Sharing Tips for Writing Scientific Papers for Bidikmisi Scholarship Recipients |

in Steem Schools3 years ago

IAIN_03.jpg


Three lecturers of Malikussaleh University gave tips on writing scientific papers to hundreds of IAIN Lhokseumawe students at the Bukitrata Campus, Lhokseumawe, December 1-2, 2021. The training not only provided technical writing and various information about writing scientific papers but was also accompanied by motivation in writing and reading.

The three lecturers were Teuku Kemal Fasya, Muchlis Ismail, and Ayi Jufridar who for two days provided training as well as motivation to write and read to students receiving the Bidikmisi scholarship from IAIN Malikussaleh.

On the first day, Teuku Kemal Fasya explained the technique of writing popular scientific papers in the mass media to 167 students of IAIN Lhokseumawe. The author and anthropologist from the Malikussaleh University also explained the profiles of a number of local and national mass media as well as strategies for publishing articles.

The second day, in the Hall of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Da'wah (FUAD) IAIN Lhokseumawe, Ayi Jufridar and Muchlis Ismail delivered material about writing scientific papers. Ayi Jufridar also reminded about plagiarism and ethics in writing in the mass media in a discussion guided by Nyak Oemar Ayri, a student of IAIN Lhokseumawe who was a champion in writing articles at Malikussaleh University.

On that occasion, Ayi Jufridar also provided writing motivation for students not to give up easily when articles were rejected because they did not meet the loading standards in certain media. “Such rejection is also experienced by senior writers. But they never gave up. Rejection is also part of the process,” said a journalistic lecturer at the Communication Studies Program at Malikussaleh University.

Participants' questions were not only about scientific works, many also asked about novel writing, as conveyed by Ahmad Daniel. Meanwhile, Fitrianingsih asked about the difficulty of writing scientific papers because they often use imagination rather than scientific thinking. Other questions also came from Wahyuni, Nusriani, Sadli, and Abdul Ghafar who asked about writing guidelines.

In the second session on Thursday, Muchlis, M Sos, explained about the forms of scientific writing, which have a special scientific writing character, and are arranged based on their scientific nature based on observations and research using certain methods and systematics that can be accounted for in a scientific manner. scientific.

One of the students, Nurisyani, asked a question about how to write an objective and non-emotive scientific paper. The question was answered, that in order to present the writing more objectively, the author explained the facts obtained from the results of the research analysis, not from the feelings of the author.

The training in the FUAD Hall was opened by the Vice-Chancellor III for Student Affairs at IAIN Lhokseumawe, Dr. Al Husaini M. Daud who reminded students about the benefits of writing scientific papers and becoming great writers. "After attending the training, the participants are required to write scientific papers and send them to the media," said Al Husaini.

While the Vice-Chancellor II for IAIN Lhokseumawe, Dr. Darmadi hopes that the training will provide new knowledge and motivation for students in the world of writing. "The participants not only got the theory but immediately got the task of writing articles," said the IAIN lecturer who was also a journalist. []


IAIN_02.jpg


IAIN_07.jpg


Berbagi Tips Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi

Tiga dosen Universitas Malikussaleh memberikan tips menulis karya ilmiah kepada ratusan mahasiswa IAIN Lhokseumawe di Kampus Bukitrata, Lhokseumawe, 1-2 Desember 2021. Pelatihan bukan hanya memberikan teknis penulisan dan berbagai informasi seputar penulisan karya ilmiah, tetapi juga disertai motivasi dalam penulisan dan membaca.

Ketiga dosen tersebut adalah Teuku Kemal Fasya, Muchlis Ismail, dan Ayi Jufridar yang selama dua hari memberikan pelatihan sekaligus motivasi menulis dan membaca kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dari IAIN Malikussaleh.

Hari pertama, Teuku Kemal Fasya menjelaskan teknik penulisan karya ilmiah populer di media massa kepada 167 mahasiswa IAIN Lhokseumawe. Penulis sekaligus antropolog Universitas Malikussaleh tersebut, juga memaparkan profil dari sejumlah media massa lokal dan nasional serta strategi mempublikasikan artikel.

Hari kedua, di Aula Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Lhokseumawe, Ayi Jufridar dan Muchlis Ismail menyampaikan materi seputar penulisan karya ilmiah. Ayi Jufridar juga mengingatkan tentang plagiasi serta etika dalam menulis di media massa dalam diskusi yang dipandu Nyak Oemar Ayri, mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang pernah menjadi juara menulis artikel di Universitas Malikussaleh.

Dalam kesempatan itu, Ayi Jufridar juga memberikan motivasi menulis bagi mahasiswa agar tidak mudah menyerah ketika artikel ditolak karena belum memenuhi standar pemuatan di media tertentu. “Penolakan seperti itu juga dialami para penulis senior. Tapi mereka tidak pernah menyerah. Penolakan juga bagian dari proses,” kata pengajar jurnalistik di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh.

Pertanyaan peserta bukan hanya seputar karya ilmiah, banyak juga yang bertanya tentang penulisan novel seperti disampaikan Ahmad Daniel. Sementara Fitrianingsih bertanya tentang kesulitan menulis karya ilmiah karena lebih sering berimajinasi daripada berpikir ilmiah. Pertanyaan lain juga datang dari Wahyuni, Nusriani, Sadli, dan Abdul Ghafar yang bertanya seputaran pedoman menulis.

Dalam sesi kedua di hari Kamis, Muchlis, M Sos, menjelaskan tentang bentuk-bentuk karya tulis ilmiah, yang memiliki karakter penulisan khusus secara ilmiah, serta disusun berdasarkan sifat keilmuannya yang didasari pada pengamatan dan penelitian dengan menggunakan metode serta sistematis tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Salah seorang mahasiswi, Nurisyani, mengajukan pertanyaan tentang bagaimana membuat tulisan karya ilmiah yang objectif dan tidak emotif. Pertanyaan tersebut dijawab, bahwa untuk menghadirkan tulisan lebih objektif, penulis memaparkan fakta yang didapat dari hasil analisis penelitian, bukan dari perasaan penulisnya.

Pelatihan di Aula FUAD dibuka Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan IAIN Lhokseumawe, Dr. Al Husaini M. Daud yang mengingatkan mahasiswa tentang manfaat menulis karya ilmiah dan menjadi penulis hebat. “Setelah mengikuti pelatihan, para peserta wajib menulis karya ilmiah dan mengirimkan ke media,” ujar Al Husaini.

Sementara Wakil Rektor II Bidang IAIN Lhokseumawe, Dr. Darmadi, mengharapkan pelatihan tersebut memberikan pengetahuan baru dan motivasi bagi mahasiswa dalam dunia tulis-menulis. “Para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tapi langsung mendapat tugas menulis artikel,” ujar dosen IAIN yang juga pernah menjadi wartawan. []


IAIN_08.jpg


IAIN_11.jpg

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63103.76
ETH 2556.80
USDT 1.00
SBD 2.82