Salat Subuh Berjamaah
Saya sering menonton film, membaca komentar di discord, hingga membaca postingan di blog: orang-orang luar negeri bangun pagi jam 08.00 AM.
Hari Masih Pagi dan Apa yang Kita Lakukan?
Aktivitas pasar Sambi (Jawa Timur) mulai menunjukkan aksinya pukul 3 pagi. Para pedagang sudah mulai membawa barang-barangnya ke lokasi pasar.
Mereka akan menjualnya di pasar petang. Sudah menjadi kesepakatan tidak tertulis bahwa menjual dan membeli antar pedagang dilakukan di pasar pada saat petang.
Beberapa pedagang membawa barang-barang miliknya dengan motor. Lengkap dengan dua keranjang yang ada di bagian belakang. Beberapa yang lain menggunakan mobil pickup agar barang yang dibawa semakin banyak. Sedangkan beberapa yang lainnya lagi menggunakan sepeda pancal.
Sedangkan saya. Hari ini bisa melihat keramaian aktivitas mereka. Karena saya sedang terjaga di pagi hari.
Pukul 4.00 pagi. Saya bersiap-siap melakukan perjalanan ke masjid. Kali ini saya akan salat subuh berjamaah. Setelah lama tidak melakukannya.
Rasa Syukur Sedalam-dalamnya
Saya bersyukur bisa salat subuh berjamaah lagi setelah tidak melakukannya berbulan-bulan. Saya yang memiliki keadaan sehat ini. Akhirnya bisa berkumpul bersama orang-orang untuk melakukan ritus agama yang memang harus dilakukan setiap hari.
Saya bisa menyentuh dinginnya air di pagi hari lagi di masjid. Segar, dan juga menenangkan pikiran. Apalagi ketika saya melakukan wudhu berkumur dengan air itu, memasukkan sedikit air ke dalam hidung, membasuh wajah, tangan, telinga, rambut, hingga kedua kaki saya.
Sensasi segar menjalar ke seluruh bagian tubuh saya dan membuat pikiran dan kulit terasa lebih tenang. Saya merasakan kenyamanan tersendiri saat dan setelah melakukannya.
Mungkin kamu juga melakukannya. Atau mungkin juga tidak. Saya tahu. Tidak semua yang membaca artikel di Steemit ini orang muslim.
Melakukan salat subuh berjamaah bagi banyak orang Indonesia bisa jadi adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Mayoritas masyarakatnya adalah Islam. Ya. Orang Islam melaksanakan salat. Bahkan tidak hanya subuh. Setiap hari.
Tapi saya juga ingat. Sesuatu yang dikabarkan berulang-ulang bisa menjadi "kebenaran". Dan kali ini saya mengangkat tulisan tentang salat subuh. Agar saya bisa mengulang narasi ini lagi ke hadapan banyak orang.
Saya bersyukur bisa menjalani salat subuh berjamaah pagi ini. Berjamaah, di masjid yang ada di sekitar pasar Sambi. Beberapa orang lainnya juga melakukan salat bersama saya.
Melakukan Salat Subuh Berjamaah
Sekitar pukul 04.00 AM. Imam salat sudah membaca surat alfatihah saat saya datang. Ternyata salat subuh sudah dimulai dan saya datang sedikit terlambat.
Suara imam terdengar cukup keras saat melafalkannya. Saya mendengarnya bahkan dari luar masjid.
Saya sedikit kecewa dengan kedatangan saya sendiri. Haha. Bahkan saya belum kencing dan berwudhu saat saya tahu sedang terlambat. Sedangkan kedua hal ini tidak bisa saya tinggalkan begitu saja agar bisa salat berjamaah.
Saya terlambat satu rakaat setelah melakukan dua "kewajiban" tadi. Tapi saya masih bisa melakukan salat subuh berjamaah. Apakah kamu tahu sebutan orang terlambat seperti saya? Orang yang berjamaah tapi tidak datang tepat waktu?
Jawabannya adalah: makmum masbuk!
Orang salat berjamaah dibedakan menjadi dua. Pertama adalah imam. Yaitu orang yang memimpin salat berjamaah yang gerakan-gerakannya akan diikuti oleh peserta lainnya. Paling sering seorang imam adalah laki-laki.
Tentu saja, letak imam berada di barisan paling depan. Agar gerakan demi gerakannya didengar oleh peserta salat lainnya. Lantas, salat berjamaah bisa berlangsung secara serempak sesuai dengan gerakan imam.
Sedangkan yang kedua adalah makmum. Yaitu orang yang peserta salat lainnya yang mengikuti gerakan imam dari awal hingga akhir. Makmum adalah pengikut. Tentu saja gerakannya tidak bisa me dahului gerakan imam. Apalagi letak salatnya berada lebih depan daripada imam.
Pembedaan antara letak posisi salat untuk makmum dibedakan menjadi dua. Yaitu lokasi untuk laki-laki. Lalu lokasi untuk perempuan. Keduanya tidak bisa dicampur aduk begitu saja.
Sedangkan karena kali ini saya menjadi makmum masbuk. Berarti saya harus menambah satu rakaat salat setelah imam dan orang lain menyelesaikan jamaah.
Saya baru bisa menyalami orang yang berada di samping saya setelah itu. Dan melantunkan beberapa doa dan rasa syukur karena masih bisa bahagia hingga saat ini.
Masjid Itu Tampak Cerah
Jalanan masih sepi dan bahkan pengemudi yang biasa berlalu lalang di jalan raya masih tidak terlihat. Awan-awan terlihat hitam begitu pula tembok-tembok bangunan dan pohon-pohon yang harusnya daunnya hijau. Semuanya masih hitam dan gelap.
Kecuali lampu-lampu yang menerangi beberapa sudut jalanan dan gedung-gedung. Dan juga tentu saja ruangan masjid tempat kami melangsungkan salat subuh berjamaah.
Ya! Masjid itu tampak sangat cerah.
Lampu-lampu terang menerangi berbagai sudut ruangan masjid. Cahaya berada di segala sisi. Juga, baju-baju cerah yang dikenakan orang-orang membuat masjid dan kegiatan salat subuh menjadi lebih indah.
Saya menandai: @kenny-crane, @apa07, @mimijee
Que bueno que todos los días puedas tomar el tiempo para realizar tus oraciones y asistir a la mezquita y participar de la oración del alba, comienzan el día muy temprano, pero siempre haciendo lo mas importante que es orar.
Benar. Salat subuh di masjid selalu menyenangkan dan penuh ketenangan. Biasanya saya hanya salat di rumah.
Sudah sangat lama saya tidak salat subuh di masjid.
Terima kasih telah memberikan komentar. Semoga hari anda menyenangkan.
❤️🍀
Curated By - @radjasalman
Curation Team - Team Newcomer
Thank you so much
Congratulations, your post has been upvoted by @dsc-r2cornell, which is the curating account for @R2cornell's Discord Community.
Thank you so much