Pada setiap hamparan keindahan yang kupandang, selalu terselip doa; untuk kebahagiaan putraku dan keluarga, nun jauh disana
Banyak yang bertanya “Mengapa tidak pulang ke Indonesia, apa tidak rindu kepada anak dan keluarga?”. Pertanyaan tersebut tidak hanya berasal dari satu atau orang, bahkan puluhan. Baik dari sahabat, keluarga ataupun teman-teman saat masa putih abu-abu ataupun putih biru.
Heyyy!!! Anda yang bertanya demikian, mungkin kalian tidak pernah merasakan bagaiamana hati biru saat memeluk rindu. Menangis dalam senyap: tak bersuara, seolah baik-baik saja dan tidak apa-apa. Semua dilakukan agar nasib buruk di masa kecil tidak terulang kepada anak tersayang.
Sejauh mata memadang, rindu selalu menghiasi di setiap lubuk dan sisi hati, terus mengalir tiada henti. Sejuta aksara tak akan mampu mewakili rasa untuk mengungkapkan kerinduan yang meronta pada keluarga di seberang sana. Namun apalah daya, Jarak dan waktu menyekat rindu, menjadi penghalang untuk bertemu sampai waktu memberi restu untuk Bersatu.
Hidup tak selamanya lurus: Kadang diuji dengan tanjakan dan jalan terjal
Di balik jendela rindu ini menyapa, terus berputar mengiringi pusara waktu tak terjeda. Seiring musim yang berganti, bunga yang tumbuh mekar berwarna-warni lalu gugur ke bumi, rindu ini tak bertepi meraja di dalam hati. Hingga malam memeluk sepi ataupun Mentari yang mewarnai bumi. Semua tetap sama, selalu merindukan keluarga.
Namun, sekedar ucapan tak kan bisa menghasilkan uang: untuk beli kebutuhan makanan ataupun biaya Pendidikan. Karena semuanya mahal, kawan. Tak bisa didapat semudah membalikan telapak tangan. Semua harus diperjuangkan, untuk masa depan yang lebih baiak. Agara masa suram tidak kembali terulang pada kehidupan anak-anak yang kita sayang.
Aku mengadukan rindu di setiap sujud dan untaian doa kepada-NYA, yang membuat kehidupan ada. Karena setiap proses harus dilewati, untuk membuktikan seberapa kuat aku bertahan dalam menghadapi ujian dan perjuangan. Menyerah dan pasrah, atau berjuang hingga tetes darah penghabisan, akhirnya menang.
Butuh kegigihan dan perjuangan untuk mencapai impian: Mengorbankan waktu dan terlilit rindu
Menghitung bulan akan kutinggalkan Taiwan, dengan sejuta kenangan dan proses pendewasaan. Kujemput Bahagia yang selama ini kudampa untuk berkumpul dengan keluarga. Rindu adalah cambuk penguat, dalam perjuangan mewujudkan impian dan masa depan yang lebih baik.
Noted: Semua Foto koleksi @ettydiallova
Best Regards
@ettydiallova
About Me
Semoga segera berkumpul dengan keluarga @ettydiallova
Amiiiin ya Allah
Terima ksih atas doa baiknya Bang @andimurtadha
Semoga kebaikan dan kesuksesan selalu tercurah untuk kita semua
Aamiin
Determination of Club Status refers to the https://steemworld.org/transfer-search Web-based Application
Thanks for reviewing my post Sir:)
Saya hanya bisa membaca sebuah puisi yang sangat menyentuh dari bu @ettydiallova ! terima kasih telah berbagi
Terima ksih berkenan membaca puisi sederhana ini Pak @ridwant.
Perjuangan seorang ibu untuk Sang Buah hati. Selamat malam dan selamat beristirahat
Sama sama bu @ettydiallova