Katakan Tidak pada Politik Uang
Salam teman-teman steemit semua, khususnya para Komunitas Steemit Indonesia. Semoga kita dalam keadaan sehat-sehat semua dan saling mendoakan untuk kebaikan satu sama lain.
TAK kenal, maka tak sayang. Ungkapan yang sederhana dan sudah familiar tersebut mengandung makna yang sangat mendalam. Tak terkecuali untuk mengenal sosok calon pemimpin yang akan kita pilih nanti pada saat pesta demokrasi berlangsung di Indonesia. Empat belas Februari 2024, menjadi momentum penting bagi masyarakat Indonesia untuk menentukan pemimpin baru. Peren serta masyarakat sangat penting untuk memberikan suara pada saat Pemilu berlangsung nanti.
Saat ini, tepatnya tanggal 13 November 2023, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga calon pasangan presiden dan wakil presiden untuk pemilu pada tanggal 14 Februari 2024. Ketiga calon pasangan tersebut; Anies Rasyid Baswedan yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Mahfud MD dan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming. Ketiga calon tersebut sedang bermanuver untuk mencari simpati masyarakat.
Salah-satu tantangan terbesar dalam pemilihan calon pemimpin saat ini adalah manoy politik. Sehingga pemimpin yang dilahirkan lewat pesta demokrasi tidak seperti yang diharapkan. Namun semangat dan optimisme masyarakat harus selalu dijaga, agar kesadaran masyarakat dapat terbangun secara kolektif untuk menghindari politik uang. Visi-misi ketiga capres dan cawapres tersebut merupakan salah-satu instrumen yang harus dipahami oleh masyarakat, untuk dapat mengenal calon pilihannya.
Sehingga pilihan masyarakat didasari pada program kerja dari capres dan cawapres itu sendiri, bukan pada pembelian suara lewat makelar politik yang bergentayangan. Kesadaran masyarakat secara kolektif harus dibangun "akan bahaya politik uang." Jika tidak, maka harapan utama untuk mewujudkan pendistribusian kesejahteraan secara berkeadilan lewat pasta demokrasi tidak akan tercapai. Oleh karena itu, visi-misi ketiga capres dan cawapres tersebut sudah seharusnya menjadi bahan perbincangan.
Masyarakat secara umum hanya dapat mengenal capres dan cawapres melalui visi-misi yang telah dirumuskan. Program kerja yang akan dijalankan oleh presiden yang akan terpilih ke depan, sudah tergambarkan dalam visi-misinya. Melalui visi-misi tersebut, kita selaku masyarakat juga dapat menilai seberapa relevan dan rasionalkah program kerja yang telah ditawarkan oleh calon presiden ke depan. Relevansi dan rasionalitas itulah yang seharusnya menjadi salah-satu patron bagi kita dalam menentukan pilihan.
Tantangan ini memang berat, ditengah-tengah dahsyatnya gempuran politik uang, ditambah dengan "pengkhianatan makelar politik" yang sangat lihai dalam melihat situasi, kondisi serta peluang. Seharusnya kehadiran mereka "makelar politik" menjadi perpanjangan tangan untuk membumikan visi-visi dari calon kandidat yang didukungnya. Bukan memanfaatkan situasi, kondisi serta peluang tersebut untuk membohongi masyarakat melalui transaksional suara lewat politik uang.
