You are viewing a single comment's thread from:

RE: SEC-S17/W4 | "Trust, gift that can impress me"

in Incredible India6 months ago

Terima kasih bg El atas undangannya. Saya akan mencoba men-spill sedikit "rahasia" saya nanti di kontes ini. Namun tentu tidak akan semenarik post bang El.

Saya setuju, sebagai orangtua (laki-laki) kita harus selalu tampak tangguh dimata pasangan dan anak-anak kita, meskipun adakalanya kita berada dalam kondisi yang hampir membuat kita "menyerah".

Ini adalah sebuah upaya menjaga semangat dengan psikologi mereka untuk tetap optimis menatap masa depan.

Sebagai teladan dan tumpuan harapan, pantang kita terlihat lemah dan putus asa, apalagi menyerah sampai tiba dibatas yang telah ditentukan oleh-Nya.

Mendapatkan hadiah atau apresiasi adalah sebuah kebahagian bagi kita. Namun kepuasan melihat orang yang kita sayangi mendapatkan kebahagian adalah kepuasan yang tidak ada harganya.

Semoga kita bisa membahagiakan orang-orang yang kita sayangi, dan semoga anda beruntung dengan kontes ini.

Sort:  

Terima kasih kembali bang Alee sudah merespon panggilan saya untuk membocorkan rahasia kita wkwkwk. Begitulah kita, para pria, yang dituntut untuk menjadi kuat dan perkasa 24/7 sehingga kadang tuntutan tersebut sudah menjadi bagian dari behavioral kita dalam menjalankan kehidupan sehari hari.

Kadang saya salut dengan anak-anak muda jaman sekarang yang mulai memperhatikan kesehatan mental mereka secara lebih serius. Bahkan urusan perasaan lelaki pun yang konon jadi makhluk "kelas dua" dalam urusan permentalan ini sudah mulai dirasa urgent. Karena kalau kita lihat datanya pun, angka bunuh diri laki-laki lebih tinggi dari perempuan 'kan?

Itulah kenapa sampai ada istilah yang sempat viral di kalangan Gen-Z, "it is okay to not be okay". Tapi semakin ke sini saya juga mikir, sepertinya benar juga apa yang dikampanyekan anak-anak ini ya, karena mungkin sejak dini mereka sudah ditanamkan kesadaran bahwa dunia memang keras, tetapi dunia sangat keras terhadap lelaki.