Memories Contest : Pandemi Membawa Rezeki By @etydiallova
“Sebuah kesuksesan akan tercipta dari proses Panjang untuk bangkit dari sebuah kegagalan dan keterpurukan” Begitula sebuah proses dalam kehidupan dan telah saya rasakan. Tahun 2020 tentunya awal tahun yang berat bagi kita semua, dimana pertama kali mencuatnya Pandemic COVID-19, yang tentunya membuat perubahan drastis pada pola kehidupan masyarakat di seluruh penjuru dunia.
Kala itu, hampir seluruh negara panik dengan situasi yang terjadi, masker dan handsanitizer adalah dua benda yang diburu di seluruh penjuru dunia, termasuk Taiwan. Sehingga pada saat itu tidak jarang saya harus mengantre selama dua jam untuk dapat membeli barang tersebut sebagai usaha pencegahan diri agar tidak tertular dari Virus Covid-19. Belum lagi diskriminasu penduduk local, yang memandang imigran sebelah mata, karena rentan mengalami penularan.
Kapan Terjadi peristiwa tersebut?
Pada tahun 2020, Di tengah segala pergolakan yang tengah terjadi, saya mendapat kabar yang menyedihkan dari keluarga di kampung halaman yang memberitahu bapak saya sakit dan putra saya mengalami kecelakaan. Seketika itu saya merasa langit runtuh, kaki yang menopang tubuh saya seolah limbung seketika. Ingin rasanya saat itu juga saya berlari pulang untuk dapat bertemu keluarga, memeluk putraku dan merawat bapak yang tergolek di tempat tidur.
Namun apalah daya, pertengahan tahun 2020, hampir setiap negara menutup pintu imigrasi mereka dari setiap pendatang, begitupun juga Indonesia. Karantina lama diberlakukan bagi WNI yanh baru pulang dari luar negeri, bahkan Taiwan tidak mengizinkan seseorang dari negara lain ataupun imigran yang baru pulang ke negara asal untuk dapat masuk kembali ke negara ini. Saya terjebak, tidak dapat keluarga, dan itu sungguh memilukan.
Melalui lantunan doa saya memohon kepada “Sang Pemilik Kehidupan: Allah SWT” untuk memberi kesembuhan kepada bapak dan putra saya, memberikan kami Panjang umur, sehat, sehingga dapat berkumpul dan beretemu lagi dalam kebahagiaan. Meskipun saat itu, hari-hari saya rasakan begitu suram, karena keinginan untuk pulang benar-benar erat dan tak terbendung lagi.
Dari Luka Menjadi Karya
“Allah tak akan memberikan cobaan, di laur batas dan kemampuan umat-NYA itu sendiri”. Seiring bergulirnya waktu, kondisi orang-orang yang saya sayangi berangsur pulih dan membaik, serta dapat beraktivitas seperti semula. Saat itu, pemerintah Taiwan sedang mengadakan lomba tingat international se-Asia untuk menceritakan” Bagaimana Dampak pandemic yang dialami”. Perlombaan ini sebagai salah satu kepedulian pemerintah Taiwan, kepada para imigran yang terjebak di Taiwan dan tidak dapat keluar kemana-mana.
Kutuliskan semua kisah yang kualami, segala gundah dan gulana yang saya rasakan menjadi sebuah karya, yang saya ikusertakan dalam perlombaan “Janji di Masa Pandemi”, begitulah judul karya yang saya kirimkan dalam ajang menulis Taiwan literature Award for Migrans (TLAM) 2020. Berlombaan Ini diikuti oleh beberapa negara di Asia. Yakni: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Thailand, Hong Kong dan Jepang.
Ratusan karya masuk, terjaring dan diseleksi oleh para dewan juri dari berbagai negara, butuh proses Panjang dan seleksi ketat dalam pengumpulan lomba menulis tersebut. Sungguh sebuah keberuntungan dan anugerah yang tak terkira, saat Janji di Masa Pandemi memboyong dua trophy kemenangan di perlombaan tersebut. Sebagai juara 3 dan naskah favorite jury. Kemenangan tersebut tepat dihari ulang tahun putra saya yaitu 29 Oktober 2020.
Moment ini merupakan hikmah dan kado terindah dari perjuangan saya mengolah perasaan dan bergelut dengan Kerinduan di tengah masa pandemic yang saat itu berada di tahap yang memanas. Sungguh ini seolah jawaban atas ujian yang Allah berikan kepada saya. Penyerahan hadiah dilaksanakan di Pelabuan keelung, tempat dimana pernah terjadi keselakaan robohnya jembatan Yilan yang menewaskan beberapa pekerja migran Indonesia (ABK) di sector nelayan.
Hadir saat penyerahan acara, selaku CEO dan agensi pekerja migran asing di Taiwan. Beliau salah satu donatur yang memberikan hadiah pada pemenang, dan beliau memberikan hadiah tersebut dengan memeluk saya di atas panggung, sembari mengatakan “Aku dapat merasakan perasaanmu saat menuliskan setiap aksara di cerita yang kau buat. Kerinduan dan perjuangan seorang ibu untuk putranya yang ia sayangi.” Ucapnya kala itu.
Apa Motivasi yang saya dapat dari peristiwa tersebut?
Dari peristiwa tersebut, saya banyak belajar tentang kesabaran. Jangan pernah menyerah dengan keadaan, karena di balik kesulitan akan akan sebuah nilai dan anugerah yang tak teerhingga. Saya pun telah merasakan sendiri, dari kejadian yang saya alami tersebut, lahir sebuah masterpiece karya yang membanggakan dan mengantarkan saya pada beberapa seminar tentang dampak pandemic Covid-19 pada pekerja migran di Taiwan.
Pandemi memang membuat ritme kehidupan masyaralat banyak berubah ke arah yang lebih baik. Mau memakai masker, rajin cuci tangan, peduli pada Kesehatan tubuh. Pandemi juga memberikan rezeki bagi orang-orang yang bisa memaknainya.
Best Regards
@ettydiallova
Wowww sangat menginspirasi utk kita semua
Terima ksih Bu... semoga tulisan sederhana ini dapat memberikan mnafaat bagi pembaca🤲🤗
Determination of Club Status refers to the https://steemworld.org/transfer-search Web-based Application
Terima kasih sudah memberikan review dan penilaian Bang @irawandedy.
Salam sehat dan sukses selalu!
Benar bu @ettydiallova semua cobaan yang diberikan olehNYA tidak melebihi dari keadaan atau kemampuan hamba itu sendiri. Perjalanan cerita kenangan yang sangat menarik.
Terima kasih atas feed positif yang diberikan Pak @ridwant.
Semoga kita senantiasa berlimpah anugerah, dan kesehatan dari_Nya
aminnn
Aminnn..
Sama sama bu @ettydiallova