Syukur, Kerap Terabaikan

in Motivation Story3 years ago (edited)

morning-2243465_1280.webp
sumber

Hallo sahabat Steemian semuanya..

Saya doakan anda semua dalam keadaan baik-baik saja. Selalu diberikan kesehatan, kemudahan dan keberkahan rejeki oleh Allah SWT.

Setelah seminggu saya tidak aktif membuat postingan di Steemit dikarenakan kesibukan saya di dunia nyata. Kali ini saya mulai kembali menulis postingan.

Jika sebelumnya teman-teman mungkin melihat saya membagikan konten macrophotography, tapi kali ini saya ingin menulis hal yang bersifat motivasi. Semoga ini bisa menjadi dorongan dan renungan bagi saya pribadi, selebihnya barangkali bisa bermanfaat untuk teman-teman Steemian lainnya.


Kehidupan terus berjalan, waktu yang terkesan kejam untuk kita. Bagaimana tidak, mata yang baru saja terbuka tandanya pagi hari sudah tiba. Akan tetapi sesaat setelah kita melakukan aktifitas matahari seakan mulai mengencangkan sinarannya.

Ya, hari mulai siang. Badan yang sudah mulai terasa lelah mengisyaratkan tubuh untuk melakukan istirahat sejenak dari aktifitas. Kita mulai menarik napas sedikit dalam dan melepaskannya dengan lepasan yang panjang sebagai tanda berakhirnya lelah kita.

Kita sudah melewati pagi hari, dan siang sedang menunggu petang tiba. Sebagian dari kita memanfaatkan momen ini untuk beristirahat, sebagian lainnya melanjutkan aktifitas pekerjaannya. Ada yang memilih bersantai sembari menyeruput segelas kopi atau sambil bermain game online di smartphone masing-masing.

Sekarang petang tiba, orang-orang mulai memenuhi jalan-jalan, aktifitas kendaraan roda dua dan empat mulai wara wiri mengisi kekosongan jalan menandakan sudah tibanya waktu beristirahat dari segala aktifitas duniawi. Dan hari yang mulai gelap, kebisingan pun perlahan berubah menjadi sunyi. Suara jangkrik mulai terdengar di mana-mana. Sekarang kita memasuki malam hari, yang hakikatnya adalah sebaik-baik waktu untuk mengecas kembali tubuh kita dari segala bentuk kelelahan otot dan otak.

Badan yang seharian lelah, mata yang sudah semakin sipit, lalu kita bergegas untuk segera merebahkan tubuh kita di kasur sampai terlelap dan terbangun oleh suara kokok ayam dan mentari mulai menampakkan diri. Pagi hari kembali datang, siang, petang dan malam hari, begitu seterusnya.

Lantas pernahkah terpikir di benak kita untuk apa kita hidup jika hanya untuk menghabiskan waktu pagi untuk menunggu siang, siang menunggu sore, dan sore menunggu malam hari datang?
Bukankah kita diciptakan Tuhan sebagai makhluk untuk melakukan penyembahan pada-Nya?

Kita kerap melupakan semua itu, kita lebih sibuk memikirkan urusan pekerjaan kita. Kita terus melangkah tanpa menghiraukan semua kewajiban kita dengan dalih yang berbagai macam.

Kegalauan demi kegalauan terus menghampiri kita, seakan hal itu sudah melekat di diri kita. Kita terlepas dari suatu perkara kemudian masalah baru pun tiba. Sampai mungkin kita merasakan sebuah keheranan, dan terkadang terucap, "Oh Tuhan.. kenapa begitu malang nasibku?"

Tanpa kita sadari ternyata deretan masalah yang kita alami tersebut adalah sebagai bentuk kegagalan kita memaknai kehidupan. Ya, sejatinya sebagai manusia yang beriman kita selalu diwajibkan untuk bersyukur dengan segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan.

Hal inilah yang oleh sebagian orang keliru dalam memaknai atau mengaplikasikannya. Benar saja, karena syukur tidak mengenal waktu dan tempat. Karena syukur bisa menjadi tolak ukur akan kesuksesan seseorang dalam segala aspek kehidupan.

Sebut saja dalam hal pekerjaan, seseorang akan bisa bekerja secara maksimal bila dia mempunyai kondisi tubuh yang prima. Tidak sedang sakit atau cedera. Nah, di sini kita bisa menyimpulkan jika sudah sepatutnya manusia harus selalu bersyukur akan nikmat sehat yang telah diberikan.

Akan tetapi marilah kita renung sejenak, apakah kita telah bersyukur hari ini? Atau pernahkah kita meninggalkan kewajiban kita hanya untuk mengejar urusan pekerjaan, bahkan kita memanfaatkan waktu malam hari yang hakikatnya sebagai waktu untuk beristirahat akan tetapi kita isi dengan waktu bekerja.

Di sini menunjukkan bagaimana kita telah di kuasai oleh nafsu akibat minimnya syukur kita atas nikmat sehat, nikmat rezeki dan nikmat lainnya yang tak terhingga pemberian sang pencipta.

Marilah kita membuka mata, marilah kita merenung dan bertanya pada diri kita sendiri. Bagaimana jika suatu hari kita jatuh sakit dan tidak lagi kuat untuk bekerja, kita tidak lagi kuat walau hanya untuk kumpul bersama teman-teman di sebuah caffe. Saat itu, penyesalan akan datang. Wajah yang dulu dipenuhi dengan senyuman, tubuh yang sebelumnya berdiri dengan gagah, kini senyuman mulai berganti dengan raut wajah yang lesu, murung dan gelisah. Seandainya kita telah berada di posisi tersebut, apa yang akan kita lakukan?

Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan nikmat sehat, selagi tubuh masih prima, selagi mata masih jelas memandang, ayo giat dan tingkatkan syukur kita. Jika kita punya kelebihan dari segi materi, mari berbagi sebagian untuk saudara kita yang membutuhkan. Pun kita tidak perlu berkecil hati bila seandainya kita bukan orang kaya, mari kita sumbangkan pikiran dan tenaga kita untuk membantu dan membangun suatu hal yang positif, apapun itu!

Sekian..

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 64197.36
ETH 3181.98
USDT 1.00
SBD 2.49