria pun ada, celakanya, mereka tak bergerak menuju masjid. Bahkan Aku melihat pengunjung orang tua yang pakai topi lebay putih (topi haji) malah pergi menghilang. Ada apa dengan imannya. Lagi kendur dan lembek ya? Memang jika iman kuat walaupun rumah jauh dari masjid maka akan sampai ke masjid. Dan, sebaliknya jika rumah berdempet tembok dengan bangunan masjid asbab imannya lemah dan hatinya hitam maka tak akan kuat kaki melangkah untuk salat berjamaah di masjid. Sungguh merugi.

Saat berada di dalam masjid

Aku sudah selesai berwudhu. Langsung masuk kedalam masjid. Masyaallah, indah nian masjidnya dengan warna khas hijau. Ada empat tiang tinggi menjulang sebagai penopang. Satu persatu jamaah datang. Bangunan bertingkat. Untuk sajadahnya karpet empuk berwarna merah maron sangat memanjakan dan membuat jamaah betah didalam masjid. Nah, pintunya mirip pintu masjid Nabawi yang terletak di Madinatul Munawwarah. Semoga kita bisa hadir kesana dan sekalian bisa ziarah ke makam baginda Nabi Muhammad SAW.

pengarahan di Lapangan Futsal sebelum bermain

Selesai salat barulah Aku menuju lapangan futsal. Sangat dekat dengan masjid. Olahraga boleh namun jangan sampai salat berjamaah ditinggalkan. Tiba dilapangan sudah ada beberapa teman-teman. Kelompok kami disebut Preman FC, yang artinya Pria Beriman. Beriman yang menjadi alasan sambil berolahraga sepak bola ada diselipkan kajian-kajian singkat tentang peningkatan iman dan taqwa. Hal ini penting. Kita buktikan kami senua duduk rapi dilapangan dan ada ustad yang memberikan taushiah singkat. Ada juga pembacaan dua ayat suci Al-Qur'an oleh qari. Dari kita untuk kita menuju surga bersama.

Serunya bermain Futsal

Aku ikutan malam ini di lapangan Futsal. Aku bawa sepatu bola dan bukan sepatu futsal.Akibatnya pinjam punya kawan. Jujur, Aku kurang suka main futsal karena mudah terjadi benturan. Apalagi diriku sudah tua. Kami bermain dibagi dalam empat tim, yaitu Tim A hingga D. Permainan dilapangan sangat seru. Anak muda main dengan gigih dan sekali waktu kita menyaksikan benturan kaki antar pemain. Jika Aku pastilah menghindar atau melompat daripada tabrakan. Maklum sudah tua, tulangnya mulai rapuh. Ada juga yang sampai jatuh bangun. Ajab kali dan kasihan jika melihat kiper harus berjibaku menahan serangan kuat dan cepat.

Aku yang tua tak mau kalah. Berbekal sepatu pinjaman dan pemain hanya lima orang ikut meramaikan.dengan gocekan indah. Tempo dulu Aku pemain bola dan masih hafal cara gocek dan mengiring bola. Operan pendek masih top. Namun nafasnya yang berbekal perut buncit kebanyakan lemak tak mau gesit lagi. Nafasnya satu-satu dan tersengal-sengal. Kasihan tim Aku, yaitu Tim C harus memapah seorang tua yang masih semangat main. Walau kalah terus tim Aku namun ada kebahagiaan yang tak ternilai dengan jumlah gol. Ya,kebahagian bisa bermain bola dan silaturahmi dengan kelompok Preman (Pria Beriman).

Waktu pun sudah mulai meninggi. Malam terus mendampingi. Sudah satu jam kami bermain. Kalah menang biasa dan yang penting tidak ada yang cedera. Termasuk kiper yang banyak dihajar dengan tembakan. Sehat juga. Ngeri, sedap, lucu dan serius semua bercampur menjadi satu. Diolah menjadi kue enak yang bernama saudara. Saudara yang senantiasa membangun dan menjalin talisilaturahmi dilapangan hijau. Sehat dan bahagia selalu kita semua wahai Preman FC.***

Salam semangat dan sehat dari Tanjungpinang@hoesniy