[Activist Diary Game: Selasa 16 Januari 2024]: Petualangan ke Negeri Ranggasia

in Steem of Animals5 months ago (edited)

20240116_090750.jpg

Panglima Red sedang memperhatikan jalan yang akan dilalui oleh pasukannya dalam perjalanan mencari sarang baru

Tersesat di Belantara Ranggasia

Selasa pagi yang cerah karena terlalu banyak minum kopi aku pulang terburu-terburu, tanpa sadar kakiku terinjak kawasan rerumputan yang sedikit basah karena cipratan air kran. Tanpa pikir panjang kututup rapat kran yang tadinya meneteskan air. Saat hendak masuk kedalam posko tanpa sengaja aku menyentuh ujung rumput yang basah tadi, tetiba bak masuk kedalam labirin cahaya tak berujung aku tersedot kedalam dunia paralalel. Semua nampak menjadi ribuan kali lebih besar dari badanku, rumput menjadi hutan belantara yang rimbun dan padat. Tetesan air yang tersisa menjadi kolam yang nyaman untuk berendam dan berenang, kerikilpun menjadi batuan raksasa yang bisa aku gunakan menjadi tempat latihan panjat tebing yang mempesona tapi licin dan berbahaya. Aku tertegun lama, tidak tahu arah tuju dan gerakanku menjadi lincah tapi jarak yang harus ku tempuh menjadi berkali lipat jauhnya.

Seru, tapi menakutkan, insting survivalku juga bertambah, aku masih tetap manusia dengan pakaian lengkap, tapi entah aku yang menjadi sangat kecil atau alam sekitarku yang berubah menjadi ribuan kali lebih besar?. Pertanyaan aneh satu demi satu melintasi benakku. Ada kebahagian juga karena aku mendengar banyak suara yang jelas bahasanya berbeda denganku tapi dengan gamblang dapat ku pahami dan dapat kuucapkan dengan sempurna.

Gemuruh langkah kaki satu batalyon pasukan yang menurutku adalah pasukan semut Rangrang (Oecophylla smaragdina). Tapi kali ini aku melihat mereka sebagai tentara yang gagah berani, aku tersenyum sambil berfikir bahwa mereka menjadi sangat besar, andai mereka menjadikanku mangsanya, sungguh dagingku tidak akan cukup untuk menu makan siang seorang prajurit tanggu dari batalyon tentara ini.

Mereka sedang beristirahat dari perjalanan jauh, terlihat keringat mengucur dari dari dan sungut antena mereka, antena yang tegak menandakan mereka selalu waspada sambil berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Perlahan aku menyapa salah satu dari mereka yang nampak sendang bersantai dengan bahasa Ranguage yang secara otomatis kukuasai dan mereka juga menjawabku dengan baik. Tapi tidak menutup keheranan di wajah mereka yang sangar. Keheranan kerana bentukku yang aneh tidak sama seperti mereka.

"Hai sobat tentara yang gagah, perkenalkan namaku El, bolehkah saya tau namamu?" Sapaku kepada anggota pasukan yang sedang bersantai ini.

"Hai, namaku Rangayal, aku bagian dari pasukan panglima besar panglima Red dewa perang tertinggi Negara Ranggasia. Kenapa anda bisa berada di negara kami, sementara kamu mirip dengan para raksasa yang suka merusak lingkungan kami?". Aku tertegun mendengar penuturan lugas dari anggota pasukan ini.

Rangayal terlihat berpangkat tinggi, karena disekelilingnya ada 4 penjaga yang masing-masing bertubuh tegap, sementara dia sendiri sangat tenang melihat kearahku. Kami terus berbincang sambil duduk-duduk lesehan di celah batu yang sejuk. Sampai akhirnya aku diajak menemui Dewa perang mereka yaitu panglima Red.

Bertemu panglima Red

20240116_091055.jpg

Mengikuti Rangayal yang memimpin jalan menuju tempat Panglima Red

Aku diantar Rangayal menemui panglima Red di lokasi utama konsentrasi pasukan, perjalanan kesana cukup menghabiskan energi karena harus melewati tebing batu terjal dan medan yang turun naik, Rangayal dan pengawalnya melewati jelan dengan sangat gesit dan cepat.

20240116_091439.jpg

Jalan terjal penuh rintangan yang harus aku lalui untuk menemui panglima Red

Selang 5 menit kami sampai di markas komando yang berada di atas batu cadas, tapi jika kuperhatikan ini seperti pavin block yang disusun melintang. Tiba di hadapan panglima Red, terasa benar aura seorang panglima Dewa perang yang gagah perkasa. Dengan sangat hormat Rangayal memberi hormat dan memperkenalkanku sebagai tamu yang tidak diundang di negara Ranggasia kepada Panglima Red.

20240116_100746.jpg

Tempat kediaman sementara panglima Red dengan pangawalan ketat oleh pungawa Negara Ranggasia

Dengan tatapan tenang dan tajam panglima Red memperhatikanku dari ujung rambut ke ujung kaki. Aku merasa sangat kecil berada di hadapan panglima Red yang berwibawa ini.

Dengan nada tenang dan terkesan sedikit dingin panglima Red mengajukan pertanyaan;

"Siapa kamu dan ada keperluan apa kamu berada di Negara kami ini?" Suara panglima Red yang diikuti tatapan penasaran para punggawanya.

"Saya tidak sadar tiba-tiba tersedot masuk kelabirin cahaya hingga terdampar di Negara tuan Red yang perkasa", jawabku tanpa menutupi apapun juga sebagaimana yang telah aku ceritakan kepada Rangayal.

Terlihat panglimat Red tertegun sejenak sebalum menlanjutkan kalimatnya yang terasa seperti ledakan missile ditelingaku' "Kamu beruntung karena penampilanmu yang kusam dan menyedihkan, juga tatakramamu terhadap prjurit kami, dulu ada seekor bangsamu yang masuk ke negara Ranggasia kami, tapi tidak bertahan 1 menit langsung menjadi tulang belulang karena dimangsa pakukanku yang kelaparan". Dengus panglima Red dengan sangat menyeramkan.

"Sekarang kemana tujuanmu selanjutnya?, karena kamu harus sadar ini bukan duniamu kamu harus segera kembali ke asalmu atau kamu akan mati menjadi makan malam kami". Pungkas Panglima Red dengan perkasa.

Lututku menjadi lemas karena ketakutan menjadi mangsa pasukan Red yang perkasa. Aku memberanikan diri untuk menjawab.

"Ampun yang mulia panglima Red, saya tersesat dan tujuan saya selanjutnya adalah kembali ke dunia saya secepat mungkin". Dengan terbata kusampaikan juga tujuanku selanjutnya, meski sebenarnya ada terbesit keinginan untuk lebih lama di Negara Ranggasia.

"kau harus tau, jika aku perhatikan dari bentuk fisikmu, kamu adalah golongan manusia yang selalu arogan dan congkak terhadap makhluk lain. Sembarangan menggunakan pestisida, membakar dan meracuni sumber air Negara-negara kecil bahkan tanpa segan menghancurkan ratusan negara bangsa-bangsa binatang kecil hingga kamipun berimbas. Lihatlah ribuan pasukanku yang harus mencari tempat baru untuk berlindung dan melanjutkan kehidupan karena tingkah kalian bangsa serakah". Kalimat tajam penuh kebencian dari Panglima Red tidak bisa aku bantah sama sekali, aku terus menundukkan kepala, karena hatiku juga membenarkan apa yang disampaikan panglima Red.

Karena terus terdiam, akhirnya panglima Red melanjutkan;

"Sudah saatnya kamu pergi dan sampaikan pesanku ini kepada bangsamu, Jangan sambarangan membuka hutan, atau menggunakan bahan kimia dan meracuni sumber kehidupan kami. Jika kalian tidak mengidahkan peringatan kami, suatu saat kalian akan menderita bencana kelaparan, kekeringan, banjir dan kelangkaan sumber daya alam. Yang paling berharga malah keaneka ragaman hayati akan musnah selamanya dari planet ini!."

Aku dengan gugup langsung mengiyakan, dan bertekat untuk tidak merusak lingkungan tempat tinggal para negara binatang kecil ini, karena mereka memiliki peran penting seperti yang telah aku lihat sendiri, mereka menyebarkan pupuk alami dari penguraian makanan dan membantu proses decomposite dialam ini. Sungguh keterlaluan jika kita merusak tatanan alam yang indah ini.

Panglima Red terlihat puas dengan jawabku dan langsung memerintahkan punggawanya Rangdreamer;

"Bawa bangsa manusia ini keluar dari sini, tuntun dia kepalataran dan bukakan portal untuk kembali ke alam manusia". Perintah panglima sudah diberikan, berarti tidak ada lagi waktu untukku bersenang-senang di Negara Ranggasia yang mempesona ini.

Punggawa Rangdreamer dengan sikap menjawab; "Siap yang mulia Panglima Red, perintah akan segera di eksekusi.

Dengan anggukan kepala, punggawa Rangdreamer langsung memimpin jalan untuk membawaku keluar dari Negara Ranggasia ini. Diikuti oleh 10 prajurit gagah perkasa aku dikawal ke pelataran berbatu melalui jalanan yang sulit dan jembatan tangkai daun mangga yang ngeri sedap.

20240116_102413.jpg

Salah satu jembatan daun mangga yang harus kulalui untuk tiba dipelataran tempat portal akan dibuka

Dalam perjalanan menuju pelataran tempat akan dibukanya portal, aku terus berfikir bahwa selama ini kita memang tidak peduli sama sekali dengan kelangsungan hidup makhluk lain. Padahal keanekaragaman hayati ini sangatlah penting untuk kita jaga. Karena stiap makhluk sekecil apapun atau dimanapun tempat tinggal mereka pasti memiliki tugas dan fungsi masing-masing yang juga sangat penting untuk keseimbangan alam kita ini.

Jalan terjal dan berliku mengikuti jalur pasukan panglima Red ini terasa cukup jauh, hampir 10 menit kemudian kami tiba di pelataran yang dikelilingi oleh tebing batu dan pecahan beton ternyata tempat ini adalah portal satu arah menuju dunia manusia tempat aku dan sebangsaku tinggal dan beraktifitas.

20240116_102356(0).jpg

Lapangan terbuka tempat portal teleportasi berada, terlihat punggawa Rangdreamer bersama pasukannya sedang membersihkan lokasi dan portal siap untuk dibuka

Dengan sigap dan tanpa buang waktu, punggawa Rangdreamer sang pemegang kunci portal teleportasi menggarakkan antana dan tangannya seolah sedang membuka Segel ajaib. Dan seketika portal cahaya yang menyedotku kembali hadir. Aku tersedot kedalam labirin cahaya dan dengan kecepatan yang kasat mata telanjang hutan belantara dan bebatuan disekelilingku membesar dan akhirnya aku terhempas kembai ke dunia manusia. Heran, apakah tadi hanya rohku yang masuk kedunia meraka atau juga jasatku seperti kejadian di animasi Alice the wonderland??

Aku masih terduduk diam...memperhatikan deratan pasukan panglima Red yang telah kembali mengecil dalam pandanganku. Rasa hormat kepada panglima Red dan pasukannya masih terasa dihatiku. Kudekati gerombolan pasukan panglima Red ini dan mengucapkan terimakasih sebelum akhirnya aku masuk kembali ke posko dengan tatapan heran para anggota staff posko.

Pertanyaan paling menohok dari anggota poska tanpa ku duga; "Pak Roy, kenapa tadi tiarap-tiarap di rumput pak???...."
Waduhhhh duhh duhhh, ternyata aku tiarap tadi ya, sambil garuk kepala aku menjawab sekenanya; "Iya saya lagi ambil foto panglima Red yang lagendari diantara para serangga tadi".

Sambil melenggang kedalam ruang belakang posko untuk melanjutkan tugas-tugas yang diminta bantuan oleh kawanku pemilik lembaga ini.

Sekian cerita fiksi singkat hari ini, semoga kita akan bertemu kembali dalam cerita yang lain. Salam kreatif untuk semuanya. Cerita ini sengaja aku susun untuk menghibur panglima @muzack1 dan kawan-kawan di Steem of Animal


Semua photo dalam postingan ini adalah properti pribadi, kecuali tersebutkan sebaliknya

Salam

El-Nailul

Sort:  
Loading...

Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
image.png
please click it!
image.png
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)

The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.

Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.12
JST 0.029
BTC 61604.80
ETH 3444.70
USDT 1.00
SBD 2.50