The Diary Game // Kuah Pliek Gule Khas Aceh(14-03-2025)

Hallo sahabat stemians bertemu lagi dengan postingan saya, senang sekali bisa kembali menyapa anda di komunitas luar biasa ini. Semoga kita semua dalam keadaan sehat walafiat. Nah pada postingan kali ini, saya ingin berbagi keseharian saya dengan banyaknya kegiatan yang tidak ada habisnya. Berusaha menikmati nya adalah solusi agar kita tidak merasa lelah dan lengah.

Pagi hari saya mulai bangun tidur dan melaksanakan sahur seperti biasanya. Setelah bangun sahur saya pun keluar ke belakang rumah untuk melihat matahari yang indah, suasana sangat senang dan Teduh. Udara segar membuat saya nyaman untuk bertahan sejenak. Saya melihat langit yang cerah dengan biru merekah. Awan-awannya sangat indah. Kadang ada beberapa burung yang berterbangan. Ya Allah indahnya langit ciptaan-Mu

Setelah memandangi langit yang indah saya mulai menggosok baju adik saya dan mengantar adik saya ke sekolah. Kebetulan dia ujian dalam bulan Ramadan selama 2 minggu. Saya menikmati perjalanan dengan sedikit gerimis hujan. Perjalanannya lumayan menyenangkan. Sebenarnya sebelum mengantar adik saya sudah bersiap-siap untuk mengikuti TOEFL di kampus. Mama sayangnya karena suasana gerimis toko ditunda. Hal ini semua sangat menyebalkan tapi apa boleh buat. Harus tetap masang muka senyum dan mengantar sang adik.

Nah jam 11.00 saya kembali pergi ke sekolah untuk menjemput adik saya. Karena kesal tidak bisa ke lhokseumawe saya pun berinisiatif memutari Matangkuli. Saya pergi ke rumah Bu Ipit. Bu Ipit adalah salah satu guru favorit saya di sekolah SMA dulu. Jadi kalau Gabut akhirnya milih ke rumah beliau sekedar ngomong santai. Kebutuhan lewat rumah jalan penuh kenangan masa pesantren duluu. Pokoknya saya menikmati perjalanan yang menyenangkan ini.

**Ubur-ubur ikan lele waktunya masak le.... **
Setelah menjemput adik saya pulang saya mulai melaksanakan salat subuh eh salat zuhur. Setelahnya saya langsung membantu ibu saya memasak di belakang. Kali ini Ibu saya memasak kuah plik yaitu masakan khas Aceh. Ibu saya mulai membuat bahan-bahannya dari sayur diiris-iris kemudian bumbunya, saya juga ikut memarut kelapa, Ibu saya mau blender bahan-bahannya kemudian memeras santan ke dalam sayur yang sudah dipotong-potong kecil.

Ada satu lagi nih saya kelupaan basic-nya yaitu patarana kupas(pliek). Pria dicampurkan dengan air kemudian diblender halus. Selanjutnya dimasukkan ke dalam bumbu eh wajan yang sudah berisi dengan potongan sayur dan juga santan. Proses pemasakannya lumayan lama, Adapun jenis sayurnya ada melinjo terong daun melinjo kacang panjang buncis udang dan lain-lain sebagainya. Jika tangan Ibu saya yang memasak Jangan ragukan rasanya semua orang terkaget-kaget. Bisa buka warung hahaha. Tapi kok nggak turun ke anaknya ya😭

Nah Di sore hari saya mulai ngabuburit sebentar sambil mengambil kanji di masjid. Di tempat kami juga menyediakan kanji gratis untuk seluruh masyarakat desa, adik saya mulai membuat air Lengkong campur susu. Pokoknya urusan permasakan diserahkan kepada adik saya yang ketiga hahaha. Oh Adik sayang kedua Uun namanya😄 Aduh ngiler ya lihat susunya sama lengkongnya. Tapi yang kurang per buah-buahan Ibu saya lupa membeli Kayaknya emang udah jarang dibeli.

Baiklah tibalah saatnya kami berbuka puasa dengan santapan sederhana namun sangat sangat sangat sangat sangat enak. Mama terima kasih sudah memasak masakan yang luar biasa Untuk anak-anakmu Yang cantik-cantik dan ganteng ini hahaha. Kami sangat menikmati bukaan kami hari ini walaupun setelahnya kolesterol naik puncak tinggi😭😭😭kalo udah kenak melinjo jangan tanya kepala sesakit apa, sangat sakit ya Allahh. saya langsung minum obat dan segara beristirahat

Sampai di sini saja postingan saya sampai jumpa di postingan selanjutnya doakan semoga kita sehat walafiat dan menjalankan ibadah puasa dengan penuh rahmat berkah dan mendapatkan ampunan-Nya