The Diary Game, Tuesday June 23, 2020

Hello steemians

Pada hari Selasa tanggal 23 Juni 2020 cuaca masih terlihat seperti hari kemarin. Walaupun suasana libur saya tetap bangun lebih awal. Anak-anak masih terlelap dalam tidur mimpinya. Pagi itu saya berencana ke warung di desa tempat saya tinggal. Rencana ke warung kopi membeli beberapa potong kue dan ke warung yang menjual lontong kuah. Saya harus datang lebih awal kalau tidak semua itu akan habis di beli oleh pembeli lainnya.

Diwarung kopi menjual kue kering dan kue basah. Ketika saya tiba pukul 07.30 masih banyak kue yang tersisa seperti bakwan, risol, kue lapis, timphan, dan aneka kue lainya. Saya membeli beberapa potong kue kering dan kue basah. Harga satu potong kue Rp. 1000,00 untuk semua jenis kue.

Setelah itu saya menuju ke warung yang menjual lontong kuah. Tapi di warung yang menjual lontong juga menjual nasi gurih. Harga satu bungkus lontong rp.5000,00 sedangkan harga satu bungkus nasi gurih seharga Rp.8000,00 untuk menu ikan sedangkan menu daging rp.10.000,00.

Pada waktu siang setelah makan dan menunaikan kewajiban shalat Zuhur saya mengajak anak-anak untuk beristirahat. Apalagi panas matahari begitu menyengat jadi saya mengajak mereka untuk didalam rumah saja. Saya juga beristirahat sebentar sebelum datangnya sore.

Pada sore hari selesai menunaikan kewajiban salat ashar saya berencana membeli rujak colek didekat tinggal saya. Saya harus melewati jalan raya Banda Aceh-Medan. Tapi sangat dekat hanya berjarak beberapa ratus meter dari tempat tinggal saya.

Rujak ini merupakan cabang rujak Nibong yang ada dikecamatan Nibong kabupaten Aceh Utara yang sangat di sukai oleh banyak orang. Kelebihan dari rujak ini adalah dari rasa bumbunya yang begitu istimewa. Saya membeli rujak colek dimana ukuran dari buah-buahan yang dipotong lebih besar dari ukuran rujak biasa. Kita mencolek nya menggunakan lidi yang disediakan khusus sehingga diberi nama rujak colek. Harga perbungkus dari rujak colek ini murah meriah hanya Rp.5000,00.

Agar lebih nikmat dalam menyantap rujak colek saya pergi ke pinggir sawah yang ada di dekat rumah. Rasa pedas yang ada pada rujak dihapus oleh berhembusnya angin sepoi-sepoi di pinggir sawah. Pernahkah anda merasakan yang seperti ini? Bagi kami orang Aceh-Indonesia ini sudah kebiasaan. Sambil menikmati alam yang sangat alami menikmati makanan yang alami pula.

Inilah kisah singkat diary saya. Semoga ada maknanya. Terimakasih

Best Regards @p3d1