You are viewing a single comment's thread from:

RE: Majalah dinding (MADING) sebagai upaya menumbuhkan gerakan literasi di sekolah

Tadi ketika kita membincangkan hal ini, sempat terpikir di benak saya, kenapa Pak Guru @fadthalib tidak menuliskan ke dalam artikel Steemit, tapi tidak sempat terlontarkan, dan ternyata saat itu hal itu sudah menjadi rencana yang sedang dieksekusi, dan inilah hasilnya.

Seperti yang tadi kita bicarakan, ini bukan sesuatu yang sepele, ini ibarat menabur benih ke tengah ladang, seiring waktu hujan dan panas yang menerpa ladang akan memberikan pengaruh tersendiri pada benih tersebut. Dan bukan hanya satu jenis benih yang tertabur, tapi ada beberapa.

Saya benar-benar sangat menyukai hal seperti ini, Pak Guru. Saya ingat kami memiliki ini dulu di sekolah. Benar kata Anda tahun 90an mading seperti sebuah aspek yang "wajib" di sekolahan. Minimal ke sanalah seseorang akan pergi untuk membaca pengumuman terbaru, selain tentu saja karya-karya siswa seperti puisi atau cerpen.

Membina mading juga tentunya bukan perkara yang remeh. Saya sedikit banyak bisa membayangkan aspek-aspek yang melingkupinya, salah satunya adalah penyiapan materi. Ini juga hal yang menantang: mengembangkan minat menulis di kalangan siswa dan menanamkan kepercayaan diri di dalam kepribadian mereka. Saya percaya Pak Guru pasti sudah memiliki rencana strategi awal, dan pasti akan berkembang seiring waktu.

Ketika kedua hal itu tersedia, tentu kerja selanjutnya adalah penetapan tema karena saya pikir selayaknya ada suatu tema untuk setiap edisi mading baik itu yang dikelola secara mingguan atau dwi-mingguan. Selanjutnya tentu saja penyuntingan untuk memastikan sebuah karya sudah memenuhi syarat minimal kelayakan untuk diterbitkan.

Menurut saya itu kerja yang kompleks. Karena itu seperti saya sudah beberapa kali katakan, saya sangat menghargai apa yang Pak Guru lakukan ini. Meskipun mungkin pikiran saya yang terlalu kompleks, tetapi sekali lagi saya menghargai inisiatif ini sebagai langkah awal yang brillian (kalau saya boleh menggunakan kata tersebut).

Sort:  
 last month 

Saya sudah mengusulkan kepada pihak sekolah agar menjadikan mading ini menjadi salah satu kegiatan yang bisa di support, baik dari segi sarana maupun anggaran. Kami bergerak dengan modal pelatihan via zoom tanpa ada bimbingan dasar tentang kaidah jurnalistik. Tapi saya bersyukur pihak sekolah dan dinas pendidikan Provinsi sangat mendukung kegiatan literasi.

Kebetulan kepala dinas pendidikan provinsi baru saja di ganti. Gebrakan baru beliau dengan mewajibkan kegiatan literasi informasi dan literasi numerik menjadi bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Jadi program mading saya ibarat gayung bersambut sehingga perlahan tapi pasti mading digital saya akan menjadi pioner bagi literasi digital di Lhokseumawe khususnya.

Untuk langkah awal, kami akan menerbitkan mading edisi bulanan. Adapun tema yang akan diangkat menyesuaikan dengan momen apa saja yang ada di kalender setiap bulannya serta kombinasi dengan momen kegiatan sekolah. Kami memiliki 3 mading besar yang bisa diisi berbagai macam jenis tulisan.

Untuk kedepan saya mengusulkan ke sekolah untuk membuat pelatihan jurnalistik tingkat dasar sehingga semua elemen yang anda katakan bisa kami peroleh. Saya ingin para siswa mampu untuk memproduksi konten, mulai dari ide sampai naik cetak. Semua tahapan itu harus ada bimbingan dari para praktisi jika kita menginginkan hasil yang sesuai standar.

Saya sudah membayangkan tantangan yang besar, salah satunya adalah sudah berubahnya jam pulang sekolah tidak lagi pukul 14.00, sekarang sudah menjadi pukuk 15.00 sehingga waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler semakin sempit. Belum lagi kendala "bad mood" para siswa yang sering naik turun. Sehingga saya pasang target untuk edisi mading bulanan, mengantisipasi segala macam kendala.

Harapan saya, semoga ada para siswa yang memiliki kemampuan menggambar, menulis dan mendesain. Saya sedang mengkhayal betapa serunya salah satu dari mading kami berisikan komik, cerita pendek, cerita bersambung, karikatur. Apalagi karikatur yang sudah sangat langka. Semoga akan lahir "gam cantoi" atau "sigumarapus" versi gen Z.

... sehingga perlahan tapi pasti mading digital saya akan menjadi pioner bagi literasi digital di Lhokseumawe khususnya.

Wah semoga demikian, sehingga apa yang Pak Guru awali ini menjadi virus kreatifitas yang berjangkit. PErtanyaan saya: apakah mading digital itu akan terbit secara berkala?

Saya rasa edisi bulanan adalah keputusan yang lebih bisa dipertanggung-jawabkan sebagai permulaan. Rentang waktu yang lumayan panjang bisa dimanfaatkan dengan maksimal.

Paparan Pak GUru @fadthalib ini menjelaskan kepada setiap pembaca bagaimana sudah terorganisirnya pemikiran Pak Guru terkait hal yang sudah dimulai ini. Saya yakin seiring berjalannya waktu, berkembang pula kepiawaian kita.

Khayalan Pak Guru pada paragraf akhir itu lagi-lagi membuat saya berdecak dan seakan mengajak khayalan saya untuk sejenak berkelana ke masa lalu yang indah itu. Saya pernah memiliki klipping Gam Cantoi, tapi ketika saya pindah itu termasuk hal yang tidak terselamatkan, dan saya sempat bersedih untuk beberapa waktu.

Koran masa lalu memiliki komik stripnya masing-masing. Selain Gam Cantoi dan Sigumarapus, ada Jon Taremol, dan sebagainya. Itu karya seniman lokal. Di edisi Minggu Waspada dulu sempat ada komik strip serial pahlawan bertopeng Elang Sakti. Saya selalu menunggu edisi Minggu Waspada dan selalu menunggu Bapak membawanya setiap hari Minggu. Selain itu ada juga koran-koran yang memuat komik strip karya senima luar negeri seperti serial Tarzan karya Edgar Rice Burroughs.

AH, jadi mengenang masa lalu.
Haha.

 last month 

Apakah mading digital akan terbit secara berkala?, itu yang jadi pertanyaan saya juga. Seharusnya bisa jika sekolah punya website. Masalahnya website kami pun sepertinya sudah lama tidak dikunjungi, mungkin "ka meujeulabah", hahaha. Saya lagi mencari solusi untuk itu, sambil menunggu website sekolah kembali menyala.

Apa yang terekam dengan jelas dimasa lalu biasanya akan mengulang kembali dengan format yang baru tapi esensinya tetap sama. Saya dulu penggemar berat asmaraman s kho ping ho, semua series saya baca. Mungkin selera yang aneh pada masa itu karena kebanyakan kawan saya senangnya novel nick carter dan kalo sudah lebih senior biasanya anny arrow, 🤣🤣🤣

Seharusnya bisa jika sekolah punya website.

Tadinya saya pikir itu di IDN bisa bikin akun juga seperti di beberapa portal berita.

Tentang website: mengelola website malah lebih kompleks lagi masalahnya. Tapi saya bisa sarankan kegiatan pengembangan diri terkait hal itu dengan menugaskan siswa memiliki blog, terserah mereka mau di platform apa, bisa juga di Steemit. Itu bisa dijadikan sebagai salah satu hal yang bisa menambah nilai dalam laporan mereka. Bisa juga melalui blogger.com atau wordpress.com, dan sebagainya.

Saya pikir, dari 3 contoh blogging platform yang saya berikan, Steemit adalah yang paling mudah, namun ini hanya mengasah kemampuan berpikir dan kreatifitas terkait penulisan dan skill yang menyertainya. DI Blogger dan Wordpress mereka bisa mempelajari -walaupun hanya lapisan luar- tentang karakter website.

Nick Carter kalau ngga salah itu karakternya mirip James Bond, ya. Agen rahasia yang gila wanita. Kalau Tante Anny ga usah ditanyakan lagi, idola kita, mahaguru.

 last month 

Sebelum terbentuknya tim mading, tiga diantaranya sudah saya daftarkan ke steemit. Masalahnya mereka belum konsisten menghasilkan konten. Saya masih kesulitan memberikan motivasi atau petuah lain agar mereka bisa rajin menulis. Menjadikan menulis sebagai gaya hidup memang butuh proses.

Terkait dua platform lainnya akan saya pelajari, Terima kasih atas sarannya 🙏.

Ya, tidak semua orang bisa menikmati kegiatan menulis. Banyak penghambat (bagi yang ngga mau), internal maupun eksternal. Bagi yang mau, justru akan menemukan banyak kesempatan.

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 59452.12
ETH 2603.11
USDT 1.00
SBD 2.39