The Diary Game Selasa 5 Desember 2023: Membawa teman ke rumah sakit
Pagi ini telponku berdering nyaring, ahhiyaaa terkejut saya...ternyata yang menelpon itu teman saya, setelah ngobrol sebentar saya langsung tau jika dia sedang sakit. Gigi grahamnya patah yang buat ngilu sampai ke lubuk hati...iya beneran lho kalo sakit gigi itu emang lebih parah dari sakit hati yang bisa buat ngilu pake banget.
Saya setuju untuk mengantarnya berobat ke salah satu rumah sakit dikawasan proyek vital yaitu RS PIM, saya janji jam 8 saya akan menjemputnya dari rumah dan membawanya kerumah sakit.
Terus cas cus bersiap karena jam juga sudah menunjukkan angka 7.15, harus sempat ngopi bentar sih rencananya dalam perjalanan ke rumah teman saya dikawasan Krueng Geukueh, Aceh Utara. Hanya sejenak saja segelas kopi pancung langsung terhidang karena saya mesennya jelas gak pake lama. Tapi oh tetapi kawan saya menelpon kembali sambil agak sedikit kesal karena saya masih santi minum kopi sementara dia dari subuh tadi minum air putih saja rasanya sakit (Kata dia Lhoooo bro). Jadi kopi yang saya pesan hanya sempat saya seruput sepertiga teguk. Bayangin aja 1/3 teguk itu gak sampe setengah teguk apalagi satu teguk.
Okay bro OTW bawa gigi mu berobat, ehh kamu atau gigimu sih yang mau kita bawa, canda saya saat menerima panggilan telepon jika dia sudah siap dan akan langsung menuju rumah sakit.
Sekitar 15 menit dari tempatnya tinggal menuju rumah sakit yang lumayan elit di kawasan perbatasan Aceh Utara dengan Lhokseumawe ini. Pelayanan dan dokternya semua keliatan cantik dan ganteng karena mereka semua adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Sempurna.
Rumah Sakit Prima Inti Medika yang merupakan salah satu rumah sakit elit di kawasan ini
Sambil menunggu antrian teman saya ini terus memegang pipinya yang memerah dan bengkak, salah malah nyengir kuda dan melangkah keluar dari kumpulan orang-orang yang sakit menuju orang-orang yang sehat diseberang jalan. Duduk santai sambil menikmati kopi yang sempat tertunda karena ketidak sabaran teman saya ini untuk diantar ke rumah sakit. Ketimbang saya ikutan sakit yang mending saya mengobati diri dengan segelas kopi pancung.
Dengan santai menikmati kopi karena saya tau ini bakal lama. Jam sudah manunjukkan angka 9.15 dan kawan saya ini belum juga keluar dari rumah sakit. Saya masih sabar menunggu sambil sesekali melihat ke arah pintu keluar rumah sakit yang jaraknya sekitar 30 meter dari tempat saya minum sepancung kopi gelas atau segelas kopi pancung (Yang bener nya yang mana sih).
Dengan wajah merah maroon teman saya ini keluar dan langsung menuju kendaraan yang terparkir di depan pintu masuk rumah sakit. Saya memperhatikannya dari jauh sambari jalan mendekat.
Perut lapar, gigi sakit, makan kagak bisa, lengkah deh penderitaan lu bro, canda saya melihat wajahnya yang rada masam dan berkerut tujuh lapis. Saya menyrankan dia untuk minum obat penglihang nyeri dan makan apa saja yang mungkin untuk mengganjal perut lapar sebelum kembali beraktifitas.
Saya pamit setelah mengantarnya kembali ke rumah, dan saya melanjutkan rencana kerja saya yang telah saya susun hari ini. yaitu mengunjungi lokasi yang layak untuk dijadikan tempat penanaman pohon yang direncanakan mencapai 50 batang manggrove atau bakau.
Setelah makan siang saya bergerak dengan sepeda motor untuk menuju tempat penanaman bakau, sementara teman saya sudah menunggu di lokasi. Kami langsung turun langsung ke pinggir sudah yang rentan abrasi untuk melihat kemungkinan penanaman pohon manggrove ini dan kami langsung berdiskusi untuk kemungkinan tindak lanjut yang paling masuk akal.
Lokasi yang kami lihat dan teman saya ini tertarik untuk menanam kembali manggrove yang sudah jarang di sepanjang sungai ini
Saya tidak merekomendasikan lokasi yang terlihat di photo karena ini merupakan kawasan para nelayan merapat dan menaikkan boat mereka ke darat. Ini pasti akan membuat nelayan sekitar akan protes dan juga manggrove yang akan kami tanam nanti akan terganggu pertumbuhannya akibat terlindas bot yang diturunkan kembali ke sungai atau yang dinaikkan dari sungai ke darat.
Boat nelayan yang sedang berada di darat dan ini adalah jalur keluar masuk boat nelayan
Jam 4 sore, setelah lelah hayati mencari tempat yang cocok untuk penanaman manggove akhirnya kami menghibur diri untuk mencari tempat santai. Teman saya ini memang suka dengan hal yang berbahaya termasuk hal yang satu ini. Meski sudah saya ingatkan ini akan sangat berbahaya tapi kawan saya masih saja ngotot untuk makan DURI-AN, kawan-kawan pasti kebayang jika ada orang yang makan durian yang memang dipenuhi oleh duri tajam.
Deretan durian ditempat penjualan serta beberapa mamak-mamak yang menjual pulut sebagai penganan saat makan durian
Kami duduk di lesehan yang memang disediakan oleh penjual durian di kawasan jalan Gudang Kota Lhokseumawe, saya tidak ikutan tapi teman saya ini menghabiskan 3 buah sekaligus saking doyannya ma buah berduri ini.
Azan ashar berkumandang, kami kembali ketempat teman saya ini menginap selama dia di Lhokseumawe yaitu di Hotel Winton dan saya pamit untuk melanjutkan beberapa hal yang mesti saya selesaikan hari ini, kami berjanji untuk makan malam bersama nantinya di Sky Cafe Winton Hotel Lhokseumawe.
Selesai sholat magrib dan mandi alakadar gaya kadal kecemplum ember, saya menuju tempat teman saya ini karena ada beberapa hal yang akan saya diskusikan denganya terkait rencana penanaman manggrove yang akan mulai dilaksanakan pada tanggal 7 Desember di beberapa tempat sekaligus.
Sesampai di hotel, saya ngobrol dan berdiskusi sambil menunggu datangnya pesanan Nasi Goreng Winton yang nyummi karena lapar menyengat.
Dua teman saya yang menikmati nasi goreng tidak sadar saya sedang mengabadikan momentnya
Sambil menikmati makan malam kami melanjutkan diskusi seputar rencana penanaman manggrove yang akan dilaksanakan dikawasan Aceh Utara dan Lhokseumawe.
Jam sudah menunjukkan angka 10 dan dia juga akan beristirahat untuk memulihkan tenaganya supaya kuat makan bauh berduri esok harinya...
Saya ya ngapain juga ada disitu, ya pulang juga donk bobok manis menikmati cuaca dingin gerimis. Tapi sebelum rurun dari lantai 6 sky cafe Winton Hotel saya sempat mengambil photo kota Lhokseumawe malam hari dari ketinggian
Lapangan korem yang kebetulan juga menyelenggarakan acara rakyat nampak dari ketinggian lantai 6 sky cafe
Demikian carita saya yang sudah ketinggalan jaman ini. semoga kita selalu sehat ceria
Salam
El-Nailul
Click Here
Click Here
Hi @shiftitamanna, nice to see you joining our community and I wish you all the best
have a nice day yaa
Regards
Thank you very much sir. I am also very happy to join this community.
Bermacam persepsi yang dirasakan oleh orang, kalau lagi sakit gigi dia bilang lebih baik sakit hati dari pada sakit gigi, tetapi kalau lagi sakit hati dia bilang lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati....
Yang jelas yang namanya sakit tidak ada yang enak bang @berkat
Your post has been successfully curated by @kouba01 at 35%.
Thanks for setting your post to 25% for @null.
We invite you to continue publishing quality content. In this way you could have the option of being selected in the weekly Top of our curation team.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Semoga teman Anda cepat sembuh ya bang dan beginilah kalau setia kawan bang, suatu saat nanti kawan akan mengingat kebaikan anda bang. Salam hormat dari saya bang
Dalam hidup kita hanya mampu mangandalkan saahabat, meski untuk senyum atau tertawa bareng kita juga butuh sahabat, kiban nyo lage nyan bang @muntaharaceh
@el-nailul,
Your story is an excellent example of friendship and kindness. Despite their busy schedule, the narrator's willingness to take their friend to the hospital for treatment shows how much they care about their friend's well-being. It is also heartwarming to see how the narrator tries to make light of the situation by joking around with their friend. The narrator is a helpful, fair, and safe individual who is always willing to extend a helping hand.
Additionally, the story highlights the importance of patience and perseverance. Waiting at the hospital for hours can be tiring and frustrating, but the narrator remained patient and even managed to enjoy a cup of coffee during the wait. This is an excellent lesson for all of us to remember: to maintain a positive attitude and make the best of every situation.
Overall, this story serves as a reminder that kindness, patience, and perseverance can go a long way in making the world a better place. We should all strive to be like the narrator: helpful, fair, safe, patient, and kind. Thank you so much for sharing.
Thank you very much for stopping by my post, and I appreciate your encouraging comment @shully...
The one we can rely on is friends, without them, we cannot have a prefect happiness
Regards my friend
@el-nailul,
You are welcome.