Apakah ini Akhir Dunia?
Senin (16/03/2020), pimpinan pondok pesantren Terpadu Darul Abrar, di Aceh Jaya, Tgk. H.Mustafa Sarong resmi mengambil kebijakan meliburkan santrinya selama dua Minggu ke depan. Pesantren terlihat sepi setelah siang para santri tersebut dijemput oleh orang tuanya masing-masing.
Biasanya, riuh suara begitu kentara. Alunan bacaan ayat suci dari mushalla, pengumuman shalat berjamaah, santri yang saling antri di waktu makan. Sekarang begitu senyap dan mencekam.
Saat sore, hujan deras mengguyur, listrik padam, menambahkan suasana gelap. Langit pun bergemuruh, terdengar dari hiruk pikuknya suara petir yang bersahutan. Kilatan cahaya sesekali menerobos masuk pondok kami.
Mungkinkah langit bersedih? Karena tepat siang senin, seorang ulama Aceh, Tgk. H. Bukhari (Ayah Perlak) menghembuskan nafas terakhirnya.
Dengan berpulangnya salah seorang ulama, maka semakin berkurangnya penerang kita di dunia ini.
Karena Covid-19, umat muslim lebih dianjurkan untuk beribadah di rumah. Katanya untuk memutuskan rantai virus. Maka harus mengurangi interaksi sosial, pun dengan silaturrahmi, bersalaman juga sebaiknya ditiadakan. Begitu banyak tatanan agama yang dirusak oleh Covid-19.
Mekkah, tempat berkumpulnya umat Islam di dunia, sudah terlebih dulu ditutup aksesnya. Sehingga umat Islam, walaupun katanya sementara, tidak bisa lagi beribadah di sana. Apakah ini akhir dunia?
Entahlah... kita tidak lagi hidup di "zaman now" wahai kawula muda, tetapi kita hidup di "zaman end". Begitu banyak pertanda yang sudah terjadi, tetapi manusia seakan lupa. Bahwa mendekatkan diri kepada yang maha kuasa menjadi hal yang penting saat ini. Lupakan sejenak hiruk pikuk dunia, marilah bersama-sama kita berserah diri kepada Allah SWT, berzikir, dan menyebut namanya yang maha indah. Semoga Allah menjauhkan kita dan generasi yang akan datang dari Covid-19. Aamiin Ya Rabbal A'lamin... Tidak ada ketakutan yang lebih besar melainkan ketakutan kita kepada Allah.