Game Diary News, (10 Juli 2022) | Dua Amalan Sunnah yang Berbeda, Namun Beriringan | Insights and Information 4th Edition

Selamat Hari Raya Idul Adha 1443 H. Mohon maaf lahir dan batin

Halo Steemians Hot News Community...

Idul Adha merupakan hari yang lebih besar dibandingkan dengan hari raya Idul Fitri. Hal ini terbukti bahwa pada hari raya Idul Adha diharamkan berpuasa selama 4 hari, yaitu pada hari raya pertama (10 Dzulhijjah) dan pada hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah). Sehingga pada 4 hari tersebut di Sunnahkan untuk menyembelih hewan qurban bagi yang mampu. Namun pada kenyataannya (mungkin hanya di Indonesia kali ya) perayaan hari raya Idul Fitri lebih megah dibandingkan hari raya Idul Adha.

Ada dua amalan Sunnah yang beriringan di hari Idul Adha. Amalan yang berhubungan langsung dengan Allah (hablumminallah) dan amalan yang berhubungan dengan sesama manusia (hablumminnas). Kedua amalan tersebut yaitu Shalat Idul Adha (hablumminallah) dan Berqurban (hablumminnas).

Pagi ini saya masih bertugas piket malam. Setelah shalat subuh saya standby di posscurity di Gudang Bayu (PT. Asai Mula Perdatasa). Jam 06.30 Bg Thaleb (scurity pengganti) sudah datang untuk menggantikan saya. Saya pun langsung bergegas mengganti pakaian untuk shalat Id. Perlengkapan shalat telah saya siapkan semalam sebelum berangkat kerja. Selesai mengganti pakaian shalat, saya langsung pamitan pada Bg Thaleb (karena sudah selesai tugas). Setelah memanaskan sepeda motor kesayangan, saya langsung ngegas ke Masjid Mideun Syuhada Keude Bayu. Begitu sampai saya langsung memarkirkan sepeda motor sesuai arahan panitia masjid. Saat memarkirkan sepeda motor, saya melihat sebuah mobil kijang Avanza yang ingin menerobos batas parkiran. Ketika dibuka kaca mobil tersebut, ternyata di dalam adalah Abati Buloh yang akan menjadi Khatib Idul Adha disini. Panitia yang bertugas pun langsung memberikan jalan agar mobil Abati dapat parkir lebih dekat dengan Masjid.

Shalat Id di Masjid Mideun Syuhada, Keude Bayu

Selfie sebelum masuk ke Masjid

Setelah mengambil beberapa gambar di luar masjid, saya langsung masuk ke dalam masjid. Namun tidak lupa membasuh kaki terlihat dahulu (saya sudah berwudhu saat di gudang Bayu). Saya berusaha mencari shaf terdepan. Namun sangat sulit, karena sudah hampir penuh semuanya. Alhamdulillah Saya mendapat tempat yang strategis di shaf kedua (strategi: dekat dengan mimbar, mudah bersalaman dengan khatib dan imam, serta posisi yang pas untuk pengambilan gambar/ video).

Setelah melaksanakan shalat Sunnah tahyatul masjid, saya mengikuti takbir yang di pandu oleh pemuda-pemuda terbaik Keude Bayu. Saat sedang hanyut dalam takbiran, saya melihat Ustadz Muksalmina A. Wahab (Imam rawatib masjid Al-Hikmah Cunda dan Masjid Agung Islamic Center Kota Lhokseumawe) masuk ke ruang tamu masjid. Dan tidak berapa lama, beliau keluar ke tempat Imam. Masya Allah.... Ternyata Shalat Idul Adha kali ini diimami oleh Imam muda Kota Lhokseumawe. Beliau pun membawa surah Ar-Rahman saat shalat Idul Adha (surah andalan beliau saat menjadi imam shalat Tarawih).

Selesai shalat Id, Abati Buloh langsung naik ke atas mimbar untuk membacakan 2 rukun Alkhutbah dan memberikan nasehat-nasehat mengenai hari raya Idul Adha. Salah satu perbedaan tata laksana shalat Idul Adha dengan Idul Fitri yaitu nasehat atau ceramah (setelah rukun khutbah) tidak terlalu panjang. Karena setelah shalat akan ada amalan qurban.

Air mata Abati menetes saat membaca do’a kepada kedua orang tua, ini merupakan salah satu ciri khas Abati

Selesai shalat Id, saya langsung bergegas menyapa Ustadz Muksalmina (sambil bersalaman) dan lanjut menyalami dan menciumi tangan yang mulia Abati Buloh. Namun tidak berlama-lama saat bersamaan. Karena banyak jama’ah yang antrian bersalaman dengan Abati.

Jama’an yang bersalaman dengan Abati dan Ustadz - ustadz lainnya

Selesai mengambil beberapa gambar di dalam masjid, saya langsung pulang ke rumah. Tentu di sambut oleh ummi Dek Shanum dengan penuh maaf-maafan. Setelah sarapan pagi, kami siap-siap pulang ke rumah mama di Meunasah Blang. Jam 10.05 kami berangkat ke rumah mama. Begitu sampai di rumah mama, saya langsung menyalami mama dan menciumi tangannya sembilan memohon ampun dari mama. Setelah menghabiskan 1 piring Timphan di rumah mama, saya langsung bergegas ke rumah kakak kandung (Kak Mala dan Kak Maryati) yang berdekatan dengan rumah mama. Saya pun tidak berlama-lama di rumah kedua kakak tersebut. Karena ingin menyaksikan penyembelihan hewan qurban di Meunasah.

Setelah berpamitan kami langsung berangkat ke Menasah. Sebelum menyaksikan penyembelihan hewan qurban tersebut, saya dan keluarga kecil singgah dulu ke rumah Cek Mah (adik mama) yang berhadapan dengan Menasah Blang. Karena Dek Shanum sangat nyaman bermain di rumah Cek Mah, saya pun bisa menyaksikan penyembelihan, pembagian (tumpukan), hingga pengepakan daging qurban dengan aman.

Pengulitan sapi qurban oleh petugas/ panitia qurban

Pembagian/penumpukan daging qurban

Pemotongan tulang-tulang hewan qurban

Tahap akhir, pengepakan daging qurban

Tanpa terasa saya pun terhanyut dalam menyaksikan proses penyembelihan hingga pengepakan daging qurban. Saya tersadar saat mendengar suara azan Dzuhur dikumandangkan di Toa Menasah. Saya pun bergegas menuju Menasah untuk shalat Dzuhur berjamaah. Selesai shalat, saya kembali ke rumah Cek Mah, ternyata ummi Dek Shanum sedang shalat Dzuhur. Selesai ummi Dek Shanum shalat Dzuhur, kami pamitan pulang ke rumah.

Lokasi saya menyaksikan prosesing hewan qurban di Desa Kelahiran saya, yaitu Meunasah Blang Kandang Lebih tepatnya di lapangan Voli di seberang Menasah.

Sekian cerita saya dalam mengikuti kontes Insights and Information 4th Edition. Semoga bermanfaat bagi Steemians yang telah membacanya.

Salam Panas dari Saya
@sabarman
Aboutme
Facebook
Instagram