SEC17 W3 - Experiences come with age or circumstances!

Setiap individu dapat mendefinisikan kedewasaan dalam konteks yang beragam, tetapi pada hakikatnya bermuara pada satu tujuan yang sama. Dalam pemahaman saya dewasa itu memiliki makna yang sederhana, artinya mampu mengontrol heart or mind dalam mengambil keputusan penting dalam kehidupan.

Nah, dua elemen ini memegang peranan penting dalam mengukur kedewasaan seseorang, bertanggungjawab terhadap tugas dan fungsinya dengan baik, menempatkan posisinya secara independen dengan dan dalam kondisi apapun.

Usia bukanlah indikator kedewasaan, bahkan remaja dapat menunjukkan sikap yang lebih bijak dan dewasa yang didasari dari pengalaman dan pemahaman dalam menempatkan dirinya dengan baik, kedewasaan juga erat kaitannya dengan kecerdasan emosional (EQ), karena EQ dapat menjadi pengontrol dan arah kebijakan yang diambil dalam hidupnya dan menjadi cerminan kedewasaannya.

---

Meskipun bertambahnya usia bukanlah faktor yang menentukan kedewasaan, tetapi melalui pembelajaran dan pengalaman yang diperoleh melalui interaksi sosial akan membentuk karakter baru, munculnya kesadaran akan pentingnya perubahan sikap dan karakter akan menyokong kedewasaan yang sesuai dengan usianya.

Banyak pengalaman yang saya hadapi dalam rentang usia yang berbeda, misalnya ketika masa peralihan dari anak-anak menjadi remaja. Sebagai remaja karakter saya lebih kepada mencari jati diri, akan sulit menerima masukan dan petunjuk dari keluarga meskipun yang dikatakan oleh mereka benar. Perlu penjelasan yang logis dan diterima oleh akal sehat saya (sebagai remaja) sehingga dapat mengikuti keinginan mereka.

Pada tahun 2001 ketika saya lulus pendidikan SMA dan ingin mendaftar sebagai calon mahasiswa di salah satu Universitas terkemuka di Ibu Kota. Saya didorong untuk dapat memilih jurusan yang sesuai dengan ekonomi keluarga sehingga perkuliahan dapat diselesaikan tanpa kendala. Namun saya tidak dapat menerima masukan mereka, saya hanya berorientasi pada keinginan, saya mencobanya dan pada akhirnya gagal. Ini semua merupakan buah dari keegoisan yang saya miliki saat itu.

Berbeda ketika saya mulai bekerja dan ingin menikah, pola pikir saya berubah. Jika sebelumnya saya hanya berorientasi pada kebahagiaan sesaat, sering melakukan travelling dan berbelanja. Usia ini memberikan sebuah paradigma baru, saya mulai lebih menghargai waktu, tanggung jawab dan setiap keputusan yang saya lakukan didasari dengan pertimbangan yang matang.

Saya bersyukur telah mampu menyeimbangkan usia dan kedewasaan sehingga dapat menyelesaikan berbagai masalah baik dilingkungan kerja, keluarga dan kehidupan sosial kemasyarakatan.

---

Saya sependapat ketika ada pernyataan yang menyatakan bahwa "orang lanjut usia juga bisa belajar banyak hal dari masa muda", ini adalah fakta yang tidak terbantahkan, karena setiap individu mengalami fase dan proses kematangan emosional yang berbeda-beda.

Meskipun diusia muda, pengalaman dan kontrol yang adekuat yang dimilikinya tidak akan menutup kemungkinan bahwa golongan muda lebih peka dan mampu dibandingkan dengan usia lanjut.

Namun saya memahami satu hal bahwa, pendewasaan diri melalui interaksi sosial positif dan memiliki komunikasi sosial yang efektif akan lebih baik dalam menyikapi setiap tantangan hidup, penyelesaian konflik dan cara pandang dalam menyelesaikan masalah sosial yang tejadi, baik yang berhubungan dengannya atau terkait dengan lingkungannya.

Nah, kembali saya tekankan bahwa pendewasaan diri tidak lahir dengan sendirinya, tetapi melalui proses dan interaksi, bagaimana setiap individu mampu menggali potensi diri dan meningkatkan kecerdasan emosionalnya sehingga dapat menunjukkan jati diri dan kedewasaannya.

Indonesia, April 23, 2024
@irawandedy