Pelajaran Berharga: Sepiring Nasi Dari Tetangga

in Motivation Story4 years ago

Pelajaran Berharga: Sepiring Nasi Dari Tetangga

Sore itu aku bertengkar dengan ibu. Aku sangat marah. Ibu tidak memberikanku uang untuk membeli kartu internet. Ibu tidak memberikannya. Dia selalu bilang “belajar yang rajin, mau jadi apa kamu waktu besar nanti kalau internetan terus”. Aku keluar rumah meninggalkan ibu. Azan magrib berkumandang. Aku berhenti di mushalla kota dan shalat magrib disana. Aku masih duduk di tangga mesjid. Tatapanku hampa tidak tahu mau kemana. Yang pastinya tidak ada rencana untuk pulang ke rumah. Tiba-tiba perutku mengeluarkan suara. Aku lapar. Biasanya setelah shalat magrib aku makan dengan keluarga kecilku. Aku meninggalkan musalla dan berjalan tanpa arah dan tujuan. Aku semkain lapar ketika menghirup aroma bakso yang berhembus mengikuti irama angin. Aku meraba ke kantong belakang. Dan tidak ada dompet. Aku panik dan ingin sekali memakan bakso tersebut.
Aku hanya melewati gerobak itu dengan tatapan kosong. Aku tidak sanggup berjalan lagi dan duduk di atas tembok rumah tetangga. Aku ingin pulang. Namun amarahku menghalangi jalan pulang. Tidak lama kemudian pemilik rumah keluar. Aku duduk disini hampir satu jam lamanya. Aku peluk perut erat-erat. Tiba-tiba pemilik rumah keluar dan mengajakku masuk. Nak jol, kenapa diluar? Nungguin zein ya? Bukan bu, jawabku singkat. Masuk dulu ke rumah. Ada zein, dia baru saja pulang dari banda Aceh. Aku mengiakannya.
Aku masuk ke rumah. Tidak lama kemudian bu Fatimah membawakanku hidangan. Ia mempersilahkanku makan. Beberapa saat kemudian air mataku berlinang dan mengalir begitu deras. Ibu Fatimah heran dan menanyakan kenapa, beliau bingung. Apa ada yang salah dengan jamuan ibu nak. Tanya beliau. Aku tidak bisa menjawab dan terisak-isak semakin keras. Ibu Fatimah semakin bingung. Lalu aku menguatkan hati dan berkata: "Aku terharu buk. Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku nasi. Tetapi ibuku sendiri tidak demikian, setelah bertengkar denganku, aku keluar dan dia mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah". Aku kembali terisak dan mengatakan “Kamu adalah seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri”
Ibu Fatimah menarik nafas dalam-dalam setelah mendengarkan perkataanku. “Kenapa tersesit fikiran seperti itu terhadap ibumu nak? Beliau melanjutkan, Coba kamu merenung sejenak. Ibu hanya memberikanmu sepring nasi. Dan kamu begitu terharu dan bahagia. Ibumu telah memberikanmu makanan sejak kamu masih janin di dalam perut ibumu. Sudahkan kamu berterimakasih kepadanya sekali saja? Sebenci apapun dia kepadamu, dia tetap memberikanmu makan. Kalau memang benar ibumu jahat, Aku tidak akan bisa melihatmu sebesar ini hari ini. Aku terhenyak mendengar perkataan ibu Fatimah. Kenapa aku tidak pernah berfikir seperti itu? Tanyaku pada diri sendiri. Mataku semakin berkaca-kaca. Kali ini aku bukan terharu dengan sepiring nasi pemberian tetangga. Tetapi kepada ibu. Ibu yang telah berjuang mati-matian membesarkanku. Aku menyesali perbuatanku. Aku ingin memeluk ibu dan berterima kasih kepadanya. Aku menghabiskan makan malam dengan cepat. Aku cium tangan ibu Fatimah yang telah mengajarkanku arti hidup. Dan meminta izin pulang setelah berterima kasih.

2.jpg

Aku berjalan dengan langkah gugup dan tergopoh-gopoh. Aku terus memikirkan apa perkataan pertama yang haru aku ucapkan ketika menemui ibu. Aku semakin deg degan ketika pagar rumah semakin kelihatan. Begitu sampai di ambang pintu rumah, aku melihat ibu dengan wajah letih dan cemas. Aku menghampiri ibu, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum tidur. Pada saat itu, Aku tidak bisa menahan haru dan memeluk ibu dengan kuat. Aku menangis dalam pelukannya. Begitupun dengan ibuku.

Hikmah yang terkandung di dalam cerita diatas adalah hargailah ketika masih ada. Kamu akan merasakan kasih sayangnya setelah dia bertemu dengan tuhannya.

Sumber Semua Gambar dari Pixabay

Terima kasih kepada sahabat kita @steemadi yang telah menyediakan komunitas Motivation Story. @muzack1 dan @firyfaiz yang bahu-membahu mengembangkan komunitas ini.
Special thanks to @steemcurator01 @steemcurator02 @booming01 @booming02 @booming03 @booming04

Penulis adalah seorang pemuda pecinta sastra yang pernah bercita-cita ingin menjadi seorang motivator. Sosok yang menjadi idolanya adalah Rasulullah SAW. Selain berprofesi sebagai guru Agama di MIN 31 Aceh Utara, Penulis juga bekerja sebagai freelancer. Penulis sudah bergabung di Steemit sejak 2017. Namun sempat meninggalkan panggung selam 3 tahun karena satu dan lain hal. sampai dengan hari ini penulis baru aktif di tiga komunitas, Steem SEA, Steemit Crypto Academy dan Steem School. Dan Pada Malam ini melalui postingan ini saya bergabung dengan komunitas motivation story
Sort:  

motivasi yang bagus, membaca tulisannmu aku teringat akan sosok almarhum mamakku, yang selalu kupanjatkan doa dalam hati dan ingatanku. sukses selalu untukmu @zulkarnain , jagalah beliau selagi masih bisa kamu peluk. terima kasih.

Terimakasih sahabat
Saya akan berbakti kepadanya

sama sama kawan, salam kenal dari saya @zulkarnain

Salam kenal kembali
Saya jol dari Aceh Utara

saya domisili bener meriah,

Waaah
Jauh ya

kalau ada kemari, singgah untuk silaturahmi.
saya juga akan mencoba untuk mengikuti postingan di komunitas ini, saya akan mengatur waktu nantinya. mohon dukungannya ya @zulkarnain

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63725.17
ETH 2619.74
USDT 1.00
SBD 2.82